Jika bisa memilih, Irene mungkin akan memilih untuk tetap berada di Cordoba sampai akhir hidupnya. Jika bisa memilih, Irene mungkin akan memilih untuk menghabiskan sisa waktunya bersama orang orang yang dia cintai. Namun disisi lain, gadis itu tidak sampai hati untuk melihat orang orang yang dia cintai hancur ketika dirinya pergi nanti.Jadi dia rasa, inilah keputusan yang terbaik. Pergi dan menjauh dari orang orang yang dia cintai dengan alasan berobat.
Perjalanan yang dia tempuh menuju bandara cukup padat. Ya, hari ini adalah hari dimana Irene akan terbang ke Amerika. Tuan Bae tampak duduk di depan bersama supir taxi. Sedangkan Irene duduk sendirian di bagian belakang.
Gadis itu terdiam memperhatikan suasana sekitar. Cordoba dan segala hal di dalamnya akan selalu melekat dengan jelas di ingatan milik Irene. Kota ini begitu indah. Orang bilang, Cordoba jauh dari kata macet. Namun, entah kenapa pagi ini lalu lintas padat merayap.
"Sepertinya ada kecelakaan di depan sana." Ujar sopir taxi pada Tuan Bae dan Irene yang sedang kebingungan.
"Benarkah?!" Itu adalah satu satunya respon yang mampu keluar dari mulut Tuan Bae.
Si supir taxi itu pun langsung keluar dari mobil kemudian berlari membelah kerumunan. Dan benar saja. Ada sebuah kecelakaan yang melibatkan sebuah mobil dengan seorang gadis pecinta seni. Bagaimana bisa tau kalau gadis itu pecinta seni? Ya, karena gadis itu membawa kanvas lengkap dengan kuas dan pallete miliknya.
Gadis yang malang. Dia tampak masih begitu muda dan cantik. Kenapa Tuhan memberikannya jalan hidup yang seperti ini?
"Wah! Gila! Kakinya sepertinya patah."
"Darahnya banyak sekali."
"Dia pasti sudah mati."
Itulah yang dia dengar dari orang orang yang bergerombol disana. Lalu salah satu dari orang itu sengaja dia datangi dan dia tanya,
"Kau sudah panggil ambulance? Sudah tau siapa gadis ini? Sudah dapat identitasnya?"
"Dia warga negara Korea. Kalau tidak salah namanya Kwon Ji-eun."
Ya. Gadis itu Kwon Ji-eun. Tidak sengaja ditabrak oleh pengendara mabuk ketika dia hendak mengantarkan lukisannya pada seorang teman.
"Ku dengar dia adalah seorang anak pengusaha kaya di Korea." Ucap salah seorang yang ada disana.
Tidak lama setelah itu, ada ambulance dan mobil polisi yang mulai berdatangan. Tubuh Jieun yang tidak berdaya itu diangkat untuk segera dibawa ke rumah sakit. Si supir taksi itu masih saja terdiam. Kemudian dia ingat sesuatu.
"Bodoh! Kau kan sedang mengantar seseorang!"
Lalu setelah itu, dia pun berlari kembali ke mobilnya. Dalam hati dia benar benar berharap bahwa pelanggannya kali ini tidak akan marah karena hampir sepuluh menit dibiarkan menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
fiancé [✓]
FanfictionSiapa yang tidak kenal Byun BaekHyun? CEO perusahaan progamming game terbaik nomor 2 di Korea. Tampan, kaya, dan berotak encer membuatnya menjadi incaran para orang tua yang ada disana. Tak sedikit yang menjulukinya sebagai 'menantu idaman Korea'. ...