☁️ ( pendonor mata)☁️

892 63 11
                                    

saat ini angkasa sedang berada dirumah sakit, semalam kepalanya terasa sakit lagi dan dia tidak bisa menahan sakitnya. aldo yaitu kakak kandungnya merasa khawatir dengan perkembangan kesehatan angkasa, aldo berniat untuk membawa angkasa kemotrapi di singapura, tapi angkasa menolaknya.

angkasa berpikir, hidupnya tak akan lama lagi, lantas mengapa ia harus membuang biaya. padahal tidak ada yang tahu soal hidup atau kematian manusia.

saat ini talia sedang menemani angkasa diruangan rawat inap...

" tal, lo jangan nangis. Gu-gue gak papa." Ujar angkasa dengan lemah.

" udah uncle gak usah lagi ngomong, uncle tuh sakit. Uncle gak usah sok kuat." Ujar talia yang mengenggam tangan angkasa.

" tal mas aldo sama mba risa dimana?" Tanya angkasa yang menanyakan orang tua talia.

" papi sama mami lagi diruangan dokter, uncle mau apa? Tanya talia aja." Ujar talia.

" aku mau ngomong sesuatu, tapi kamu jangan kaget ya. Dan kamu harus janji." Ujar angkasa serius.

" tal, mungkin hidup aku udah gak lama lagi, aku tau. Kamu juga suka berusaha cari saudara kamu kan? Aku yakin kamu pasti nemuin ala, dia pasti masih hidup. Kamu gak boleh nyerah ya, dan satu lagi. Saat aku udah gak ada, tolong kasih mata aku ini buat pelangi, aku mau mata aku ini dijaga sama pelangi. Aku tahu pelangi adalah titipan buat kamu setelah aku. Aku mau mata ini buat pelangi, jadi aku titipin buat kamu, kasih pelangi." Lanjut angkasa yang mulai berbicara serius pada talia.

" uncle, uncle kenapa ngomong mati, mati, mati. Terus sih? Uncle gak papa? Udah aku yakin. Uncle harus temenin aku terus untuk cari kak ala, uncle. Aku sayang banget sama uncle angkasa, aku yakin uncle bisa sembuh." Ujar talia yang menyemangati angkasa.

" tal, pokoknya kamu harus ingat mata ini buat pelangi." Ujar angkasa.

" udah uncle istirahat aja." Jawab talia.

" ingat ya tal." Lanjut angkasa.

" tidur uncle." Suruh talia.

Angkasa pun menutup mata dengan pelan, sedangkan talia ia keluar dari kamar ruangan. Talia tahu rasa sakit yang angkasa alami, tapi kenapa angkasa harus selalu mengatakan kematian. Talia benci kalimat itu.

Dan tentang angkasa yang menyuruhnya memberikan matanya buat pelangi, talia senang angkasa perhatian pada orang lain tapi ia tidak suka jika angkasa harus pergi.

" uncle kenapa sih? Aku harus tanya mami sama papi. Pokoknya uncle angkasa harus sembuh." Ujar talia dengan pelan.

Talia menunggu orang tuanya diluar kamar ruangan angkasa, tak lama kedua orang tuanya datang.

" talia kamu gak jaga angkasa?" Tanya aldo, papinya.

" iya tal, kenapa gak didalam?" Lanjut risa.

" uncle angkasa istirahat, mami, papi. Uncle pasti sembuh kan? Iya kan? Mi, pi, kita bawa keluar negeri aja ya uncle. Berobat diluar negri aja. Talia mohon." Ujar talia dengan panik dan memohon pada aldo dan risa untuk membawa angkasa pergi.

" tal, kamu kenapa sih? Iya iya uncle pasti sembuh." Ujar aldo yang heran dengan talia.

" sayang, kamu kecapean ya? Sini sama mami." Ujar risa yang memeluk talia.

" aku masuk dulu, kamu jagain talia." Ujar aldo pada istrinya.

" iya mas." Jawab risa.

Aldo masuk kedalam kamar angkasa untuk mengecek keadaan angkasa, sedangkan risa ia mencoba bercerita keadaan talia.

" tal kamu kenapa sayang?" Tanya risa.

" mi, uncle mulai ngawur ucapannya, aku panik. Aku takut, aku gak mau uncle sampai pergi. Aku sayang uncle." Ujar talia sambil menangis.

Awan Untuk Pelangi ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang