page 05 of 2.0 | Memory loss

107 24 0
                                    

"Lepaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lepaskan." Ucap gadis itu dengan begitu dingin.

BaekHyun bergeming. Dia tetap pada keadaannya yang memeluk erat tubuh Bae Irene. Telinganya seakan tuli dengan banyaknya suara di sekitarnya. Dia membiarkan dirinya jatuh dan bertumpu pada gadis itu.

"Kau tuli? Ku bilang lepaskan aku!" Teriak Irene yang akhirnya berhasil membuat BaekHyun perlahan lahan melepaskan rengkuhannya.

"Rene?" Tanya BaekHyun tidak percaya begitu dia di hadapan Bae Irene.

"Ada apa dengan mu? Kau masih marah pada ku tentang kejadian lima tahun yang lalu?"

Irene hanya diam. Kedua tangannya mengepal erat di atas pangkuannya. Dia tidak faham dengan apa yang BaekHyun bicarakan. Kenapa dia marah pada BaekHyun? Ada apa dengan lima tahun yang lalu?

"Rene, aku faham kau marah pada ku. Tapi-"

"Berhenti bicara omong kosong! Aku tidak mengerti kemana arah pembicaraan mu!" Sentak Irene yang langsung membuat BaekHyun terdiam.

Laki laki itu berkacak pinggang. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tidak ada yang tau bahwa saat ini BaekHyun tengah mati matian menahan air matanya. Lalu sepersekian detik kemudian, laki laki itu bersimpuh di hadapan Bae Irene dengan mata yang berkaca-kaca. Dia ulurkan tangannya pada pipi gadis itu. Diusapnya dengan lembut penuh perasaan.

"Bae Irene.... Bagaimana kabar mu, hm? Maaf karena aku terlambat datang. Maaf karena aku tidak becus dalam mencari mu. Maaf karena untuk sekedar bertemu seperti ini saja kita butuh waktu lima tahun. Maaf Rene... Aku yang salah... Maaf...."

Setetes demi setetes air mata berjatuhan. Keduanya sama sama menangis. BaekHyun benar benar bersyukur karena di kota seribu satu cahaya ini Tuhan akhirnya mempertemukannya dengan Bae Irene. BaekHyun bahagia. Sangat bahagia. Namun tampaknya, dia akan sedikit diuji lagi oleh Tuhan.

"Byun BaekHyun...." Panggil Bae Irene.

"Apa?"

"Mana istri dan anak mu?"

Pertanyaan Irene lagi lagi membuatnya menghela nafas. Apa apaan istri dan anak. BaekHyun bahkan belum menikah.

"Aku tidak mengerti maksud pertanyaan mu, Rene."

"Ayolah Tuan Byun! Ayah bilang kau orang yang pandai. Jadi mana mungkin kau menunggu gadis cacat seperti ku selama lima tahun, kan? Kau pasti sudah menikah kan, Byun BaekHyun-ssi?"

BaekHyun menatap Bae Irene dengan teduh. Dia menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Aku belum menikah, Rene. Sosok anak dan Istri yang kau bicarakan itu tidak ada. Bagaimana mungkin aku menikahi gadis lain jika hati ku saja masih kau genggam?"

Irene menatap BaekHyun dengan netranya yang berkaca. Byun BaekHyun terlalu baik untuknya. Bagaimana mungkin ada seorang laki laki yang rela menunggu tanpa kepastian selama lima tahun?

fiancé [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang