♡27

60 10 33
                                    

Rumah besar yang sudah berdiri sangat lama, menjadi saksi kenangan Syoya berada disana dalam kesendirian selama bertahun-tahun. Dahulu rumah ini tidak sedingin sekarang, lebih tepatnya beberapa tahun lalu. Sejak kejadian itu, Syoya selalu sendirian dirumah sehingga ia memutuskan untuk sering berkunjung kerumah Ruki. Memang sama sepinya, namun setidaknya ia tidak mendengar suara barang pecah juga teriakan serta bentakan yang membuat telinganya sakit.

Kini ia duduk disofa abu-abu dengan malas. Tubuhnya ia sandarkan serta wajahnya ia alihkan kearah lain. Kemanapun asal tidak bertemu dengan lelaki yang ia panggil 'papah' didepannya,

"Apa ini sikapmu ketika bertemu orang tua?"

Syoya memutar bola matanya malas, tidak peduli dengan perkataan papah nya,

"Syoya!!" Bentak tuan Kimata sementara Syoya tidak bergeming, seperti sudah biasanya mendengar bentakan,

"Kau ini sangat keras kepala. Baiklah, terserah..." tuan Kimata menjeda perkataannya lalu melihat Syoya sambil menggelengkan kepalanya, "jadi apa maumu?"

"Sudah jelas kan?"

Tuan Kimata meringis kesal, "Berhentilah mengatakan hal bodoh"

"Apa yang bodoh? Apa keinginanku itu hal yang bodoh?" Kata Syoya mencoba menahan emosinya,

"IKUTI KATA PAPah atau...."

"Atau apa?! Aku tidak pernah meminta apapun dari papah. Kenapa..."

"SYOYA! Kau ini...." tuan Kimata hampir memukul Syoya namun lengannya ditahan oleh seseorang, "PAPAH! Kau boleh memarahinya, tapi jangan sampai memukulnya!"

Nyonya Kimata datang tepat waktu, ia masih menggunakan setelan formal wanita lengkap karena baru saja pulang dari kantor.

"Anak ini..." tuan Kimata pun akhirnya menyerah, ia kembali duduk lalu memijat kepalanya sendiri,

"Syoya. Lebih baik kamu masuk kedalam kamar" tambah nyoya Kimata lalu Syoya langsung menuju kamar dan mengunci pintunya.

----

"Kamu mau makan apa? Kamu pasti lapar kan"

Fumi menoleh kearah Keigo yang sedang menyetir dengan satu tangan.

"Terserah kakak"

"Apa kamu tidak enak badan?" Tanya Keigo lalu merapatkan sela-sela jarinya ke milik Fumi. Ia heran karena Fumi menjadi lebih pasif hari ini,

"Aku baik-baik saja" Jawab Fumi lalu menyandarkan kepalanya dipundak Keigo. "Baiklah" jawab Keigo sambil mengusap rambut Fumi.

Setelah sampai disalah satu tempat makan. Seperti biasa, Keigo menarik kursi untuk Fumi, kemudian ia duduk dihadapan Fumi.

"Kamu banyak diam hari ini, ada apa?"

Fumi yang sedang memainkan makanannya langsung mengangkat kepala dan melihat Keigo, "ah, benarkah?"

Keigo menyentuh poni Fumi yang berantakan untuk ia rapihkan "un.."

"Hanya perasaan kakak saja..."

"Makanan ini enak" tambah Fumi mengalihkan pembicaraan, ia tidak suka keadaan canggung,

Keigo mengangguk setelah melihat senyum Fumi. Lalu melanjutkan makannya. "Kamu bisa menceritakan apapun kepadaku, Fumi. Aku kan pacarmu"

Fumi kembali tersenyum, lalu mengangguk.
'Benar. Kak Keigo pacarku. Apa yang harus aku khawatirkan' katanya dalam hati,

Drrtt drrt

My Oniichan-s || JO1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang