*******
Happy reading
*******Sekarang kia sudah selesai berganti pakaian ditempat ia bekerja. Lucino cafe, cafe milik karel
"Hai mbak hana" sapa kia ramah pada juru masak cafe.
"Hai cantik" balas mbak hana tersenyum.
"Ada tugas buat kia?" Tanya kia sopan.
Bagi hana kia itu sudah ia anggap adik sendiri. Gadis cantik dan kuat. Hana tidak pernah mendengar kia mengeluh karena lelah nya bekerja. Padahal hana tau pasti lelah bagi kia, pagi hari harus sekolah Sore harus bekerja sampai larut malam.
Bahkan hana khawatir pada mental dan keselamatan kia.
"Tentu saja cantik, antar cappucino dan cake ini ke meja no 7" timpal seorang pria mendekati mereka dengan membawa cappucino.
"Eh hai kak nio" sapa kia ramah.
"Hai adik kecil" balas nio mengacak rambut kia gemas.
Kia beruntung ia di terima baik oleh pekerja cafe karel, karena di sini umur kia yang paling kecil jadi mereka semua menganggap kia seperti adik mereka sendiri.
"Baiklah aku pergi dulu kak, mbak" pamit kia seraya membawa pesanan seseorang.
Kia melangkah menuju ke arah pria yang sedang memainkan ponsel nya. Entah kenapa kia merasa gugup dan gelisah secara bersama.
Kia mencoba bersikap tenang "permisi pak ini pesanan nya" ucap kia sopan seraya meletakkan cappucino dan cake tersebut.
"Selamat menikmati" ucap kia sedikit membungkuk. Sebelum kia berbalik badan pria di depan nya malah menghentikan langkah nya.
"Tunggu" ucap dengan suara berat nya. Pria tersebut meletakkan ponsel nya yang ia pegang sedari tadi,kemudian langsung menatap ke arah kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious girl [Selesai]
Random{BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA} *** Memiliki kehidupan yang rumit bukan lah keinginan kiara. Lahir karena kesalahan dan melangkah penuh tekanan dari sang ayah membuat dia sulit bergaul. Hingga keda...