jatuh

4.1K 348 13
                                    

Sore ini Jihoon mengajak balita dua tahun itu jalan-jalan disekitaran taman tidak jauh dari apartemennya. Sementara Hyunsuk sedang memasak makan malam, lalu setelahnya ia akan menyusul Jihoon dan anaknya itu.

Jihoon melihat Doyoung yang antusias meloncat-loncat ke kanan dan kiri kegirangan itu hanya tersenyum. Keduanya telah sampai di taman sangat ramai, mengingat hari ini adalah akhir pekan banyak keluarga atau pasangan yang menikmati sore harinya di sana.

"Papa upu-upu!!!!!" Teriak doyoung saat melihat seekor kupu-kupu yang hinggap di salah satu bunga yang ada di taman tersebut.

Jihoon menoleh memperhatikan doyoung yang sedang meraih kupu-kupu tersebut, tetapi kupu-kupu itu terbang begitu saja saat tangan gempal milik Doyoung baru saja ingin menggapainya.

"Yaahh~" ucap Doyoung sedih. Bibirnya melengkung ke bawah.

Jihoon dari jarak lima meter menerka-nerka apa yang akan dilakukan balita itu. Sedetik kemudian doyoung kembali bersemangat dan mengejar kupu-kupu yang tadi hinggap pada bunga tersebut. Tubuh kecil yang penuh energi itu melompat-lompat ke atas meraih kupu-kupu yang terbang ke udara bebas.

Tubuh kecil itu masih melompat-lompat kegirangan mengikuti kupu-kupu tadi dan Jihoon masih tetap mengikutinya dari belakang. Namun belum lima langkah balita itu jatuh tersandung kakinya sendiri. Jihoon yang melihat anaknya jatuh tengkurap di atas rumput taman itu sedikit terkejut namun ia tidak langsung menghampirinya. Ia ingin melihat reaksi yang akan doyoung berikan padanya.

"Ehehehe~"

Doyoung tertawa lalu kembali berdiri dan mengejar kupu-kupunya lagi. Menghiraukan bajunya yang sedikit kotor oleh tanah. Lagi-lagi Jihoon yang melihat reaksi anaknya itu tersenyum lebar ketika doyoung bangkit tanpa menangis merengek padanya. Sungguh luar biasa. Bangga.











••••







Hyunsuk baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Ia menghela nafas ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Tanpa ba-bi-bu lagi ia langsung mandi. Setelah menyelesaikan mandi dan bermake-up Hyunsuk langsung turun untuk menyusul suaminya itu.

Baru saja hyunsuk menapakkan kakinya di lobi, dirinya disuguhi pemandangan suami dan anaknya yang tengah memakan eskrim sembari duduk di bangku dekat pot bunga depan lobi. Hyunsuk tersenyum lebar. Ia segera menghampiri keduanya. Sayup-sayup Hyunsuk mendengar percakapan ayah dan anak itu.

"—tadi seru nangkap kupu-kupunya?" Tanya Jihoon melihat anaknya itu sedang asyik memakai eskrim nya.

Yang ditanya demikian mengangguk semangat, "seyuuu papa~"

"Ada nuna epoo juta," ceritanya pada Jihoon.
"Ada nuna yeopo juga,"

"Eoh," Jihoon mengangguk.

"Tapi cantikan mama 'kan?!" Ucapan Jihoon dibalas anggukan setuju oleh doyoung.

Hyunsuk masih diam dibelakang keduanya sambil terkikik geli. Ia ingin tahu apa percakapan selanjutnya dari mereka berdua.

"Jangan bilang Mama mu kau terjatuh ya." Ucap Jihoon untuk yang kedua kalinya pada sang anak.

Belum ada jawaban dari anaknya itu, suara menusuk dari seseorang dibelakangnya menghentikan pergerakannya, "Dobby jatuh?"

Setelah melihat siapa yang berbicara, raut wajahnya Jihoon mendadak masam, "sayang~ehehe" ucap Jihoon terkekeh sedikit mencairkan suasana.

Hyunsuk menghampiri Doyoung dan mengecek keadaan balita itu apakah ada luka atau tidak. Bertanya apakah baik-baik saja tau tidak, ada luka atau tidak dan dibalas gelengan oleh doyoung. Ia melirik suaminya itu tajam lalu kembali mengalihkan atensinya pada sang anak yang rupanya hanya terdapat noda tanah yang masih menempel pada baju bagian depannya saja. Tidak ada luka sedikitpun.

"Sayang~"

Yang dipanggil hanya melirik Jihoon tajam, menatap Jihoon kemusuhan. Lalu tanpa aba-aba telinga suaminya itu hyunsuk jewer. Ia gemas pada suaminya. "Park Jihoon!!!!!!! Aaaaaaaaaaaa"

Hyunsuk tidak bisa marah didepan Doyoung. Jihoon pun hanya bisa meringis.

"Mama~" panggil doyoung sembari menarik-narik ujung baju hyunsuk.

"Aniya mama, papa aniya" ucap Doyoung. Hyunsuk lupa jika anaknya itu sudah pintar menganalisis keadaan sekitarnya.

Kemudian hyunsuk menurunkan tangannya lalu menggendong doyoung dan pergi meninggalkan Jihoon begitu saja.

"Jelaskan!" Ucap hyunsuk sebelum pergi.

Dapat Jihoon lihat ekspresi hyunsuk saat mengatakan itu ia sedikit cemberut. Rupanya hyunsuk merajuk. Jihoon tahu hyunsuk malu setelah doyoung mengatakan ucapannya tadi.

Dalam hati hyunsuk merutuki kebiasaannya yang tidak mendengarkan penjelasan Jihoon dulu dari awal.

Jihoon tertawa kemudian sedikit berlari menyusul hyunsuk yang tidak jauh didepannya. Kemudian ia merangkul istrinya itu dan berkata, "nanti aku jelaskan di rumah, ada reaksi yang menakjubkan dari doyoung sore ini."

"Jangan marah ya, Mamanya doyoung." Jihoon tersenyum simpul setelahnya.

Mendengar itu pipi Hyunsuk memerah bak kepiting rebus.








••••









Agak aneh sih, tapi nikmati ajalah ya hwhw

hoonsuk's journey.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang