"Her entire trust was shattered in a split second by the deadly footage. Should have been from the start, she didn't need to walk this far."
-
-
-
-
-
🍁🍁🍁🍁
Matahari pagi di Queenstown memang yang terbaik di seluruh dunia ini. Terasa begitu hangat dan menenangkan hati. Irene tersenyum ketika wajahnya diterpa sinar yang hangat itu. Gadis tersebut tersenyum mengingat tentang kejadian semalam. BaekHyun, ah... Entah kenapa laki laki itu tampak lebih manis dari biasanya. Mereka bahkan tidur di tempat yang sama semalam. Hanya tidur. Tidak lebih. Irene berani bersumpah.
Gadis tersebut merentangkan kedua tangannya. Relaksasi pagi yang memuaskan. Dia menolehkan kepalanya ke arah kiri, tempat dimana BaekHyun tidur dengan keadaan memeluknya erat semalaman. Tidak ketinggalan senyum yang setia terpatri dalam wajah gadis itu. Namun yang terjadi adalah Irene mengernyit heran ketika tidak menemukan BaekHyun di sisinya.
Tunggu, kemana laki laki aneh ini pergi?
Dengan ragu, Irene beranjak dari tidurnya. Gadis itu mengecek setiap tempat yang ada disini. Mulai dari kamar mandi hingga balkon, tapi... BaekHyun tetap tidak ada disana.
"BaekHyun-aa..." Panggilnya yang entah sudah keberapa kali. Dan tetap tidak ada jawaban.
Irene mengerutkan keningnya. Apa BaekHyun sedang menyiapkan kejutan untuknya? Ah tidak. Jangan berfikiran seperti itu.
Menepis pemikirannya sendiri, Irene kemudian berjalan mendekati meja rias dan di sanalah dia menemukan jawabannya. Secarik kertas dengan tulisan tangan yang begitu dia kenal. Isinya adalah,
"Aku pulang lebih dulu ke Seoul. Ada sesuatu yang mendesak. Aku tidak mau membangunkan mu karena takut menganggu. Jadi, sampai jumpa kembali di Seoul, Bae Irene. Aku mencintai mu💖"- BaekHyun yang tampan.
Sejenak, Irene tersenyum. Namun sepersekian detik selanjutnya, Dia mendapati hatinya begitu sakit. Sesuatu yang mendesak? Apa itu tentang pekerjaan? Tapi, bukankah BaekHyun bilang jika seminggu ke depan dia akan bebas dari segala urusan kantor? Lantas, apa hal yang mendesak itu tentang kekasihnya?
Ah iya. Irene lupa jika BaekHyun bukanlah pria lajang yang sengaja dijodohkan dengannya. Laki laki itu sudah memiliki kekasih jauh sebelum BaekHyun bertemu dengan Irene. Dan Irene juga seharusnya sadar bahwa sejak awal pun, mereka tidak pernah ditakdirkan untuk bersama.
Gadis itu meremas kertas yang dibuat BaekHyun dengan kuat. Setelah itu, dengan sengaja Irene membuangnya jauh jauh. Seakan memiliki arti bahwa hari ini dia juga akan membuang segala rasa yang dia punya untuk Byun BaekHyun. Karena laki laki itu, bukan miliknya.
Disaat yang bersamaan, dia merutuki dirinya sendiri yang begitu bodoh karena kembali jatuh pada pesona milik Byun BaekHyun.
"Kau bodoh, Bae Irene. Kau bodoh!"
Bagaimana mungkin Irene bisa melupakan fakta bahwa dirinya disini hadir bukan sebagai peran utama melainkan sebuah figuran. Bahkan dia pantas disebut sebagai perempuan yang merebut milik orang lain. Dari awal, seharusnya Irene sadar bahwa sampai kapan pun, BaekHyun akan selalu mengutamakan kekasihnya. Sedangkan Irene, BaekHyun mungkin hanya akan datang saat laki laki itu bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
fiancé [✓]
FanfictionSiapa yang tidak kenal Byun BaekHyun? CEO perusahaan progamming game terbaik nomor 2 di Korea. Tampan, kaya, dan berotak encer membuatnya menjadi incaran para orang tua yang ada disana. Tak sedikit yang menjulukinya sebagai 'menantu idaman Korea'. ...