Part 26| is this the end?

202 30 5
                                    

"So God, is this the answer to the end of life in question?"

-

-

-

-

🍁🍁🍁🍁

Udara malam di Kota Busan selalu berhasil membuat Bae Irene mengingat tentang malam malam yang telah dia habiskan bersama sang adik. Lee Haechan, sungguh sampai saat ini Irene masih berusaha untuk ikhlas. Tentu saja. Kakak mana yang tidak merasa kehilangan saat adiknya meninggal? Sekalipun mereka bukan saudara kandung. Tapi Irene bersumpah bahwa Haechan lebih dari apapun di dunia ini.

Tujuh hari. Saat ini adalah tepat tujuh hari dimana Haechan pergi meninggalkan dunia yang menyakitkan ini. Kadang, Irene bertanya tanya. Apa adiknya itu sudah bahagia sekarang? Apa Haechan bahagia karena bocah itu sudah bertemu dengan kakak kandungnya di surga?

Kalau memang benar begitu, Irene akan sangat bersyukur. Sekalipun dia terluka. Sekalipun dia masih menganggap bahwa ini semua mimpi. Tapi demi Haechan, kalau Adiknya itu bahagia, Irene bisa menjamin bahwa dia akan baik baik saja. Namun nyatanya, tidak.

Dua hari hari yang lalu gadis itu dilarikan ke rumah sakit karena infeksi lambung yang cukup parah. Irene memang telat makan akhir akhir ini. Perutnya akan dia biarkan kosong sepanjang hari. Dia hanya akan makan saat dia ingat dan dia mau. Jika tidak, maka gadis itu tidak akan membiarkan satu pun makanan masuk ke lambungnya.

Dan akibatnya seperti ini. Gadis itu berdiri di balkon rumah sakit dengan piama khas orang sakit serta tiang infus yang berdiri tegak di sampingnya. Irene memandang luasnya langit malam di atas sana. Ada banyak sekali taburan bintang. Irene tersenyum. Apa diantara bintang bintang itu ada adiknya?

"Haechan-aa..... Noona sakit. Lihat! Aku diinfus." Ucapnya dengan menunjukkan tangannya yang sedang diinfus.

"Hanya infeksi lambung biasa. Jangan marah ya... Aku janji akan menjaga diriku dengan baik lain kali. Aku-"

'cklek'

Gadis itu menghentikan ucapannya. Suara pintu yang dia yakini dalangnya adalah laki laki brengsek bernama Byun BaekHyun. Ya, dan sialnya menantu idaman Korea itu adalah satu satunya yang menemani Irene selama dia sakit disini.

"Kau bicara dengan siapa?" Tanya BaekHyun.

Irene tidak menjawab. Hatinya masih sangat sakit mengingat setiap penghianatan yang dilakukan BaekHyun padanya.

Sedangkan BaekHyun, laki laki itu lebih memilih untuk diam dan mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang ada di belakang Irene.

"Aku baru saja pulang dari persidangan. Hakim memutuskan bahwa Nara resmi bersalah." Ungkapnya yang sama sekali tidak mendapatkan respon apapun dari Irene. Tapi BaekHyun tidak ingin menyerah. Dia akan terus berusaha agar Irene mau berbicara lagi dengannya.

"Kau tau Hyunseo?"

"Hyunseo?"

BaekHyun tersenyum tipis mendengar Irene mulai tertarik dengan pembicaraan ini.

"Iya. Hyunseo. Kau kenal?"

Gadis itu tampak berpikir sejenak. "Ku fikir dia adalah temannya Haechan. Kalau tidak salah, baru beberapa bulan yang lalu dia pindah ke Amerika karena akan ada orang yang mengadopsinya."

"Benar. Dan tadi, dia datang dengan membawa banyak bukti ke persidangan."

"Bukti?"

"Iya. Video, foto, maupun rekaman suara, semua ada padanya."

fiancé [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang