♡1

206 26 5
                                    

Air hujan menyusuri kaca jendela kamar Fumi, dari dalam, jari Fumi mengikutin arah air hujan itu turun dari Jendelanya. Malam ini, pukul sebelas, Fumi belum juga memiliki niat untuk tidur, belum mengantuk katanya, namun, sebenarnya Fumi masih memikirkan bagaimana hidupnya bisa seperti ini.

Kemarin, Fumi masih bisa merundingkan menu masakan yang akan bunda sajikan untuk esok hari, padahal baru kemarin juga ia memenangkan game konsol bertarung dengan kakaknya. Namun malam ini, Fumi sudah berada di rumah besar mewah dengan dominasi warna putih. Kamarnya yang didominasi wanra Pink, berubah menjadi putih. Kasur dengan banyak boneka juga selimut lucu pun sekarang menjadi sangat kaku dengan warna abu-abu dan motif garis sederhana, hanya ada dua bantal dan selimut. Tidak ada boneka dan motif lucu lain.

Sebenarnya ini sangat cukup, ada nakas, lampu tidur, lemari, meja rias, dan perlengkapan kamar lainnya. Bahkan lebih lengkap daripada kamarnya dulu. Tapi, rasanya sangat berbeda dan membosankan.

Fumi meindurkan kepalanya diatas meja belajar yang langsung berhadapan dengan jendela. Mencoba untuk berdamai dengan keadaan walaupun mungkin membutuhkan waktu.

Cklek

Pintu kamarnya terbuka, Fumi langsung mengangkat kepalanya dan menoleh kearah sumber suara.

"Pintunya, ga kamu kunci?"

"Oh iya, maaf aku lupa"

Fumi masih terdiam ditempatnya, dan membiarkan keheningan menyelimuti mereka berdua.

"Kenapa belum tidur?"

Fumi menoleh kembali, mendapati sosok lelaki tinggi dengan setelan jas yang masih lengkap menandakan ia baru pulang dari kantor sedang berdiri di ambang pintu kamarnya, 'bukannya ditutup malah mengajak ngobrol' Kata Fumi dalam hati.

"Belum ngantuk. Shiroiwa-san, ah.. bukan. Kakak, baru pulang?"

"Hmm, iya. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan"

"Oh, begitu"

"Hm, ya, baiklah kalau begitu. Sebaiknya kamu cepat tidur. Dan jangan lupa kunci pintunya"

Fumi menangguk kemudian membiarkan kakaknya, Ruki untuk menutup pintu kamar. Namun belum sampai tertutup, Ruki kembali membuka pintu kamar Fumi,
"Selamat malam, mimpi indah" katanya sebelum benar-benar menutup pintu kamar Fumi.

"Selamat malam" balas Fumi pelan meskipun suaranya tidak akan terdengar karena pintu kamarnya sudah tertutup dan Ruki juga sudah berjalan kekamarnya. Fumi menghela nafasnya, merasa tidak bisa bersahabat dengan suasana canggung seperti tadi. Setelah beberapa saat duduk kursi meja belajarnya, Fumi berpindah ke kasurnya, mencoba untuk tidur.

----

Ruki duduk pinggir kasur, mengeringkan rambutnya yang basar sambil sesekali memijat bahunya yang pegal.
"Apa aku benar-benar kaku?"

"Kenapa Fumi belum tidur sampai larut malam seperti ini?"

"Apakah itu kebiasaannya?"

"Apa memang begini rasanya tinggal bersama adik perempuan?"

Ruki berbicara sendiri sebelum merebahkan tubuhnya kekasur. Ia akan tidur selama dua jam, kemudian terbangun dan mengerjakan pekerjaannya.

Ruki adalah CEO muda dari perusahaan milik ayahnya. Sejak kecil, Ruki sudah di didik untuk menjalakan perusahaan keluarganya, ayahnya sudah meninggal sejak ia masih dalam umur sebelas dalam kecelakaan. Ruki yang masih kecil harus berurusan dengan banyak orang dan juga mengalami sulitnya hidup tanpa kedua orang tuanya. Dirumah besar ini, ia hanya tinggal bersama pengasuh dan beberapa pembantu kepercayaan keluarganya.

"Baiklah, aku akan berusaha lagi besok"
Ruki menarik selimut putih sampai ke lehernya, memejamkan mata dan berharap esok akan lebih baik.













~~~~~~~~

Pengenalan dulu ya.. jadi Fumi sama Ruki ini masih canggung banget karna baru aja beberapa hari tinggal satu rumah sebagai kakak adik yang sah. Eak:v

Oh iya, Kyu mau bilang kalau kalian pernah baca au atau fanfiction dengan tokoh Fumi, itu mungkin aja Fumi yang sama ehehe.. tapi di cerita ini setting dan alur akan berbeda ya.

-Kyu

My Oniichan-s || JO1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang