FOLLOWWWWW BESTIESSSS
-HAPPY READING!-
Bias cahaya yang sangat terang membuat gadis yang tengah berbaring mengerutkan dahinya. Seluruh tubuhnya masih tergeletak lemah tak berdaya, bahkan untuk menggerakan jari tangan pun membutuhkan effort yang luar biasa. Dahaga memenuhi tenggorokan membuat dirinya sulit untuk bersuara.
Ia hanya membuka mulut untuk berucap pelan walaupun memang tidak ada yang bisa mendengar. Tanpa sadar ia tertawa kecil menyadari betapa lemah tubuhnya.
"Nak?"
"Ma." Anjani tersenyum seraya berbisik.
"MasyaAllah.. Sakit ya Nak?"
Anjani menggeleng lemah mendengarnya. Ia memberi kode bahwa dirinya ingin meneguk air putih. Dengan sigap Retno mengambil sebotol air dengan sedotan berwarna putih yang memang sudah disediakan olehnya. Ia membantu putri tercintanya untuk bisa meneguk air itu dengan telaten.
"Makasih," suara Anjani tak lagi serak, hanya terdengar lemah.
"Sakit banget ya sayang?" tanya Retno.
Anjani menggeleng, "cuma lemes aja."
Retno tersenyum mendengarnya, walaupun ia tahu bahwa putrinya berbohong namun tetap saja kebahagiaan sudah memenuhi hatinya.
"Wah? Sudah siuman rupanya gadis cantik!" Farida, dokter cantik yang membantu Anjani saat di TSB masuk seraya tertawa kecil.
"Halo.."
"Wow, sudah bisa bersuara dengan jelas? Luar biasa." Farida mengelus tangan gadis itu seraya memberi kode pada perawat untuk melakukan periksa medis.
"Sejauh ini perkembangannya bagus, untuk ukuran operasi besar yang kita lakukan. Semoga lekas membaik ya cantik."
Retno sangat senang mendengarnya.
"Pindah ke ruangan biasa, mau?" tanya Farida.
"Dengan senang hati, dokter," lirih Anjani membuat Farida dan Retno tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darah Biru
Teen FictionBrama Angkara Rakai Singawardhana. Lelaki berdarah biru dengan watak keras. Dingin dan tidak berperasaan. Ia seringkali membuat nyali lawan mainnya ciut. Namun walau begitu, banyak gadis yang menganggumi dirinya dengan terang-terangan. Ia merupakan...