Part 10 of 2.0 | Falling apart

86 13 0
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

-

-

"Lepaskan alat pernafasan milik putri ku, Dokter Frans."

Itu adalah sebuah kalimat yang berhasil membuat Dokter Frans terkaget bukan main.

"Anda akan kehilangan putri anda jika saya melepaskan alat pernafasan itu."

Tuan Bae menggigit bibirnya sendiri. "Lalu bagaimana? Aku adalah seorang ayah yang selama ini memperjuangkan hidup putri ku secara mati matian! Aku memaksanya untuk tetap hidup tidak peduli berkali kali takdir mengharuskannya mati! Aku tidak ingin memaksanya lagi kali ini dokter ... Bebaskan putri ku... Bebaskan putri ku dari rasa sakitnya...."

Dokter Frans terdiam hingga akhirnya mengangguk. Tuan Bae benar. Bae Irene sudah cukup tersiksa atas rasa sakitnya selama ini. Jadi mungkin, ini adalah waktu yang tepat untuk membebaskannya dari segala rasa sakit itu.

"Baiklah. Saya akan melakukannya, Tuan."

Sedangkan disisi lain, Tuan Kwon terdiam di koridor rumah sakit. Kondisi Jieun semakin lama semakin memburuk. Dokter bilang bahwa putrinya harus segera mendapatkan donor paru sebelum esok hari. Jika tidak, maka Tuan Kwon harus rela kehilangan putrinya.

Berbicara tentang Ji-eun, dia adalah putri satu satunya. Tuan Kwon sangat menyayanginya sekalipun mereka sering terlibat pertengkaran. Jieun adalah putrinya. Jieun adalah seorang anak yang berhasil membuat dia dipanggil ayah. Jika ditanya seberapa penting Jieun di hidupnya, maka dengan lantang Tuan Kwon akan menjawab bahwa Ji-eun sangat penting. Kwon Ji-eun adalah segalanya.

"Minumlah... Segelas kopi mungkin bisa meringankan sedikit beban mu."

Tuan Kwon menolehkan kepalanya. Disisinya ada seorang pria tua yang tentu saja dia kenal siapa.

"Bukankah Anda adalah Tuan Bae?"

"Ya, anda benar."

"Wah... Sebuah kehormatan bagi saya untuk bisa bertemu dengan anda."

Tuan Bae hanya tersenyum. "Apa yang kau lakukan disini? Siapa yang sakit?"

"Putri saya. Dia mengalami kecelakaan tadi pagi. Dokter bilang kondisi paru parunya rusak parah dan harus segera mendapatkan donor paru. Jika sampai besok pagi dia tidak mendapatkannya, maka saya akan kehilangan putri saya."

Jantung Tuan Bae seakan berhenti berdetak. Mereka memiliki nasib yang sama. Hal tersebut secara tidak langsung berhasil menyayat hatinya. Karena apa? Karena Tuan Kwon tampaknya lebih beruntung daripada dirinya.

"Kau sudah mendapatkan donornya?"

"Belum. Rumah sakit ini tidak menyediakan donor paru. Aku tidak tau harus kemana aku mencari donor paru untuk putri ku, Tuan..."

fiancé [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang