32♡

44 8 12
                                    

Fumi berlindung didalam selimutnya karena suara guntur dan petir yang terus menerus terdengar keras. Hal yang paling Fumi benci, suara guntur yang keras juga petir yang sangat menakutkan. Ia sangat takut dan bahkan tidak bisa tidur semalaman jika suara itu terus berlanjut sampai pagi. Fumi menutup mata dan telingannya sambil berharap hujan lebat berhenti sehingga ia bisa tidur. Namun sepertinya tuhan kali ini tidak mendengar permohonannya. Fumi terkejut karena seseorang tiba-tiba menyentuhnya, ia segera membuka selimut dan melihat seseorang yang duduk dipinggir ranjang didekatnya,

"Kakak?"

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Ruki

"A—aku..."

"Mau kakak temani?"

"Hm?"

"Tapi kakak ingin mengerjakan sesuatu, kamu bisa tidur dikamar kakak"

"Eh?" Fumi hanya bisa menatap wajah Ruki bingung sampai Ruki mengulurkan tangannya untuk membantu Fumi turun dari ranjangnya,

"Eh umm.. ini tidak sseperti yang Fumi pikirkan, maksudku.. kamu bisa tidur dikasurku dan aku akan megerjakan sedikit pekerjaan ku lalu..."

Fumi menyambut uluran dari Ruki, Fumi bisa merasakan kehangatan juga kelembutan yang Ruki salurkan hingga suara guntur dan petir diluar tidak terdengar menyeramkan lagi. Fumi seperti teringat sesuatu, ia pernah merasakan ini sebelumnya, saat masih tinggal bersama kakaknya, Junki.

"Sudah malam, tidurlah" kata Ruki sambil merapihkan selimut agar Fumi bisa tidur dengan nyenyak,

"Apa... kakak tau?"

"Tentang apa?"

"Aku, tidak bisa tidur karena suara guntur dan petir?"

Ruki mengangguk sekali, "Junki pernah berkata kepadaku tentang hal-hal yang tidak kamu sukai dan kamu sukai, ia menyebutkannya semuanya"

"Kak.. Junki..."

"Junki bilang kalau Fumi selalu datang menuju kamarnya dan meminta pelukan agar tidak takut lagi. Namun suatu hari Fumi tidak lagi mengunjungi kamar Junki dan berakhir tidak tidur semalaman... kamu sampai ketiduran saat jam pelajaran"

Fumi mengingat saat-saat itu, ia tidak ingin mengganggu Junki lagi yang sedang tidur sehingga ia mencoba untuk tidur saja, namun Fumi tidak bisa. Ia tetap takut sampai tidak tidur semalaman.

"Sejak saat itu, Junki selalu mendatangimu terlebih dahulu dan menenangkanmu sampai kamu bisa tidur. Lalu sekarang, karna Junki tidak aja, aku yang akan menggantikannya" kata Ruki sambil tersenyum,

"Tidurlah..." Ruki mengusap lembut kepala Fumi kemudian beranjak dari ranjangnya,

"Kakak..."

"Hm?"

"Apa kakak tidak marah kepadaku?"

Ruki teringat kejadian siang ini, ketika ia mengunjungi sekolah untuk berkonsultasi dengan wali kelas Fumi, "Fumi pasti punya alasan bukan? Fumi bisa memberi tahu kakak jika sudah siap"

Fumi memposisikan dirinya untuk duduk, mengambil nafas dalam sebelum mengatakan isi hatinya kepada Ruki,"Sebenernya... aku tertarik kedalam duni Fashion dan bermimpi untuk menjadi seorang perancang busana sejak lama, aku ingin masuk akademi ketimbang kuliah. Maafkan aku, kak.. aku tidak bisa bersekolah bisnis seperti kakak"

Ruki kembali duduk didekat Fumi, "maafkan aku, kak.."

"Tidak, Fumi. justru aku senang karna Fumi bisa berbicara terus terang kepada kakak. Meskipun aku bukan kakak yang menemanimu dari kecil, terimakasih sudah mau bercerita tentang keinginanmu, mimpimu" balas Ruki lalu mengusap tangan Fumi lembut,

My Oniichan-s || JO1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang