perkara ironman

2.3K 256 9
                                    

Ada satu kebiasaan buruk yang Hyunsuk biasa lakukan pada Doyoung, yaitu mengiyakan semua keinginan balita itu ketika ia menginginkan sebuah mainan, yang mana menurut Jihoon itu semua tidaklah begitu penting. Sebenarnya tidak begitu buruk, namun Hyunsuk sering sekali kalap ketika membelikan Doyoung mainan, terutama karakter Marvel yang juga menjadi kesukaannya. Jujur saja Jihoon tidak masalah dan tidak akan melarang apa itu kesukaan atau hobi Hyunsuk, tapi ada saatnya Hyunsuk juga harus mengontrol nafsunya untuk tidak membeli action figure yang berlebihan.

Realitanya, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

Brakk

Semua kantong belanjaan berukuran cukup besar itu diletakkan begitu saja di atas meja tepat didepan Hyunsuk yang sedang duduk menonton televisi sore itu langsung terlonjak kaget dan hampir melompat dari kursinya.

Jihoon datang bersama Doyoung yang menangis. Namun itu diabaikannya karena percuma saja. Semenjak kepulangan dari departemen store, sepanjang jalan balita itu menangis. Melihat toko mainan dengan etalase pajangan yang mampu menarik perhatiannya dan Jihoon jelas tidak mengiyakan keinginan balita itu karena mainan di apartemen mereka sudah menumpuk, baik itu dibelikan olehnya ataupun Hyunsuk dan pemberian ibunya.

"Eh, eh, ini jagoan mama kenapa nangis?" Hyunsuk yang melihat anaknya menangis langsung menggendong Doyoung yang tengah berdiri di samping Jihoon. Tangan mungilnya juga menarik-narik ujung baju pemuda itu yang diam tak bergeming.

"Mama!!" Tangisan Doyoung kembali mengeras.

"Cup.. cup.. iya kenapa sayang? Dobby kenapa sih, Ji?" Tanya Hyunsuk pada Jihoon sambil menenangkan Doyoung, dan mengusap dahi anaknya itu yang berkeringat akibat terlalu banyak menangis.

Raut wajah Jihoon menunjukkan aura yang tidak bersahabat. Pemuda itu diam sebelum ia kembali menghela nafasnya dan mengusap-usap wajahnya kasar, ia mencoba untuk tidak tersulut emosi.

"Dia nih pengen beli Ironman mini lagi. Padahal liat tuhh," Jihoon menunjuk sekumpulan mainan Doyoung yang tergeletak di karpet depan televisi. "Itu mainan banyak ngejogrog gak dimainin semua." Ucapnya lagi.

Ucapan Jihoon membuat tangis Doyoung semakin keras. Akhir-akhir ini entah kenapa balita itu sangat sensitif.

"Yang dibeli juga itu itu aja, Ironman lagi. Dari yang mini sampe punya mu yang segede gaban itu." Lanjutnya lagi.

"Itu beda-beda Jihoon. Kamu nih bisa bedain gak sih?! Padahal itu bukan Ironman aja, mereka banyak macamnya." Hyunsuk menyaut kesal sebagai penggemar berat Marvel. Dan entah kenapa tangisan Doyoung semakin tersedu-sedu.

"Udahlah pokoknya sama aja."

"Beda, Jihoon." Sinis Hyunsuk.

Jihoon kicep, ia hanya bisa melirik Hyunsuk dengan ekor matanya.

"Terus kenapa ini dobby bisa nangis sampe sesenggukan gini?" Tanya Hyunsuk lagi.

Jihoon diam, ia masih enggan membuka suaranya.

"Ya.. itu.. dia, aku paksa pulang pas didepan tokonya." Jawab Jihoon, Hyunsuk cuma diem natap dia.

"Terus aku.. aku—" matanya melihat ke kanan dan kiri mencari jawaban.

"Aku apa?!" Hyunsuk ngegas. Tungkainya berjalan menuju karpet didepannya dan membiarkan Doyoung yang bermain dengan mainannya. Balita itu juga masih menangis, namun tidak sekeras tadi.

"Aku.." Jihoon masih tetap belum melanjutkan pembicaraannya. Ia hanya menggaruk-garuk tengkuknya tak gatal. Lalu kembali menelan ludahnya saat netra nya kembali bersibobrok dengan mata istrinya itu yang menatapnya menunggu Jihoon memberikan jawaban.

"Terus aku cubit pipi dia—sedikit.." ucap Jihoon pelan, sangat pelan, sehingga hanya dia saja yang mendengarnya.

Alis Hyunsuk mengerut, ekspresinya menandakan bahwa ia tidak mendengar suara suaminya itu. "Apa?"

"Eung.. itu.." Jihoon gugup setengah mati. "Sebenernya aku gak ngapa-ngapain dia, cuma aku langsung bawa lari keluar dari toko mainan itu." Ucapnya cepat. Dan ya, perkataan Jihoon tidak sepenuhnya berbohong. Dia memang benar langsung membawa Doyoung lari keluar dari toko mainan tersebut setelah dia tidak sengaja mencubit pipinya gembil bak mochi milik anaknya itu.

Hyunsuk hanya melengos begitu saja saat ia mendengar penjelasan Jihoon. Capek dia tuh, kelakuan suaminya ada-ada aja emang. Dia langsung kembali menggendong balita itu karena tangisan tidak berhenti.

Sembari menimang-nimang Doyoung, Hyunsuk menatap Jihoon sinis dan seolah-olah mengatakan kalau ini adalah salahnya.

"Sudah ya~ anak ganteng nya mama, jangan menangis lagi." ucap Hyunsuk, ia mengecup-ngecup balita itu. Jihoon sendiri ikut menenangkan Doyoung sebisa mungkin sambil mengusap-usap punggungnya.

"Dobby boleh kok menangis, tapi suaranya kecil aja ya~" ucap Jihoon yang langsung dipelototi Hyunsuk.

"Ish gak gitu! Nanti dia capek kalo nangis terus." Kata Hyunsuk.

Suara iklan dari televisi menjadi backsound tangisan Doyoung saat ini. Hingga saat lagu 'Hey Tayo' yang dinyanyikan oleh idol grup bernama ENHYPEN itu terputar, Doyoung ikut bernyanyi dibarengi dengan tangisan juga sedikit cegukan dalam gendongan Hyunsuk yang mengarah langsung ke arah televisi.

"Hey tayooo~oo.. hey tayoo~ hiks hey tayoo hiks.. diya bic hiks keciyyy yamahh huweeeeeeee Mama.."

Sepanjang iklan tersebut berlangsung balita itu bernyanyi sambil menangis di dalam dekapan Hyunsuk yang tertawa gemas melihat tingkah laku sang buah hati. Jihoon pun sama, pemuda itu sudah lebih dulu tertawa keras sembari mencolek-colek pipi bulat milik Doyoung.













***

Ini agak maksa siiiie🤭

btw, ini tuh terinspirasi dari adek bontot ku yang lagi nangis sesenggukan trus ada iklan sh*pee cod lewat ehh dia ikutan nyanyi sambil nangis dong😭🤣 mana sambil sesegukan pula😭 liatnya antara kasian sama ngakak😭🙏🏻 terus aku langsung peluk dia.


03062022

hoonsuk's journey.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang