"Don't try to take my life again by making her go away from me."
-
-
-
-
-
🍁🍁🍁🍁
Dua minggu sudah Bae Irene terbaring lemah di ruangan rawat inapnya. Gadis itu tampaknya masih begitu nyaman dengan mimpi yang dia miliki. Sementara Byun BaekHyun, laki laki itu masih sama. Tidak ada yang berubah. Seluruh pekerjaannya di Seoul dia tinggalkan dan lebih memilih untuk menemani Irene di Busan.
Dua minggu sudah berlalu, dan setiap detiknya terasa seperti siksaan untuk BaekHyun. Laki laki itu tidak pernah lelah memandangi wajah pucat milik Irene yang menurutnya masih tetap cantik. BaekHyun tidak pernah bosan untuk menggenggam tangan yang dulunya hangat dan sekarang berangsur angsur mulai mendingin. Laki laki itu terus ada di samping Bae Irene. Menemani gadis itu agar tidak sampai kesepian. BaekHyun ada disana untuk terus membisikkannya kata kata yang ia yakini bisa membuat Irene kembali bangun.
Ya. Tidak peduli seberapa banyak orang yang menyarankan agar melepas alat bantu nafas milik Irene, membiarkan Irene untuk pergi dengan tenang, tidak peduli seberapa banyak orang mengatakan hal tersebut, BaekHyun tidak akan pernah membiarkan hal itu. Karena yang dia percayai hanya satu. Bae Irene pasti akan kembali bangun.
"Kau sudah makan?"
BaekHyun menolehkan kepalanya begitu mendengar seseorang bertanya padanya.
Itu adalah Tuan Bae. Pria tua itu adalah satu satunya teman yang akan menemaninya menjaga Bae Irene.
"Sudah."
"Ck! Jangan bohong. Aku tau kau belum makan. Sudah sana cepat makan. Biar aku yang menjaganya."
"Tidak mau. Nanti anda malah membunuhnya." Jawab BaekHyun.
Ingatan BaekHyun ditarik pada saat dimana Tuan Bae memutuskan untuk menandatangani surat persetujuan agar alat bantu pernafasan milik Bae Irene dilepas. Tiga hari yang lalu tepat kejadiannya. Dan BaekHyun sangat marah ketika mengetahui hal tersebut.
"Tidak akan. Aku akan menjaganya dengan baik. Sudah sana makan dulu!" Usir Tuan Bae sembari mendorong tubuh BaekHyun agar keluar dari ruangan ini.
BaekHyun hanya diam di ambang pintu. Laki laki itu menatap Tuan Bae yang saat ini juga tengah menatapnya. BaekHyun tidak berbohong bahwasannya dia masih marah karena keputusan sepihak yang diambil oleh Pria tua di hadapannya ini. Sungguh. Ingin rasanya BaekHyun membotakkan rambut beliau hingga botak sebotak botaknya.
"Tuan...." Panggil BaekHyun setelah sekian lama dia hanya diam.
"Hmmm....." Jawab Tuan Bae dengan enggan.
"Seburuk apapun kondisinya, Ku mohon jangan pernah setuju untuk melepas alat bantu pernafasannya. Bae Irene pasti akan kembali. Dia akan kembali lagi pada kita. Itu yang ku yakini."
Tuan Bae hanya diam. Beliau memandang BaekHyun dengan tatapan yang sulit dimengerti.
"Jika apa yang kau yakini itu salah, apa yang akan kau berikan pada ku sebagai bayarannya?"
"Jika aku salah, jika Bae Irene tidak kembali dan dia memilih untuk pergi. Maka saat itu juga kau boleh membunuh ku. Kau boleh membunuh ku Tuan. Dan setelah itu aku akan ikut pergi bersamanya." Jawab BaekHyun dengan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
fiancé [✓]
FanficSiapa yang tidak kenal Byun BaekHyun? CEO perusahaan progamming game terbaik nomor 2 di Korea. Tampan, kaya, dan berotak encer membuatnya menjadi incaran para orang tua yang ada disana. Tak sedikit yang menjulukinya sebagai 'menantu idaman Korea'. ...