12. Kotor

4.4K 273 2
                                    

Siapapun yang nyentuh milik gua, jangan harap bisa hidup dengan tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapapun yang nyentuh milik gua, jangan harap bisa hidup dengan tenang.
-Brama Angkara R.S-






~Happy Reading!~

"Posisi Tera dimana sekarang?!" Adit membentak Nikita, tangan lelaki itu berdarah karena memukul tembok,

"Gedung kosong. Jalan merdeka."

Mereka semua beranjak, mengenakan jaket masing masing.

Berangkat menuju tempat yang dimaksud oleh Nikita.

Di perjalanan, Gerald menghubungi Panji, ketua geng Pandu. Untuk membawa pasukannya menuju tempat itu.

Seluruh atensi warga di jalanan terpusat pada mereka.

Tidak butuh waktu lama mereka sudah sampai disana, begitupun dengan geng Pandu.



Vrmmm Vrmmm

"Wow. Siapa itu yang datang?" Satria tidak peduli dengan ucapan Oji, wakil ketua Laskar. Ia masih fokus untuk melecehkan Anjani.

"Lepasin Anjani. Bawa ke depan!" Titah Satria sambil mengusap mulutnya.

Lelaki itu tersenyum puas.

Mereka menuruti perintah Satria, membawa Anjani ke depan untuk berhadapan dengan Badaraksa.

Gadis itu tidak pernah berhenti menangis, matanya membengkak dan hidungnya memerah.

"BRENGSEK!" Ujar Brama saat melihat keadaan Anjani,

Kancingnya terlepas sempurna, roknya pun sobek memperlihatkan paha mulus dan celana pendek ketat berwarna hitam.

Raksa, nafas lelaki itu memburu. Tapi ia tau, belum saatnya.

"Lihat sayang. Bahkan mereka diam aja." Uajr Satria sambil mengelus pipi Anjani, gadis itu memalingkan pandangannya.

Isyana menangis begitu pun dengan Nikita yang terlihat menatapi Tera.

Brekkk

Satria membuka penutup mulut Anjani namun gadis itu tidak berkata-kata. Ia terisak sambil menatap Brama dengan sayu, tenaga gadis itu sudah habis. Tidak bisa memberontak, bibirnya kaku untuk berucap.

"Tolongin gua.."

Cupp

"ANJING!" Brama hendak menghampiri Satria namun pergerakannya tertahan,

Satria melepaskan tautan bibirnya lalu melempar Anjani ke hadapan Brama. Gadis itu terduduk sambil menangis tanpa suara.

Brama melepas jaketnya lalu ia kenakan pada tubuh Anjani. Lelaki itu menangkup pipi Anjani, menghapus air mata gadis itu sambil tersenyum.

Darah BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang