9. Ibadah
Fayza mengerjapkan matanya beberapa kali. Azan subuh sudah selesai berkumandang, bahkan alarm khusus yang disetting diponsel Abhizar juga telah usai berkumandang azan.
Fayza menatap Abhizar yang masih tertidur pulas disaampingnya. Tumben sekali suaminya itu belum bangun, biasanya ia lah yang akan membangunkan Fayza lebih dulu.
"Perasaan semalem tidurnya duluan dia habis sholat isya'. Capek banget kelihatannya." gumam Fayza.
Fayza tidak tau saja bahwa saat tengah malam ketika dirinya sudah tertidur pulas, Abhizar diam - diam pergi meninggalkannya.
Abhizar sedang dalam kondisi tertekan, firasatnya mengatakan akan ada sesuatu yang terjadi pada dirinya. Maka dari itu, ia lebih memilih diam - diam meninggalkan Fayza ketimbang nanti ia akan membuat Fayza berada dalam bahaya.
Fayza lalu berjalan hendak mengambil air wudhu, setelah itu baru ia akan membangunkan Abhizar.
Fayza menghentikan langkahnya sejenak. Ia teringat sesuatu, "Setelah nikah, baru semalem gue mimpiin Abhizar. Ck tapi kenapa mimpinya singkat banget sih! Mana mimpinya dia ninggalin gue tidur sendirian dikamar juga."
•.•.•.•"Abhizar bangun dong!" Fayza menggoyang - goyangkan lengan kekar suaminya itu.
"Hm." Abhizar hanya bergumam. Cowok itu malah tertidur di meja makan.
"Udah pagi tau! Lo udah mandi belum sih? Gak melek - melek dari tadi." omel Fayza yang mana ditelinga Abhizar malah terdengar seperti musik pengantar tidur, sangat merdu didengar. Definisi cerewet pada laki - laki yang tepat wkwkk.
"Merem mulu dari tadi ih!"
"Abhi, ayo bangunnnn!"
"Hmmm, lanjutinnn. Merdu." ucap Abhizar dengan mata yang masih terpejam.
Fayza melongo tidak percaya, "Abhizar! Gue tuh lagi ngomel, lo kira gue lagi nyanyi nina bobok apa?"
"Abhizar bangun ih! Makan dulu, nanti bisa maag kalo makannya telat mulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Balikan Paling Halal (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Aku titip kepadamu Ya Allah segala hal yang aku cintai."