Precious girl [Selesai]

23. Tanpa arion

*******
Happy reading
*******

"Happy?" Tanya arion ketika mereka sudah dalam perjalanan menuju jakarta

Kia mengangguk semangat "thanks ar" ucap kia tulus

"Bukan hal besar" jawab arion

"Besok pagi gue harus  ke australia" ungkap arion

Kia segera menoleh "lo ingin ninggalin gue?"

Arion tersenyum tipis ia mengusap kepala kia dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanan nya ia gunakan untuk menyetir.

"Itu tidak akan terjadi amo" jawab nya lembut

"Terus di sana ngapain? Berapa lama?" Tanya kia khawatir

"Perusahaan daddy di australi mengalami penurunan drastis jadi aku sama daddy akan berangkat untuk menghandle nya" jelas arion

"Berapa lama?" Tanya kia lagi

"Hanya lima hari dear"

"Baiklah lagipula aku sudah berada dalam jangkauan kamu" ucap kia

arion memang mengubah panggilan nya, kia sempat membantah tapi arion bilang senyaman nya aja. Jadi jangan aneh kalo ad aku gue lo kamu.

Arion tersenyum tipis "sekarang kamu sudah paham kamu milik siapa hm"

"Hm" gumam kia

"Ar kenapa aku merasa bang arthur seperti menyembunyikan sesuatu dariku" ungkap kia pelan

Arion terdiam ia tidak menyangka kia akan bertanya hal seperti padanya.

"Kenapa bilang gitu hm?"

"Bukan nya kamu yang paling tau tentang bang arthur" ucap arion

"Entahlah mungkin cuman perasaan ku saja karena terlalu banyak yang di pikirkan" jawab kia

"Sekarang istirahatlah. Perjalanan masih lumayan jauh" ucap arion seraya mengelus rambut kia membuat kia memejamkan matanya menikmati usapan lembut yang perlahan membuat nya merasa ngantuk.

🐬🐬🐬🐬

"Udah bangun sayang" sapa reina lembut.

Kia yang masih berada di tangga pun menoleh ke arah reina yang sibuk meletakkan sarapan.

"Good morning kak ara" sapa aileen dari arah belakang kia. Ia mengaitkan lengan nya ke lengan kia

Sebenarnya ketika ia membuka mata nya ia sudah menebak kalau ia berada di mansion arion apalagi melihat seragam yang sudah tertata rapi di pintu lemari

"Pagi" ucap reina mengecup pelipis aileen dan kia bergantian

"Pagi mom"

"Pa pagi tan eh mom" jawab thea gugup

Reina tersenyum "duduk sayang" titah nya