Long time no see, guys.
****
Pagi itu entah kenapa Jihoon berat sekali turun dari kasurnya, bahkan kepalanya terasa sangat pusing dan juga badannya meriang. Hyunsuk yang menyadari itupun berkata bahwa ia tidak perlu bekerja dulu hari ini.
Sementara Hyunsuk yang tengah menyiapkan sarapan sembari membereskan rumah, balita 2 tahun itu masih tertidur di ranjangnya.
Hyunsuk melirik jam dinding yang berada di dapur menunjukkan pukul enam lewat empat menit. Masih cukup pagi untuk Doyoung bangun, rencananya ia akan mengantarkan balita itu ke daycare nanti pukul delapan.
Setelah menata sarapannya, Hyunsuk kemudian mengambil baskom berisi air hangat beserta handuk kecil untuk suaminya. Sesampainya di kamar ia melihat Jihoon yang tertidur bergulung selimut yang hanya menyisakan setengah kepalanya menyembul keluar.
Hyunsuk menyimpan baskom itu di nakas samping tempat tidurnya, dan kemudian menyentuh kening Jihoon yang terasa panas. "Ji, bangun.."
"Ugh.." Jihoon menggeliat pelan saat ia mendengar suara Hyunsuk memanggilnya.
"Kamu masih pusing?" Hyunsuk bertanya sembari ia mencelupkan handuk tersebut pada baskom yang berisi air hangat itu lalu memerasnya.
"Pusinggg.." jawab Jihoon merengek dengan suara seraknya.
Dengan telaten Hyunsuk menempelkan handuk tersebut pada dahi Jihoon.
"Kamu kemarin kehujanan ya?" Hyunsuk bertanya demikian, karena mengingat kemarin hujan lebat. Ngomong-ngomong sekarang ini sedang musim gugur.
Mendengar pertanyaan istrinya, Jihoon hanya mengangguk lemah sebagai jawaban.
"Kamu tuh kebiasaan deh ji, aku kan udah bilang terus payung juga udah aku sediain di mobil." Ucap Hyunsuk panjang lebar.
"Lupa aku yang," Jihoon sedikit terbatuk, "aku buru-buru mau beli kopi di minimarket depan."
Hyunsuk menghela nafasnya saat mendengar jawaban Jihoon. "Yaudah, aku mau lanjutin cucian aku dulu sebelum Doyoung bangun."
Belum sempat Hyunsuk berdiri dari duduknya lebih dulu Jihoon memegang tangan mungil Hyunsuk.
"Temenin aku aja yang... Aku pusinggg.. kayaknya aku sekarat." ucap Jihoon dengan suara yang lemas sangat kentara.
Hyunsuk memutar bola matanya, dia tahu bahwa Jihoon hanya demam biasa, tapi kenapa lelaki itu sangat berlebihan sekali. "astaga ji, aku mau nyuci bentar, abis itu nanti kesini lagi. Jangan lebay deh kamu."
"Tapi yang..."
"Udah ih nanti anakku keburu bangun,"
Hyunsuk kemudian berlalu meninggalkan kamar menuju ruang laundry.
***
Berselang tiga puluh menit setelah Hyunsuk keluar kamar, Doyoung si balita mungil itu terbangun. Si mungil yang memang sudah bisa turun sendiri dari ranjangnya itu kemudian berjalan menuju ranjang yang sekarang terdapat Jihoon yang tengah tertidur bergelung selimut.
Walau agak kesusahan untuk naik ke atas ranjang orangtuanya, Doyoung akhirnya sampai di atas kasur tersebut dengan lemari nakas sebagai pijakan.
"Papa.." panggil Doyoung saat ia melihat atensi Jihoon yang masih tertidur. Tangan gemuknya menepuk-nepuk wajah Jihoon dengan pelan. Balita itu sedikit terkejut kala rasa panas menerpa telapak tangan mungilnya.
Jihoon yang memang tidak bisa tertidur dengan pulas pun menyadari adanya atensi sang anak di sampingnya. Matanya sedikit terbuka untuk melihat Doyoung, dan langsung heran dengan ekspresi yang balita itu suguhkan. Alis berkerut dan mata melihat ke arah tangannya.
"Wae??" Tanya Jihoon dengan suara yang lemas.
Masih dengan ekspresi wajah yang sama Doyoung bertanya, "papa wae??"
"Papa pusing, sakit." Jawab Jihoon seadanya.
"Tsakit, waeyo? Tsakit dimana papa?" Rentetan pertanyaan Jihoon dapatkan dari Doyoung dengan aksen khas nya. Bahkan ekspresi wajahnya sekarang sudah menunjukkan kekhawatiran.
"Pusing, ini sakit kepala papa." Jawab Jihoon sambil menunjuk kepalanya.
"Kepala tsakit??" Mata bulat Doyoung membulat seketika. Kemudian tangan kecil itu memegang kening sang papa yang terasa panas di tangannya.
"Panas," gumam Doyoung sambil meringis.
"Papa okay?" Tanya balita itu.
"Sakit huhu~ papa sangat pusing doyie.." ucap Jihoon dengan ekspresi wajah yang dilebih-lebihkan.
"Kayaknya harus di usap-usap kepalanya sama doyie.." Doyoung yang mendengar jawaban dari Jihoon, matanya berkaca-kaca, ia merasa iba. Mungkin sebentar lagi balita itu akan menangis karena tidak tega melihat kondisi papanya yang bahkan kalau dilihat dari mata orang dewasa itu hanya sakit demam biasa.
"Lebay banget sih!" Suara Hyunsuk terdengar dari arah pintu kamar.
Kedua laki-laki berbeda generasi itu menoleh bersamaan pada Hyunsuk yang sebenarnya sudah berada di sana sejak tadi untuk memeriksa keadaan suaminya itu.
Hyunsuk menghampiri mereka dengan membawa semangkuk bubur dan duduk di samping Jihoon yang berbaring di kasur. "Doyie mandi yuk, nanti sarapan terus habis itu berangkat ke daycare ya sayang.." ucap Hyunsuk sambil tersenyum riang pada Doyoung.
"Mama.. hiks.. papa tsakit" Doyoung terisak.
Hyunsuk kembali memutar bola matanya jengah. Sepertinya anak dan papa sama saja. Banyak drama.
"Enggak sayang, Papa cuma demam biasa. Nanti juga sembuh kok." ucap Hyunsuk mencoba memberikan penjelasan pada balita itu.
Masih dengan isakan Doyoung kembali menyaut, "tapi, kepala papa panast tsekali.."
"Nanti papa sembuh lagi kok, papa kan sudah mam obat sayang.."
Kemudian Hyunsuk mengambil alih Doyoung untuk ia gendong. Suasana kamar itu seketika berubah, Doyoung dengan rasa khawatirnya dan Jihoon yang masih bergelut dengan rasa pusing nya ikut kelimpungan dengan reaksi anaknya. Dan berakhir dengan Jihoon yang ikut menjelaskan kondisinya walau dengan energi yang tersisa.
***
Setelah mengantar Doyoung ke daycare hyunsuk berencana untuk menyelesaikan pekerjaannya. Bahkan sudah dari semalam ia berniat untuk merampungkan tulisan nya hari ini. Tapi apalah daya ketika suaminya itu kembali merengek meminta untuk di temani tidurnya karena merasa tidak bisa tidur karena efek demam nya.
"Aku pusinggg banget, yang.. badan aku juga rasanya abis di gebukin sekampung," Jihoon kembali merengek di pelukan Hyunsuk.
"Lebay banget sih kamu ini. Besok juga sembuh lagi. Asal minum obat terus istirahat yang cukup." Omel Hyunsuk.
"Kepala aku pusing yang, kayaknya aku sekarat.." rengek Jihoon lagi.
"Heh!" Reflek Hyunsuk menampar pelan bibir Jihoon.
"Sayang huhuhu.." rengekan Jihoon masih berlanjut.
Hyunsuk lagi-lagi memutarkan bola matanya jengah. Astaga kenapa laki-laki kalau sakit selebay ini sih? Padahal ini hanya demam biasa.
******
Edisi kangen hoonsuk😬🤭 maapkeun kalo gaje😬
trims sudah vote dan komen😻🫶🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
hoonsuk's journey.
FanfictionTentang Jihoon, Hyunsuk dan Doyoung si buntelan mochi mereka. •••• 📍💯 FIKSI 📍FANFICTION‼️ 📍fluffy! daily life! 📍GS!! 📍hoonsuk ft. doyoung<3 start: 20210723 end: tidak akan end😏