29. Disudahi

2.4K 153 7
                                    

Hellaw! Jangan lupa vote komen sebelum baca.

Hellaw! Jangan lupa vote komen sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Happy Reading!~

Anjani Sedah Kaniraras Rajasadhitedudewi, gadis cantik yang tengah duduk di sofa ruang tamu dengan pikiran berkelana entah kemana. Tepat di sebelahnya, Rajasa tengah membaca sebuah berita dari ponsel sambil membenarkan kacamata yang mulai merosot dari pangkal hidung.

Gadis dengan kaos putih oversize itu sedikit melirik pada ayahnya. Ia sedikit melipat bibir lalu memutuskan untuk membuka percakapan. 

"Kenapa dulu ayah nerima perjodohan sama ibu?"

Rajasa menoleh, lelaki dengan rambut yang mulai memutih itu tersenyum tipis. Tangannya masih sibuk menggulir layar ponsel.

"Karena ayah tau, pilihan orang tua itu yang terbaik. Ayah juga ingin membahagiakan kakek dan nenekmu. Ayah terlalu sering mengecewakan mereka berdua." ujarnya.

Anjani sedikit mengembungkan pipinya, ia menghela nafas.

"Maaf, Janis gak bisa bahagiain ayah sama ibu."

Rajasa menggeleng lemah, "Sekarang kami sadar. Raksa dan kamu adalah kebahagiaan terbesar kami."

"Selagi masih dalam batas wajar, ayah selalu mendukung apapun yang kalian mau."

Anjani tersenyum manis, memeluk sang ayah dari samping. Ini kali pertamanya ia merasa Rajasa benar-benar peduli. Tidak ada lagi kata paksaan dan perintah yang membuat telinganya sakit.

"Sayang ayah banyak-banyak!"

Rajasa terkekeh lalu mengelus punggung putrinya dengan lembut. 

Ia sangat menyayangi anak-anaknya. Setelah kejadian itu, Rajasa sadar bahwa perilakunya selama ini terlalu berlebihan. Benar kata ibu, mereka sudah dewasa, biarkan mereka mencari jati dirinya masing-masing. Mereka pasti sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah.

"Sudah seminggu ini pacarmu gak kesini. Kalian berantem?" tanya Rajasa.

"Iya." ujar Anjani sambil melepaskan pelukan mereka.

Rajasa tertawa geli, "Segera diselesaikan, nak."

"Capek juga ya, yah. Jalanin hubungan tuh." ujar Anjani.

"Ya memang seperti itu. Ayah juga pernah memperjuangkan wanita, walaupun ujung-ujungnya dijodohkan dengan ibumu." ucap Rajasa.

"Kalau wanita yang ayah perjuangkan berbohong dan tidak mau jujur, apa ayah marah?"

Rajasa tampak berpikir, "Hm.. Pasti dong. Karena kebohongan itu sebuah kesalahan yang tidak bisa dimaafkan kecuali dengan adanya kejujuran yang terucap."

"Kebohongan yang mempunyai alasan. Apa masih bisa dimaafkan yah?"

"Kalau menurut ayah, apapun alasannya, orang yang berbohong itu tetap salah." jawab Rajasa.

Darah BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang