17. Pembaca Yang Manis

6.1K 628 98
                                    

.•Happy Reading•.

17. Pembaca Yang Manis

Sebelum masuk ke kelas, Dewa mengunjungi lokernya terlebih dahulu. Ada sesuatu yang ingin ia periksa disana, sesuatu yang belakangan ini membuatnya sedikit penasaran.

Seorang gadis tersenyum manis setelah meletakkan kotak berisi sandwich di dalam sebuah loker, namun loker itu bukan miliknya.

"Susunya masih anget nih. Cepet leleh ya Bian, jangan cosplay jadi es batu mulu." gadis itu terkikik pelan.

"Okee, sekarang gue balik ke kelas. Fayza sama Alika pasti udah nungguin." ucap gadis itu lalu membalikkan badannya.

Brugh

"Aish, kok ditabrak sih!" gerutu gadis itu memegangi keningnya.

Gadis itu membelalakkan matanya saat setelah mendongkakkan kepalanya ia mengetahui siapa yang barusan ia tabrak.

"Sejak kapan?"

Fisya menelan salivanya susah payah ketika Dewa menatapnya dengan raut wajah tanpa ekspresi.

"Besok lagi gak perlu masukin makanan diem - diem di loker gue." ujar Dewa.

"Maaf, tapi gue suka ngelakuin hal itu." ucap Fisya.

"Gue gak suka." sahut Dewa.

"Tapi gue_"

"Gue risih Sya, diem - diem tiap haro Lo gituin gue." ucap Dewa langsung tepat menusuk hati Fisya.

Fisya menundukkan kepalanya, "Maafin gue, Dewa. Gue suka Lo diem - diem."

Dewa tidak menanggapi, ia tetap diam dan malah terkesan mirip seperti patung bernyawa.

Beberapa detik kemudian Fisya terkekeh pelan, "Ya kali gue mau confess, 'kan wakaffa billahi syahiida." ucap Fisya lalu gadis dengan rambut yang di gerai itu memiringkan kepalanya dan menatap wajah Dewa dengan lekat.

Fisya memang cukup menarik, tapi sayangnya Dewa tidak tau caranya membuka hati.

"Sewajarnya aja. Terlalu baik bisa nimbulin luka." setelah berucap itu, Dewa langsung melipir pergi meninggalkan Fisya tanpa membawa kotak bekal yang dibawakan oleh Fisya tadi.

•.•.•.•

Mau seberhasil apapun move on nya, yang namanya takdir Lauhul Mahfuz tetap tidak bisa dilawan.

Tidak bisa dan tidak akan pernah bisa.

Fayza dan Abhizar, definisi cape cape move on tapi ketemu lagi di pelaminan. The power of Lauhul Mahfuz.

Kadang dibalik move on yang susah, dibelakangnya pasti ada mantan yang hebat. Tapi kali ini bukan Abhizar yang hebat, tapi do'a dari laki - laki itu yang membantunya untuk bisa menyapa Fayza kembali.

"Abhi..."

"Hm."

"Kamu masih pusing?" tanya Fayza.

Abhizar yang sejak semalam masih setia pada posisi tidurnya menghadap pada Fayza dengan selimut yang masih tetap membalut dirinya menggumam tidak jelas.

"Kalo masih pusing, kita ke dokter aja ya?"

"Masih sakit, enggak?"

Balikan Paling Halal (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang