♡3

104 18 13
                                    

Ruki sudah siap dengan setelah jas dan tas kerjanya, ini hari senin dan ia akan kembali bekerja dikantornya.

Ruki yang berusaha ingin dekat dengan adiknya itu melangkahkan kakinya ke kamar Fumi, hendak memberi salam karena sedari pagi ia tidak melihatnya. Padahal biasanya Fumi akan makan sereal di dapur.

Tok tok

"Fumi—" panggil Ruki namun tidak mendapatkan jawaban, "apa Fumi masih tidur?"

"Fumi.." panggilnya lagi namun belum mendapatkan jawaban. Ruki melihat jam dipergelangan tangannya, sudah pukul sepuluh, dan Fumi pasti sudah bangun.

"Fumi..." panggil Ruki lagi namun kali ini dengan membuka pintu kamar Fumi yang tidak terkunci, meski sudah berkali-kali diingatkan, Fumi selalu lupa untuk mengunci pintunya, atau mungkin memang sengaja ia tidak kunci.

Ruki melihat Fumi tidur dengan hampir seluruh tubuhnya ditutupi selimut, awalnya ia mengira Fumi memang tidur, namun Ruki melihat badan Fumi yang sedikit bergetar. "Fumi, apa kamu baik-baik saja?" Kali ini Ruki yakin Fumi akan menjawab, tapi ternyata nihil, Fumi masih tetap berada diposisinya,

Ruki yang bingung dan sedikit khawatir pun akhirnya mendekat, memastikan apakah Fumi benar-benar tidur atau yang lainnya.

Dan benar saja, tubuh Fumi bergetar karena ia sakit. Wajah dan bibir Fumi sangat Pucat, "Fumi.. kamu—" Ruki meletakkan punggung tangannya ke dahi Fumi,

"Fumi— kamu demam!" Kata Ruki panik,

Suhu tubuhnya sangat tinggi dan badannya menggigil membuat matanya terus terpejam perih, namun Fumi tetap tidak bisa tidur karena kepalanya sangat pusing,

"Fumi, fumi.. sebentar, kakak akan—" Ruki semakin panik setelah melihat Fumi semakin menggigil. Ia memanggil asisten rumah tangga untuk menyiapkan kompres sedangkan ia menelfon dokter untuk datang kerumah.

Setelah beberapa saat, Fumi sudah dikompress beberapa kali dan dokter pun datang.

"Jadi, Dokter, adik saya kenapa?" Tanya Ruki panik, matanya masih sesekali melihat Fumi yang terbaring lemah di ranjang,

"Demam. Hanya demam biasa"

"Tapi, ia sampai menggigil dok, bagaimana bisa itu demam biasa?"

"Tenang, sudara Ruki. Itu memang reaksi tubuh terhadap perbedaan suhu. Tidak perlu terlalu cemas, dengan istirahat dan minum obat, demamnya akan segera turun" jawab Dokter membuat Ruki sedikit lega, ia tidak pernah melihat seseorang yang sedang demam tepat didepan matanya sehingga melihat keadaan Fumi tadi membuatnya sangat khawatir.

Ruki duduk dibawah, dipinggir kasur tepat disebelah Fumi yang sedang tertidur. Setelah makan sedikit dan minum obat, Fumi akhirnya tidur, tubuhnya masih sedikit bergetar namun sudah tidak menggigil.

Tangan Ruki mengambil tangan Fumi, menggenggamnya dan mengusapnya dengan lembut. Ia juga sesekali mengusap rambut Fumi pelan, memastikan adiknya istirahat dengan nyaman.

"Kak Junki—" ucap Fumi lirih, ia mengigau,

Ruki mengangkat kepalanya, memperhatikan Fumi yang terus menerus mengigau memanggil nama Junki. Ia mengusap tangan Fumi kembali, mencoba menenangkan.

"Fumi, kakak disini."

----

Fumi membuka matanya pelan, kamarnya sudah gelap, hanya menyisakan lampu tidur yang menyala diatas nakas dekat tempat tidurnya. Ia hendak bangun namun ia merasakan tangan kanannya digenggam oleh seseorang,

"Kak Ruki?" Fumi melihat Ruki yang tidur sambil menggenggam tangannya, ia masih mengenakan setelan jas lengkap, rambutnya juga masih tertata rapih.

"Apa kak Ruki tidak pergi ke kantor?" Ucap Fumi pelan, ia tidak ingin membangunkan kakaknya. Tangan kirinya mengecek suhu tubuhnya sendiri, demamnya sudah turun.

Fumi memiringkan tubuhnya, menghadap Ruki. Tangan kirinya yang bebas menyentuh rambut halus Ruki. Fumi memperhatikan bentuk wajah kakaknya dengan seksama, kulih halus, putih, bibir mungil, kalau dipikir memang ia lebih mirip dengan Ruki dibanding Junki.

Seketika rasa penyesalan pun sedikit keluar, ia sudah bersikap kurang baik dengan kakaknya, padahal kakaknya sangat menyayanginya. Mau bagaimanapun, Ruki adalah kakak kandungnya, meskipun berbeda ibu tapi mereka memiliki hubungan darah.

Fumi merasakan ponsel yang bergetar di dekatnya. Itu milik Ruki. Fumi membuka lockscreen yang tidak dikunci lalu mendapati banyak sekali email masuk, semua tentang bisnis, pasti semua tentang pekerjaan.

Saat Fumi ingin meletakkan kembali ponsel Ruki, tiba-tiba satu pesan chat Line masuk,









Junki Kono

Baiklah, besok aku akan berkunjung










Fumi terkejut, kakaknya akan berkunjung esok hari. Ia senang, sangat senang bahkan, sepertinya tubuhnya sudah sehat, kepalanya sudah tidak pusing dan senyum terus saja terukir dibibirnya. Fumi meletakkan ponsel Ruki ketempat semula, kemudian memejamkan matanya berharap pagi akan segera datang.










~~~~~~~~~~~~~~~

Ciee ada yang mau dateng

-Kyu

My Oniichan-s || JO1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang