telepon

3.4K 325 6
                                    

Sore hari adalah kegiatan balita itu untuk menonton televisi serial kesukaannya. Ditemani dengan satu piring potongan buah melon permintaannya, balita itu asik bermain bersama mainannya juga televisi yang menayangkan film kartun favoritnya.

Doyoung, balita itu sudah wangi nan rapi setelah Hyunsuk memandikannya jam tiga tadi dengan bujuk rayu bahwa Jihoon akan pulang cepat hari ini. Dan benar saja, satu jam kemudian Jihoon datang dengan kemeja acak-acakan disambut oleh doyoung yang senang bukan main langsung memeluknya, "selamat datang di yummah, papa!!"

Ucap Doyoung semangat sembari memeluk leher Jihoon yang baru saja menggendongnya. Ucapan itu membuat Jihoon tersenyum kemudian menciumi pipi anaknya.

"Papa! Dobby main yego bawyu, lohhhh! iya mama?" Ujar doyoung kemudian menoleh pada hyunsuk yang sedang berdiri diambang pintu tidak jauh dari keduanya.

Jihoon menatap istrinya itu bingung.

Hyunsuk mengangguk tersenyum dan kemudian menatap suaminya itu. Kakinya melangkah menuju sang suami yang sedang menggendong buah hatinya. Tangan mungil itu kini melepas dasi yang bertengger manis di leher Jihoon. Masih dengan senyuman manisnya, hyunsuk kemudian berbicara, "iya, tadi mama kesini bawain doyoung mainan dan beberapa buku cerita."

Hyunsuk sedikit menepuk-nepuk bahu kokoh Jihoon dan sedikit memberikan pijatan, "udah gih! Mandi dulu, abis itu kita makan bareng"

Jihoon mengangguk.

Doyoung yang sedari tadi memperhatikan keduanya kini menatap Hyunsuk, "sini dobby turun dulu ya, papa nya mau mandi dulu, oke?" Ucapnya kemudian mengambil alih Doyoung dari gendongan Jihoon.

"Papa, main?" Doyoung berkaca-kaca seakan tidak rela lepas dari gendongan ayahnya.

"Iya nanti, ya. Sekarang papa mandi dulu" jawab Jihoon tertawa melihat ekspresi wajah anaknya itu dan mencubit pipinya pelan. Dan mengecup kening Hyunsuk sebelum melangkah pergi ke kamar.

Kemudian ia berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Namun belum ada tiga langkah, ia berhenti kemudian berbalik dan menatap Hyunsuk yang juga menatapnya, "Eh iya yang, chargerin hp aku dong"

Ucap Jihoon dengan cengiran khasnya diakhir kalimat dan memberikan ponselnya pada hyunsuk.

"Iya, iya. Dah sana mandi" jawab hyunsuk lalu mengambil ponsel tersebut dari tangan suaminya itu.

Setelah Jihoon menghilang di ambang pintu, hyunsuk menurunkan doyoung dan membiarkan balita itu kembali bermain di ruang keluarga. Dan tak lupa mencharger ponsel suaminya di nakas samping kursi diruang keluarga. Kemudian kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan dan menyelesaikan masakannya.

Sepuluh menit berlalu, Jihoon dan Hyunsuk masih dalam kegiatannya masing-masing. Jihoon dengan acara membersihkan dirinya dan hyunsuk yang sibuk dengan masakannya.

Tiba-tiba saja suara dering ponsel mengalihkan perhatian balita dua tahun itu. Sejenak ia hanya diam memperhatikan ponsel tersebut dari kejauhan tanpa ingin melihatnya lebih dekat. Deringan ponsel tersebut masih juga belum berhenti dan hyunsuk maupun Jihoon tidak ada tanda-tanda menghampiri ponsel yang menyala karena telepon masuk itu.

Dengan langkah hati-hati dan penuh penasaran, balita itu menghampiri ponsel yang masih berdering. Tangan mungilnya menggapai ponsel tersebut dari atas meja kecil itu.

Wajahnya nampak kebingungan, matanya mengerjap. Doyoung bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Tangannya yang memegang ponsel tersebut pun ia simpan kembali dan mengurungkan niatnya untuk menghentikan dering ponsel itu. Kemudian tangan mungil itu kembali menyentuh acak layar ponsel yang menyala dan menggeser kesana-kemari layar ponsel tersebut dengan jari telunjuknya. Dering ponsel tersebut mati karena doyoung dengan tangan gempal miliknya tanpa sengaja menggeser ikon merah. Seketika ekspresi balita itu takjub sekaligus kaget. Takjub karena bisa menghentikan deringnya dan kaget karena takut tiba-tiba ayah atau ibunya memergokinya.

Kemudian ponsel tersebut kembali berdering dan itu membuat doyoung, balita dua tahun itu sedikit sebal. Bibirnya mengerucut, lalu ia kembali menyentuh benda pipih tersebut dengan acak. Kini balita itu menggeser ikon berwarna hijau dan menampilkan detik waktu telepon masuk tersebut diangkat.

"Heh panda!" Ucap seseorang diseberang sana.

Hening tanpa jawaban, penelpon itu kembali bersuara, "hallo! tes! tes! Panda!!" Ucapnya dengan nada kesal diakhir kalimat karena ia merasa di kerjai.

Doyoung dengan polosnya menjawab, "hayyouww!! Ini Obby, bukan ppaan-daw?"

Lalu seseorang diseberang sana pun terdiam. Doyoung pun ikut terdiam.

"Heh panda!! Jangan becanda ya lu!" Ucapnya kemudian dengan kesal.

"Ini Obby!! bukan ppaan-daw!!" Kemudian kembali telepon itu hening tanpa suara.

"Hayyouww!"

"Chinju-ya! Hayyouww!!" Doyoung sedikit memekik karena tidak ada jawaban lagi.

Tanpa doyoung sadari, langkah kaki Jihoon terdengar menuju padanya. Lelaki itu nampak sudah fresh setelah mandi, ia sedikit terheran melihat anaknya yang tengah berdiri di depan meja kecil itu. Kemudian dengan langkah perlahan ia menghampirinya dan melihat apa yang dilakukan puteranya itu.

Netra hitamnya melotot setelah tahu apa yang tengah balita itu lakukan. Tamatlah riwayatnya. Saat ini Doyoung sedang melakukan panggilan telepon dengan teman kampusnya. Yang jelas tidak mengetahui bahwa dirinya sudah berkeluarga.

Buru-buru ia mematikan teleponnya dan menggendong doyoung yang membuat balita itu kaget bukan main karena tindakan tiba-tiba ayahnya itu. Sedikit berlari menuju dapur dan berteriak memanggil istrinya itu, "Yang!! Sayang!!"

"Hyun!!!" Panggilnya keras.

Gawat, pikirnya.

"Apasiii!!! Teriak-teriak terus!" Jawab hyunsuk sinis yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ini yang!! Astaga! Ini Dobby!" Ucap Jihoon menunjuk-nunjuk anaknya yang berada di gendongannya itu.

"Apa?! Itu memang dobby! Anak kamu, loh!" Balas hyunsuk. Apalagi sekarang? Hyunsuk sudah lelah dengan tingkah suaminya ini.

"Astaga!! Ini lohh! Dobby angkat panggilan telepon dari temenku!!" Ucap Jihoon heboh dengan mata yang melotot dramatis.

"Hah?" Hyunsuk membeo.

Oke, ini agak berlebihan tapi,

"BAGAIMANA BISA?!" pekik Hyunsuk dan doyoung hanya memperhatikan keduanya dengan diam. Dia tidak mengerti apapun.

















Oghey, ini gaje;v tapi next part bakal ada penjelasan tentang hoonsuk😁

Btw, makasih banyak sudah vomment^^

hoonsuk's journey.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang