♡26

68 10 16
                                    

Ruki bolak-balik menelfon seseorang dari ponselnya. Ada rasa kesal juga khawatir saat panggilannya tak kunjung diangkat. Ia menoleh kearah Syoya yang juga sedang sibuk mengetik banyak pesan,

"Bagaimana?"

"Aku sudah mencoba mengirim pesan dan menelfonnya, tetapi belum dibalas" jawab Syoya dengan tatapan tak kalah khawatir,

"Tenang dulu, Ruki.. mungkin—"

"Tenang bagaimana. Ini sudah larut dan dia belum kembali!" Kata Ruki sedikit emosi karena adiknya belum kunjung kembali sejak berangkat sekolah pagi tadi, apalagi sekarang yang situasinya tidak bisa dihubungi,

"Aku akan mencoba menghubungi teman-temannya" kata Junki pada akhirnya tidak ingin membuat Ruki semakin marah,

"Kau seharusnya menjaga saudaramu, Syoya. Bagaimana bisa kamu tidak tahu keberadaannya saat ini. Ini sudah larut dan dia perempuan" omel Ruki, dan hanya didengarkan oleh Syoya karna jika Ruki sudah berbicara panjang, maka artinya Ruki  sedang kesal dan tidak ada yang bisa menghentikannya,

Semua orang sibuk mencoba menghubungi Fumi. Teman-temannya tidak ada yang mengetahui keberadaan gadis itu, dan bahkan Keigo juga tidak mengangkat panggilan.

Ruki semakin khawatir, ia hendak keluar untuk mencari Fumi sampai pintu utama terbuka, menampakkan seseorang yang sedang diributkan malam ini.

"Tadaima." Kata Fumi pelan sambil menunduk, tahu kalau ia berada dalam masalah,

Junki berjalan disebelah Fumi sambil merangkul adiknnya itu, lengannya mengusap pundak yang sedikit basah terkena air hujan. Kemudian asisten rumah tangga memberikan handuk untuk mengeringkan rambut Fumi yang juga sedikit basah,

"Fumi! Ini sudah jam berapa? Kamu darimana saja?!" Kata Ruki menaikkan nada suaranya, membuat Fumi terkejut dan tidak bisa menjawabnya,

"Kamu basah semua.. kenapa tidak bilang siapapun kalau pergi!?" Tambahnya masih dengan nada suara yang sama,

Fumi masih menunduk, tidak berani melihat kakaknya yang sudah berkacak pinggang. "Fumi jawab!"

"Ruki... tenang dulu" Junki merasakan tubuh Fumi yang bergetar, ia ketakutan. "Fumi.. lebih baik kamu pergi kekamar untuk berganti pakaian" kata Junki sambil sedikit menunduk untuk melihat wajah Fumi,

"Tapi—"

"Kak Ruki, benar apa kata kak Junki" kali ini Syoya ikut berbicara, bagaimanapun ia tidak tega melihat Fumi masih dengan seragam lengkapnya dimarahi didepannya,

Junki melepaskan rangkulannya kemudian mengusap punggung Fumi lembut, ia memberikan isyarat kepada asisten rumah tangga untuk mengantar Fumi pergi ke kamarnya.

Tersisa Ruki, Junki, dan Syoya. Hening, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Ruki duduk bersandar, Syoya masih berdiri pada posisinya menahan Ruki tadi, sedangkan Junki berjalan untuk duduk dihadapan Ruki.

"Kamu seharusnya tidak memarahi Fumi seperti itu" kata Junki memecah keheningan,

"Aku kakaknya. Aku berhak untuk itu" jawab Ruki kali ini menatap Junki tajam,

"Aku juga kakak nya. Dia baru pulang dan—"

"Dia tidak mengatakan apapun kepadaku! Apakah itu baik? Kalau terjadi sesuatu dengannya, apa kau bisa bertanggung jawab?!"

Junki menghela nafasnya kasar sebelum menjawab perkataan Ruki,

"Kau harusnya bersyukur Fumi kembali dengan keadaan baik! Bukan memarahinya sampai dia ketakutan!" Kali ini Junki ikut menaikkan nada bicaranya,

Ruki terdiam, pikirannya terlalu kalut sampai ia tidak memikirkan hal itu dan malah memarahi Fumi sebagai pelampiasan,

"Kau pasti lelah. Lalu melampiaskannya kepada Fumi" tambah Junki tepat sasaran,

Lalu suasana kembali hening. Syoya bahkan tidak berani untuk bersuara apalagi pergi. Junki memikirkan keadaan Fumi yang terlihat tidak baik sedangkan Ruki menyesali perbuatannya.

Junki berdiri lalu sedikit mendongak untuk melihat pintu kamar Fumi yang terletak dilantai dua, "Aku harus pulang. Dinginkan kepalamu lalu minta maaflah kepada Fumi" kata Junki sambil mengenakan jaket denim nya,

"Syoya, aku pergi dulu. Ruki"

Syoya menganggukkan kepalanya setelah Junki berpamitan sedangkan Ruki masih diam tidak menjawab apapun.

Setelah Junki pergi, Ruki bangkit dari duduknya "aku ke kamar. Kamu tidurlah, sudah larut" kata Ruki kepada Syoya,

Syoya mengangguk dan membiarkan Ruki pergi ke kamarnya. Ia sekarang bimbang. Mengikuti apa kata Ruki, atau apa kata hatinya.

Syoya ingin menemui Fumi, menanyakan alasannya pulang larut malam dan tidak memberitahukan kepada siapapun. Apalagi Fumi bukanlah seseorang yang suka pergi sampai malam, mengunjungi rumah teman selalu diantar. Bahkan jika hendak pergi bersama Syoya pun ia sudah mendapat izin dari Ruki.

'Pasti ada yang salah' pikir Syoya. Ia penasaran. Namun bingung harus menanyakannya kapan. Jika sekarang, mungkin Fumi akan menjadi emosional dan tidak bisa berbicara dengan jelas. Jika lain waktu, ada besar kemungkinan Fumi untuk tidak mau menceritakannya.

Tapi melihat Fumi yang hanya bisa menunduk pasrah, dengan seragam basah juga rambut yang berantakan. Syoya jadi tidak tega untuk berjalan mengetuk pintu kamar saudaranya itu. Dan pada akhirnya  memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Berharap besok ia mendapatkan kesempatan.

----

Drrt drrtt

Geratan ponsel diatas nakas membuat Fumi meletakkan kotak kecil yang ia pegang kedalam tas nya kembali.

Ia sudah mandi, dan berganti pakaian. Namun belum juga bisa tidur,

"Halo?" Kata Fumi mengangkat panggilan,





"Belum tidur?"

"Kakak juga"

"Aku merindukanmu"

Mata Fumi berkaca-kaca mendengar seseorang dari sebrang, lalu ia tersenyum,

"Aku juga"

"Besok ayo bertemu"

"Un"

"Aku akan menjemputmu"

"Aku tidak sabar hari esok"

"Baiklah. Oyasumi, Fumi-chan"

"Oyasumi"

Tuut..


Fumi meletakkan ponselnya diatas kasur lalu mengeluarkan air mata yang sudah tidak bisa ia tahan lagi. Fumi menutup mulutnya dengan kedua tangan—menahan isakan tangis agar tidak terdengar oleh siapapun,

Malam ini, hujan turun semakin deras. Seakan tak mau kalah dengan air mata Fumi yang juga deras. Fumi menidurkan tubuhnya diatas kasur, mencoba meredam emosinya juga perasaan sedihnya dengan memejamkan matanya. Sampai ia terlelap.













Kak Junki
Missed call (6)























~~~~~~~~~~~~~

Part nya singkat nih :3 semoga bisa mengobati rindu kalian. Wkwkwk

Oh iya, kalau Kyu kasi spesial part lagi, kalian mau spesial part dari siapa?

-Kyu

My Oniichan-s || JO1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang