35. Takut Kehilangan
Sekotak cokelat dan sosis bakar kesukaan Fayza yang baru saja Abhizar beli ia jatuhkan begitu saja ketika ia melihat wanita dengan dress bewarna maroon menyebrang jalan dan tanpa sadar ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya.
Pikiran Abhizar hanya satu, menyelamatkan wanita itu, Anita. Abhizar melupakan rasa benci dan dendamnya ketika melihat nyawa sang ibu terancam.
"Mama!"
Deg
Hati Anita tersentuh saat panggilan 'mama' itu keluar dari mulut Abhizar dan memanggilnya.
Anita lihat Abhizar berlari cepat menuju arahnya.
"Awas!"
"Awas!"
"Awas!"
Seruan dari orang - orang di sekitarnya membuat Anita tersadar akan sebuah mobil yang semakin dekat dengannya, mobil bewarna hitam itu terus membunyikan klaksonnya membuat suasana sekitar jalanan itu semakin mencengkram.
"Tinnnnnn!"
Braghhh!
"Aaaa!" orang - orang di sekitar jalanan itu menjerit histeris melihat dua korban kecelakaan itu terpental di jalanan.
"Arg..." Abhizar merintis merasakan sakit yang begitu hebat di bagian kepalanya.
Abhizar memeluk Anita untuk melindunginya dari benturan agar wanita itu selamat. Tubuh Abhizar jauh lebih besar ketimbang tubuh ibunya, hal itu tentu saja membuat Abhizar bisa memeluk sempurna ibunya.
Berbeda dengan Anita yang hanya mengalami benturan ringan, kepala Abhizar membentur kerasnya jalan dengan begitu hebat.
Perlahan pelukan Abhizar pada Anita merenggang bersamaan darah segar yang mengalir dari kepalanya.
"Nak..." Anita gemetar melihat kondisi putranya saat ini.
Anita menangkup wajah Abhizar yang nyaris penuh darah dengan air mata yang mulai menitik.
Abhizar juga menangis saat itu, dia merasa yang barusan ia lakukan adalah memeluk ibu kandungnya untuk pertama dan juga terakhir kali dalam hidupnya.
"D_dem sa_yang mama." ucap Abhizar terbata sebelum ia benar-benar menutup matanya.
"Abhizar!"
Jeduarrr!
Abhizar sigap dan langsung menutup kedua telinga Fayza setelah suara petir menyambar yang begitu memekakkan telinga, Abhizar tidak akan pernah lupa jika istrinya begitu takut dengan suara petir.
Mimpi buruk membuat kening Fayza dibanjiri oleh buliran - buliran keringat dingin yang membasahi.
"Tenang, oke? Itu cuma petir, Za." Abhizar membawa Fayza dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Balikan Paling Halal (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Aku titip kepadamu Ya Allah segala hal yang aku cintai."