13. Balas Dendam

4K 253 8
                                    

Tunggu tanggal mainnya-Brama Angkara R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tunggu tanggal mainnya
-Brama Angkara R.S.-





~Happy Reading!~

"Sabar Bram!"

Brama menjambak rambutnya sendiri. Tangannya berlumur darah karena memukuli kaca cermin di basecamp.

Video yang di posting bukan hanya satu. Hal itu berhasil membuat Brama naik pitam.

Walaupun sudah dihilangkan oleh salah satu anggota Badaraksa yang mengerti IT, tetap saja videonya sudah viral.

"Anjani gak tau kan?" Tanya Kalasa,

"Telat." Brama yang tengah memejamkan matanya menoleh pada Dean,

"Apa maksud lo? kan hpnya di gua."

"Anjani pinjem hp Isyana-"

Brakk

"BRAMA! ANJANI DROP!" Seseorang membuka pintu basecamp dengan keras, dia Isyana.

Ada Gayatri juga yang tengah menerima panggilan dari Raksa.

"Iya kak, ini mau bilang ke Brama." Ujar Gayatri,

"Kok bisa?!"

"Tensinya rendah, badannya kejang terus panas." Ujar Gayatri sambil memasukan ponselnya ke dalam tas.

"Kata dokter, Anjani kebanyakan pikiran, soalnya kondisi tubuh sama mentalnya belum stabil."

Brama menghela nafas, pikirannya penuh.

"Santai bro."

"Gak bisa, bang! Laskar udah keterlaluan." Ujar Brama,

"Ngadepin masalah harus dalam kepala dingin. Kalau lo mau nyerang mereka, pikirin strategi baik baik. Dari dulu, Laskar itu licik, apalagi Satria."

Anjani terisak membuat kedua lelaki berbeda umur itu menoleh.

Brama berjalan menghampiri Anjani, "Kok nangis? Kenapa hm?"

Tangan lelaki itu mengelus lembut surai Anjani, dengan tangan kanan yang juga menggenggam tangan gadis itu.

"Kenapa Satria jahat banget? Anjani salah apa sama Satria?" Ujar gadis itu sambil terisak,

"Brama, gua takut.."

Brama memejamkan matanya, hatinya sakit melihat Anjani menangis.

"Maafin gua, ini salah gua." Anjani menggeleng mendengar penuturan Brama,

"Mau tau rasanya liat lo nangis? Disini.." Brama menunjuk dadanya sendiri,

"Sakit." Lanjut lelaki itu dengan suara lirih.

Darah BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang