Fumi duduk dibangku kelasnya, kemudian menoleh kearah Ai yang kepalanya ia tidurkan diatas meja, lengannya ia buat bantal untuk menutupi wajahnya.
"Kenapa?" Tanya Fumi tanpa suara ke Sukai. Sukai menggelengkan kepalanya "sejak datang dia sudah begitu" katanya,
Kemudian Fumi mengalihkan pandangannya kearah Shion yang duduk dibelakang bangku Ai. "Kenapa?" Tanya Fumi sambil menunjuk Ai dengan dagunya. Shion hanya menaikkan pundaknya, mengisyaratkan kalau ia juga tidak tahu,
"Kamu ini pacarnya masa tidak tahu" kata Fumi masih tanpa suara. Shion yang tidak menangkap perkataan Fumi hanya memasang wajah bingung. "Hah?"
Akhirnya Fumi kembali menghadap kearah Ai, ia menundukkan kepalanya supaya bisa melihat wajah Ai kemudian menyentuh pundak temannya itu. "Ai? Hey?" Panggil Fumi, namun Ai hanya menggerakkan bahunya sedikit. Fumi terdiam sejenak kemudian terbesit pemikiran usil,
"Ai. Sensei sudah datang!" Kata Fumi membuat Ai langsung mengangkat kepalanya, dan duduk tegap menghadap depan. "Mana?"
Fumi terkekeh, ia berhasil. "Dikantor" jawabnya,
Ai menoleh kearah Fumi, menatapnya kesal. "Kamu kenapa sih pagi-pagi" tanya Fumi,
"Tidak apa-apa"
"Kamu tidak pandai berbohong, Ai"
Ai menidurkan kepalanya lagi namun sekarang menghadap kearah Fumi, "Fumi, apa kamu tau arti dari bunga Carnation?" Tanya Ai dengan suara pelan,
"Hm?"
"Ah tidak. Aku hanya bergumam asal" jawabnya,
"Carnation?"
Ai dan Fumi menoleh kebelakang, "Apa kamu bilang Carnation?"
Ai mengigit bibir bawahnya, ternyata telinga Sukai sangat tajam. "Tidak. Aku tidak bilang itu"
Sukai mengerutkan dahinya, merasa ia tidak salah dengar namun pada akhirnya ia menyerah dan melupakannya. Sementara Shion, ia hanya memperhatikan punggung Ai dari belakang, mencoba membaca situasi.
Jam istirahat,
Ai langsung berdiri dari bangkunya setelah sensei keluar dari kelas.
"Fumi--"
"Ai--"
Panggil Ai dan Shion bersamaan. Fumi menoleh kearah Ai sedangkan Ai menoleh kearah shion. Sukai yang sedang duduk dibangkunya menatap heran tingkah ketiga temannya itu "apa-apaan kalian ini" katanya,
"Temani aku makan yuk" kata Shion sambil memegang lengan Ai, menandakan ia sangat ingin Ai untuk ikut. Ai menatap wajah Shion singkat kemudian ikut keluar bersamanya.
Di kantin, mereka duduk berhadapan dengan makanan masing-masing. Namun Ai hanya mengacak-ngacak makanannya membuat Shion gemas, "itu makanan Ai-chan, bukan mainan" kata Shion membuyarkan lamunan Ai, "kamu kenapa hm?"
Ai cemberut, sebenarnya ia kepikiran tentang kejadian semalam. "Shion, apa kamu akan marah kalau ada yang memberiku buket bunga" tanyanya,
"Tidak" jawab Shion santai sambil terus memakan makanannya, "sungguh?"
Shion mengangguk "lagipula itu hak dan bunga juga memiliki arti yang berbeda-beda"
Ai memiringkan kepalanya "kalau aku diberi buket carnation?" Tanya Ai lagi. Shion berhenti sejenak lalu meletakkan sumpitnya. "Siapa yang memberimu bunga itu?"
"Syoya" jawab Ai.
Shio terdiam sejenak, kemudian kembali mengambil sumpitnya "Mungkin dia ingin menyampaikan perasaan kepadamu, tapi tidak sanggup" kata Shion membuat Ai semakin bingung,
"Maksudmu?"
"Kamu pasti mengerti, Ai-chan."
Ai menerka-nerka apa kemungkinan yang sudah ia pikirkan itu benar, namun dari dalam hatinya, ia tidak ingin itu menjadi kenyataan. "Apa kamu tidak akan memakan itu? Aku makan saja kalau tidak mau" kata Shion sambil menarik kotak makan milik Ai mencoba mendapatkan perhatian,
Namun Ai masih terdiam, masih kalut dalam pikirannya sendiri.
"Aku cemburu" kata Shion membuat Ai menoleh kearahnya,
Ai masih terdiam, menunggu Shion melanjutkan perkataannya "Aku tau kalian adalah teman kecil, tapi tetap itu membuatku cemburu"
"Maaf.." kata Ai tiba-tiba, entah kenapa malah kata itu yang keluar dari mulutnya, "Untuk apa meminta maaf. Kamu tidak salah, Ai-chan"
"Aku merasa bersalah karna tidak menceritakannya langsung kepadamu" jawab Ai, "Ahahah sudah sudah.. sekarang lihatlah aku. Lihatlah hanya kearah ku"
----
"Kamu langsung pulang, Fumi?" Tanya Ai sambil berjalan menuju luar gedung sekolah. Fumi mengangguk "ya, seperti biasanya" jawabnya,
"Ah Fumi kapan kita bisa date?" Tanya Sukai tiba-tiba datang merangkul Ai dan Fumi dari belakang. Shion mengalihkan rangkulan sukai dari pundak Ai, diganti dengan lengannya.
"Coba kamu tanya kak Ruki" jawab Fumi terkekeh,
"Kamu seperti rapunzel saja, Fumi"
"Kenapa tuh?" Tanya Fumi kepada Shosei yang ada disebelahnya, "tidak boleh pergi kemanapun"
"Astaga... tidak, kak Ruki hanya... entah"
Shion, Ai, Sukai, Shosei, dan Fumi berjalan sambil mengobrol bersama seperti murid-murid lain pada umumnya sampai langkah kaki mereka terhenti karena terkejut melihat mobil sport masuk kedalam halaman sekolah,
"Mobil siapa itu keren sekali" kata Sukai takjub melihat mobil sport berwarna merah dihadapannya. Murid-murid lain yang berada disekitar pun dibuat heboh, dan langsung menempatkan oerhatiannya kesana,
Fumi melihat kearah pengemudi dengan seksama, siluetnya nampak tidak asing,
"Itu bukan orang yang berbicang bersamamu saat acara lalu, Fumi?" Tanya Shion,Fumi belum yakin, namun saat pengemudi itu keluar dari mobilnya. Ia menjadi yakin. Tubuh tinggi dengan pakian semi casual, ia mengenakan celana jeans dan kaos polos kemudian dibalut jas creme. "Kak Keigo" kata Fumi pelan setelah Keigo membuka kacamata hitamnya,
Keigo berjalan mendekat kearah Fumi kemudian sedikit membungkukkan badannya "Selamat Sore, Fumi"
"Sore" jawab Fumi canggung,
"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan" kata Keigo to the point. Ai, Sukai, dan Shosei terkejut, bahkan Sukai langsung melepaskan rangkulannya. "Hah?"
"Aku sudah mendapatkan izin dari Ruki. Jadi tenang saja" tambah Keigo sambil tersenyum. Astaga senyumnya manis sekali.
"Bagaimana?"
"Umm..." Fumi berfikir, ia bingung akan menjawab apa, namun saat itu juga Keigo mengambil tangan Fumi dan menatapnya lembut, "hanya jalan-jalan sore" katanya dengan nada persuasif membuat siapapun tidak bisa menolaknya,
Fumi menoleh kearah Ai namun ia hanya mengangkat bahunya tidak mengerti. Sedangkan Shion sudah mengangguk setuju.
"Baiklah" jawab Fumi pada akhirnya. Keigo menuntun Fumi untuk menaiki mobil sport nya, membukakan pintu kemudian kembali ke tempat mengemudi. Mobil.merah itu melaju keluar dari area sekolah, menyisakan sekumpulan siswa da siswi yang iri.
Ai menoleh kearah Sukai dan Shosei "kenapa wajah kalian murung seperti itu?"tanyanya,
"Fumi pergi" kata Sukai
"Bahkan aku belum mengucapkan sampai jumpa" lanjut Shosei lemas,"Apa kalian benar-benar menyukai Fumi?"
"Kenapa tidak" jawab Sukai kemudian diberi anggukan oleh Shosei,
"Tapi.."
"Tapi apa?" Kali ini Shion yang bertanya,
"Tapi hanya dengan memikirkan kak Ruki saja sudah membuatku pusing" jawab Sukai. "Aku belum sanggup membeli mobil sport seperti tadi" tambah Shosei,
"Kasihan sekali teman-temanku ini"
~~~~~~~~~~~~~
-Kyu

KAMU SEDANG MEMBACA
My Oniichan-s || JO1
FanfictionOniichan adalah panggilan dari seorang adik untuk kakak laki-laki kesayangannya. Lalu bagaimana jika memiliki dua orang kakak? Menyenangkan? Atau malah membuat bingung? Cast : - Shiroiwa Fumi (OC) - Shiroiwa Ruki - Kono Junki - and other JO1 memb...