Hallo
Sebelum baca, jangan lupa buat kasi vote & komen yang banyak ya🧸
•.•.•.•
14. Kekaguman Fayza
Sebelum mendapatkan Fayza dengan cara yang halal, Abhizar memang tampak seperti tidak pernah menghargai keberadaan Fayza. Namun siapa yang tau jika di sepertiga malamnya, Abhizar selalu terang - terangan mempertarungkan do'anya di atas langit meminta Fayza kepada penciptanya.
Abhizar mau mendapatkan Fayza secara halal, maka dari itu ia siap jika harus menunggu lama. Karena pada dasarnya ia tau bahwa merayu sang pencipta tidaklah mudah.
Abhizar berhasil bertahan sampai pada hari perjodohan itu yang sama sekali tidak pernah ia tulis dalam buku rencananya. Abhizar hanya terpana saat setelah sekian lama akhirnya dipertemukan kembali dengan Fayza secara halal.
"Za!"
Merasa namanya dipanggil, Fayza menghentikan langkahnya lalu menoleh pada sumber suara.
Fayza tersenyum lucu saat mendapati suara yang menyebut namanya tadi adalah Abhizar. Abhizar berjalan menghampiri Fayza dengan postur tubuh yang tegap dan raut wajah yang teramat dingin, namun akan kembali hangat ketika sudah berada di dekat Fayza.
Fazya menatap kagum pada sosok laki - laki yang yang kini tengah berdiri disampingnya. Sinar matahari sore yang menyilaukan mata Abhizar membuat cowok itu sedikit mengerjapkan matanya.
"Silau." kata Abhizar sembari menutupi kepala Fayza dengan sajadahnya.
Abhizar dan Fayza baru saja selesai melaksanakan sholat Ashar berjama'ah di musholah kebanggaan pondok pesantren milik keluarga Abhizar.
"Matanya ketutupan!" Fayza menyingkirkan sajadah yang menutupi kepalanya itu membuat Abhizar tertawa.
Berada di jarak yang tidak jauh dari mereka berdua membuat Dewa bisa melihat dan mendengar dengan jelas apa yang dilakukan dan dikatakan oleh Fayza dan Abhizar. Meski jauh di dalam hatinya ia merasa sakit, namun ia tetap melanjutkan untuk terus menyaksikan bagaimana seorang Abhizar menumpahkan perhatian yang jarang ia perlihatkan itu kepada Fayza.
"Anak bontot umi, mau juga punya istri kaya mas Bias?" tanya Asiah membuat Bian mendengus.
"Mau umi nikahin besok?" tanya Asiah mengundang rasa kesal untuk Bian.
"Gak mau!" dengus Bian lalu langsung melenggang pergi.
Abhizar dan Fayza kembali melanjutkan langkah mereka dengan hening yang menemani sepanjang perjalanan.
Sesampainya di dalam kamar, Fayza merasa sangat panas dan hendak melepas mukenah yang ia kenakan. Abhizar memperhatikannya dengan tatapan mata polosnya membuat Fayza mengurungkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Balikan Paling Halal (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Aku titip kepadamu Ya Allah segala hal yang aku cintai."