a boy?

12K 652 23
                                    

Pagi ini burung berkicauan seolah menyambut hari baik di musim semi ini. Hyunsuk sedang melakukan kegiatan rutinnya yaitu menyiapkan sarapan untuknya dan sang suami, Jihoon.

Tangan kirinya bertumpu pada pinggangnya dan tangan kanannya memegang sendok sup, entah kenapa ia ingin sekali sup bayam pagi ini. Mungkin karena efek mengidam.

Dirasa sudah cukup pas dengan lidahnya, gadis itu menuangkan sup nya pada mangkuk besar lalu ia menata masakan yang lainnya. Kemudian ia berjalan menuju mesin cuci di samping dapur. Dengan sedikit kesusahan ia mengangkat baju-baju yang akan dijemur nya. Namun sebuah tangan kekar mengambil alih, itu Jihoon yang sudah rapi dengan baju casual nya.

Jihoon tersenyum sembari berjalan menuju balkon untuk menjemur pakaian. "Kenapa gak minta bantuan? Kan udah gak kayak dulu," ujarnya.

Fyi, sekarang kandungan hyunsuk baru saja memasuki usia kedelapan bulan.

"Hehe gak papa, Ji. Selagi aku bisa, kenapa enggak."

Perempuan berambut Brunette itu berujar lagi, "Udah, sekarang mending kamu sarapan aja!"











°°°°°











Saat ini Hyunsuk sedang menonton televisi usai melakukan seluruh kegiatannya, mulai dari membangunkan jihoon lalu menyiapkan sarapan, menyapu lantai hingga mengepelnya, menjemur pakaian dan lainnya. Ia duduk dengan tangannya memegang toples keripik yang dibeli jihoon kemarin. Kakinya bertumpu pada meja guna meringankan sedikit pegalnya.

Sedikit bosan dengan tampilan di televisi, ia mengerucutkan bibirnya. Ia merindukan Jihoon nya. Apalah daya sekarang jihoon masih ada kelas. Iya, jihoon masih mengenyam pendidikan kuliahnya di tahun terakhir. Alias sebentar lagi sidang dan sekarang sedang sibuk-sibuknya.

Kadang Jihoon pulang malam saat Hyunsuk sudah tertidur pulas.

Tiba-tiba satu tendangan dari perutnya terasa begitu keras memecahkan lamunannya hingga hyunsuk sedikit meringis sembari mengelus perutnya.

Tiba-tiba otaknya tercetus pikiran;

"Dia perempuan atau laki-laki ya?" Gumamnya sambil melihat ke arah perutnya yang dilapisi blazer putih tulang dan tangannya masih tetap bertengger pada perutnya sesekali mengelus-elusnya.

Dan sebuah tendangan kembali ia dapatkan, namun tidak sekeras tadi.

"Are you boy or girl?" Tanyanya.

Tendangan kembali hyunsuk rasakan.

"Ohh- wow wow wow," hyunsuk memandang takjub pada perutnya.

"Okay okay, are you boy or girl?" Tanya Hyunsuk sekali lagi.

Sekarang Hyunsuk mendapatkan lebih dari dua tendangan dari bayi dalam kandungannya. Bayinya itu sedikit merubah posisinya mengakibatkan hyunsuk meringis.

"Okay okay stop it, baby please, huhuhu Jihoon anakmu-" hyunsuk memekik.

Hyunsuk menghela nafasnya lalu, "jika kau laki-laki, beri ibu satu tendangan. Dan jika kau perempuan, jangan beri ibu tendangan. Kau mengerti?"

Setelah Hyunsuk berbicara pada bayinya itu, tak lama ia mendapat satu tendangan yang artinya laki-laki, anaknya laki-laki. Memang, selama ini ia dan Jihoon merahasiakan jenis kelamin sang bayi. Ke rumah sakit pun hanya cek up biasa.

Mendapatkan respon seperti itu ia kaget dan tak percaya. Lalu setelahnya hyunsuk berteriak saking bahagianya.

Malamnya hyunsuk memberi tahu jihoon perihal kejadian siang ini. Yang disambut ekspresi bodoh Jihoon (re; loading) lalu ia tersenyum bahagia. Mengecup kening, pipi hingga mata hyunsuk. Matanya sedikit berair.

"Ji?" Panggil hyunsuk.

"Kamu nangis?" Lanjut Hyunsuk bertanya sambil menahan tawanya. Sedangkan Jihoon gelagapan. "Nggak."

Iya guys, Jihoon nangissss...










---

To be continued?

hoonsuk's journey.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang