Special Part - Kinjo Sukai

82 8 21
                                    

Tubuh tinggi, wajah rupawan, ditambah salah satu anggota club karate. Siapa yang tidak mengenal Kinjo Sukai? Satu sekolah mengenalnya, bahkan penjaga sekolah sampai petugas kantin pun mengenalnya.

Ia memang sangat ramah, semua ia sapa dan juga ingat. Ia juga baik hati, dan selalu membantu orang lain tanpa pamrih. Tapi jangan lupa kalau tampan adalah nama tengahnya, dengan wajah tampan walau sedikit terkesan dingin, Sukai selalu diburu siswi-siswi untuk bisa dekat dengannya. Bertukar sosial media saja mereka sudah sangat senang. Sukai sudah terbiasa, ia anggap semuanya teman. Karna mempunyai banyak teman itu merupakan sebuah keuntungan baginya.

Namun ada satu orang yang mau bagaimanapun tidak bisa ia hanya anggap teman. Sejak awal mereka bertemu, seseorang ini sudah membuat hatinya bergerak, berdgub tak karuan. Ya, siapa lagi kalau bukan Fumi.

Rambut panjang yang ia ikat dengan pita berwarna senada dengan seragam. Senyum manis dengan mata yang lebar, mampu membuat Sukai terpesona. Mungkin jika hanya dilihat oleh fisik, Fumi memang cantik. Namun bukan hanya itu yang membuat Sukai menyukai gadis berdarah Indonesia-Jepang ini.

Saat pertama kali Fumi masuk kedalam kelasnya-memperkenalkan diri sebagai murid baru. Saat itu Fumi masih sangat lugu dan membawa nama Kono. Sukai memperhatikan dari bangku belakang, suara lembut dan peringainya membuat Sukai tertegun beberapa saat. Sukai bukan orang yang percaya cinta pada pandangan pertama, namun saat itu, ia mulai menarik kata-katanya kembali.

"Baiklah, Fumi kau bisa duduk disana" kata Sensei sambil menunjuk bangku kosong didekat Sukai, satu-satunya disana.

Sukai melirik bangku kosong itu dan Fumi bergantian. Sambil merasakan perasaan aneh yang terus muncul dari dalam tubuhnya. Seperti ada kupu-kupu? Oh mungkin t-rex lebih tepat karna sangat mengganggu.

Gadis itu berjalan menuju tempat duduknya, sebelum duduk ia sempat menyapa teman-teman yang ia lewati, termasuk Sukai. Karna ini pertama kalinya mereka bertemu, Sukai hanya mengangguk pelan sambil menunjukkan senyumnya.

Karena Sukai sangat ramah juga senang berteman, tidak memerlukan waktu banyak untuk ia dan Fumi bisa dekat. Buktinya sekarang, Fumi sedang duduk berhadapan dengannya di kantin. Tidak berdua saja, ada Ai juga Shion yang sudah saling menumbuhkan benih-benih cinta satu sama lain.

Sukai memperhatikan raut wajah Fumi yang tidak bisa berhenti tersenyum. Ia senang, tentu, senyum manis Fumi bagaikan suatu hadiah baginya. Namun ternyata senyum itu juga meninggalkan goresan dalam hatinya.

"Astaga apa kak Takumi sangat membuatmu bahagia seperti itu?" Kata Ai membuat Fumi menoleh kearahnya dengan senyum yang masih mengembang, "Padahal hanya berbicara berdua di bangku taman" sambung Shion namun Fumi tidak menghiraukannya,

"Kamu pasti sangat senang ya, Fumi"

Fumi mengangguk kearah Sukai. "Enak sekali jadi kak Takumi" katanya tiba-tiba,

"Kenapa?"

"Bisa menjadi alasanmu tersenyum seperti ini" jawab Sukai. Fumi hanya tertawa kecil, menganggap Sukai sedang memujinya saat ini, "Aku juga ingin~" tambah Sukai dengan nada yang sedikit ia panjangkan,

Fumi terkekeh "Kamu juga salah satu alasanku tersenyum, Sukai. Tidak perlu khawatir" jawab Fumi bercanda.

Ya. Terkadang Sukai menyesal telah melalukan banyak hal secara ringan, terkesan tidak serius dan hanya dianggap bercanda. Seperti saat ini, perkataannya selalu dianggap tidak serius oleh Fumi sehingga Fumi pun membalas dengan tidak serius juga.

Hal ini sering terjadi. Ketika Ai dan Shion resmi berpacaran. Sukai tanpa aba-aba merangkul Fumi yang berada disebelahnya sambil berkata,

"Aku iri. Ayo kita juga berpacaran, Fumi"

My Oniichan-s || JO1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang