Part 16| Buseong

198 38 19
                                    

"The boy is afraid that he will have the same fate as his sister"

-

-

-

-

-

🍁🍁🍁🍁

BaekHyun masih tetap disini. Di sebuah pedesaan asri yang masih terjaga dengan baik. Udaranya, suasananya, dan penduduknya benar benar membuatnya betah untuk tinggal selama beberapa hari disini. Tentu saja sekalian membujuk Bae Irene agar dia mau pulang. Dan tampaknya, gadis itu belum benar benar menunjukkan tanda bahwa dia mau kembali lagi ke Seoul.

Pagi pertama di Buseong dihabiskan BaekHyun dengan ikut pergi ke kebun teh bersama dengan Paman Lee dan si tengil Lee Haechan. Sebenarnya, BaekHyun masih ingin melanjutkan tidur. Kapan lagi dia bisa tidur nyenyak tanpa beban 'bangun pagi dan berangkat ke kantor' ?

Tapi karena bocah tidak tau diri yang bernama Lee Haechan itu BaekHyun jadi berakhir disini. Dengan kebun teh yang berhektar-hektar serta sebuah topi anyaman yang cukup lebar guna melindunginya dari sinar matahari. Tidak masalah juga sebenarnya, dia baik baik saja jika disuruh memetik teh. Tapi lagi lagi, karena makhluk astral yang sangat menjengkelkan itu terus saja memarahinya, menyuruhnya ini itu, dan bahkan mencibirnya habis habisan berhasil membuat BaekHyun kesal bukan main.

"Eiihhh... Bukan seperti itu! Kau ini bisa tidak, sih?!"

Sepuluh kali. Ini ke sepuluh kalinya Haechan membentaknya seperti itu. Dan BaekHyun, dia hanya menghela nafasnya kasar.

"Ini! Lihat ini baik baik! Sudah dikasih contoh berkali kali tetap saja tidak bisa. Memang dasar bodohnya sudah mendarah daging."

"Iya iya! Aku mengerti! Sudah pergi sana!"

BaekHyun mengusir Haechan dengan mendorong bocah itu sedikit kasar. Lee Haechan mendengus tidak suka.

"Dasar tidak tau diri." Gumamnya yang masih bisa di dengar oleh BaekHyun dengan baik. Tapi pria itu memilih untuk diam dan fokus pada apa yang dia lakukan sekarang.

Baru saja Haechan hendak membalikkan tubuhnya, namun lagi lagi apa yang dilakukan Byun BaekHyun justru benar benar membuat darah tingginya naik.

"Heh! Bukan seperti ini! Haduuhh!!" Ucapnya sembari memukul tangan BaekHyun.

"Bukan sembarang daun. Pucuk nya saja. Hanya pucuk nya. Kau paham atau tidak, sih?! Haiishh! Aku heran kenapa Noona mau menerima lamaran dari pria lemot seperti mu."

Mata milik BaekHyun membola. Apa katanya tadi? Pria lemot? Enak saja!

"Heh! Kau bilang apa tadi?"

Haechan meliriknya tanpa minat. "Apa? Bilang apa memang nya?"

"Jangan sok lupa! Dasar bocah tidak tau diri."

"Oohhh? Kau mengatai ku tidak tau diri sekarang? Perlukah ku ambilkan kaca yang besar agar kau tau siapa yang tidak tau diri disini, ha?"

BaekHyun menggeram di tempatnya. Tangannya mengepal dengan erat.

"Lee Haechan... Sebenarnya apa masalah mu dengan ku?"

"Kau tidak tulus pada Noona ku."

BaekHyun sontak terdiam. Pupil matanya terlihat bergetar. Dia takut. Apa Lee Haechan mengetahui motif nya?

fiancé [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang