15♡

64 11 24
                                    

"Apa kamu lapar?" Tanya Keigo sambil menoleh kearah Fumi yang sepertinya sibuk merapihkan rambutnya. Mobil sport seperti ini memang merepotkan langsung beratap langit sehingga angin bisa langsung merusak tatanan rambut Fumi. "Tidak" jawabnya singkat,

"Kalau begitu, sebaiknya kita pergi kemana ya?" Keigo bertanya-tanya sendiri, jarinya sesekali membenarkan kacamata hitam yang ia kenakan. "Jadi kakak tidak punya tujuan tetapi langsung menjemputku seperti tadi?" Kini Fumi mulai protes,

"Sebenarnya aku hanya ingin ditemani olehmu, Fumi." ungkap Keigo kepada Fumi sedangkan Fumi menghela nafasnya, sedikit menyesal akan keputusannya untuk ikut bersama Keigo. "Kita makan saja ya. Aku tau tempat bagus. Setelah itu kita bisa jalan-jalan" Fumi pasrah dan akhirnya menyetujui ajakan Keigo.

Mereka sampai disebuah retoran yang kelihatan mewah, ya sesuai dengan gaya Keigo saat ini. Keigo menarik kursi kemudian membiarkan Fumi duduk dengan nyaman. Mereka duduk si kursi untuk dua orang, seperti pasangan yang sedang berkencan. Keigo memanggil pelayan dan memesan steak untuk dua orang.

"Kamu bahkan tetap terlihat manis dengan seragam sekolah" kata Keigo tiba-tiba, ia melihat Fumi sambil tersenyum "terimakasih" jawab Fumi sambil sibuk memotong steaknya tanpa melihat kearah Keigo.

"Apa lelaki yang merangkulmu tadi, pacarmu?" Tanya Keigo, "Sukai teman sekelasku"

"Kalau yang disebelahmu? Sepertinya dia yang paling tidak ingin kamu pergi"

"Shosei memang manis, dia teman ku juga" jawab Fumi masih sibuk memakan steak nya.

Keigo menggertakkan giginya sendiri, merasa kesal karna tidak berhasil mendapat perhatian. "Berarti, tidak masalah dong kalau kita berkencan"

"Hah?" Kali ini Fumi mendongakkan kepalanya, melihat wajah Keigo dengan ekspresi bingung,

"Kita memiliki status yang sama. Aku single, kamu juga single. Kau paham kan"

Fumi masih bingung, ia tidak mengerti perkataan dari Keigo, apa maksud dari berkencan itu juga berpacaran? Pikir Fumi.

"Sejujurnya, Fumi. Setelah acara itu, aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Bahkan aku menyempatkan waktuku hanya untuk bertemu denganmu hari ini" kata Keigo membuat Fumi sedikit muak dengan kata-kata gombal seperti itu,

"Bukankah kakak menempuh pendidikan diluar negeri?"

"Ya, benar. Tapi kakek memintaku untuk datang ke Jepang, untuk menggantikan posisi sebagai penerus perusahaan" jawab Keigo, "kenapa kakak?"

Keigo menghela nafasnya, ia menoleh kearah jendela luar dan mulai bercerita,
"Sebenernya aku tidak memiliki orang tua, aku hidup dipanti asuhan sampai kakek dengan baik hati mengadopsiku hingga sekarang... "

Fumi menatap kearah Keigo, ia mulai masuk kedalam suasanya, dan menunggunya melanjutkan bercerita,

"Kurasa ini bentuk balas budiku, Jadi aku akan sangat merasa bersalah jika tidak menuruti apa kata kakek" lanjut Keigo lalu menoleh kearah Fumi lagi dan tersenyum,

"Aku minta maaf" kata Fumi sekarang mulai merasa iba, ia pernah berada dalam posisi itu belum lama ini. Merasa kesepian dan hampa karna tidak memiliki orang tua. Tapi bagi Fumi, Keigo lebih menderita, karena tidak memiliki siapapun kecuali kakek. Sedangkan Fumi memiliki kakak yang sangat menyayanginya.

"Tidak, aku yang seharusnya meminta maaf karna terbawa suasana" kata Keigo, Fumi menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum lembut.

Setelah mereka makan, Keigo mengajak Fumi ke salah satu butik yang terletak tidak jauh dari restoran tempat mereka makan. Butiknya tidak terlalu ramai namun barang-barang didalamnya sangat bagus. Tentu saja, Keigo pasti tahu tempat bagus untuk berbelanja.

My Oniichan-s || JO1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang