♡39

40 7 1
                                    

Ruki mengusak rambutnya setelah melihat laporan yang baru saja dikirim oleh sekretarisnya. Angka-angka yang tidak masuk akal lenyap tanpa tau kemana perginya. Ruki merasa bodoh karena baru mengetahui nya setelah berbulan-bulan dan mengesampingkan rasa curiganya karena adiknya.

"Benar, Keigo mengubah identitasnya didepan publik. Identitas aslinya hanya diketahui oleh sebagian kecil kenalannya" kata sekretaris melalui telepon,

"lalu sekarang mereka semua dimana?"

"polisi masih mencari keberadaan mereka namun sudah ada yang tertangkap untuk diintrogasi"

Mata Ruki kembali fokus pada laporan yang ditampilkan pada laptopnya, terakhir kali Keigo muncul adalah saat mengantarkan Fumi pulang. Sementara tuan Matsumoto sudah pergi keluar negeri menghindari Ruki.

"Aku butuh semua laporan yang diperlukan"

"baik, akan saya siapkan"

Ruki menutup teleponnya, bersandar pada kursi kerjanya sambil menutup matanya. Jika ini telat ia sadari, mungkin perusahaan Shiroiwa akan berada diambang kehancuran, sahamnya menurun dan tidak ada yang mau bekerjasama lagi dengannya.

Pantas saja Ruki sering didesak untuk menikahkan adiknya dengan pewaris perusahaan Sato, mereka ingin menggabungkan jumlah saham namun dibalik itu juga mereka ingin mengambil keuntungan sebelah pihak juga membuat Ruki tidak bisa berbuat apa-apa.

Ruki menghela nafasnya, masalah ini harus segera ia selesaikan tetapi untuk masalah Fumi, Ruki masih belum memikirkan bagaimana ia akan menyampaikan semuanya.

Sebentar lagi Fumi akan ujian, mungkin akan lebih baik jika tetap merahasiakannya terlebih dahulu sampai waktu dirasa tepat. Saat Ruki masih bingung, tiba-tiba ia mendapatkan telfon dari Junki,

"halo"

"hey ada apa dengan suaramu?"

"tidak, hanya sedikit lelah"

Junki terkekeh, "dasar pria sibuk"

"kau yang sibuk, belakangan ini tidak pernah berkunjung" balas Ruki, karna biasanya Junki setidaknya pada saat weekend akan berkunjung dan membuat masakan untuknya dan Fumi,

"ahaha, ya. Aku harus mengurus beberapa hal"

"oh, apa kau menang?"

"umm, ya, dan aku direkomendasikan oleh kepada koki restoran tempat ku bekerja. Jadi aku sibuk belakangan ini mengurus ini dan itu. Maaf, Fumi pasti merindukanku" goda Junki, ia tahu Ruki akan tersinggung setelah ini,

"Syukurlah! tapi tidak, sepertinya Fumi biasa saja" jawab Ruki datar pada kalimat terakhir,

"ahahha terimakasih. Tapi minggu lalu kami sempat pergi bersama bukan?"

"Ya, setelah itu Fumi sakit. Apa yang sebenarnya kalian lakukan?" tanya Ruki

Junki panik, namun lega pada saat itu juga karna rahasianya bersama Fumi masih aman "ti-tidak ada, hanya makan dan berbelanja"

Ruki terdiam sebentar, merasa aneh dengan jawaban gugup Junki, "sungguhan!" kata Junki mencoba meyakinkan kebohongannya, "Fumi memberikan jawaban atas perasaanku" kata Junki dengan nadanya yang menjadi tenang, juga sedih

"Apa kau kecewa?" Tanya Ruki menyadari nada bicara Junki yang menurun,

"Tidak. Aku senang Fumi bisa memilih dan mengikuti kata hatinya. Lagipula, aku hanya seorang kakak baginya" jawab Junki dengan sedikit senyum,

"Fumi menyayangimu, Junki. Sebagai kakak"

"Ya ya aku tau, Ruki. Tidak perlu dipertegas begitu" balas Junki kalau diperjelas begini rasanya masih sakit, dan memorinya akan suara Fumi terus terulang-ulang tanpa henti dikepalanya,

My Oniichan-s || JO1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang