Hobi Jihoon akhir-akhir ini adalah melukis. Kegiatan yang dilakukannya untuk mengisi waktu luang akhir pekan dari penatnya kegiatan ia bekerja. Walau terlihat amatir papa muda itu tersenyum bangga kala lukisan abstrak nya selesai. Setidaknya kemampuan nya meningkatkan dari minggu kemarin. Ia harus memamerkannya pada istrinya. Pasti hyunsuk akan bangga padanya.
Kemudian Jihoon segera membereskan peralatan melukisnya. Namun ada yang aneh ketika ia menyimpan cat air itu. Ada satu kotak yang belum terisi. Matanya melirik sekeliling tempat ia berdiri. Namun nihil, ia tak kunjung menemukannya.
Okay, jalan terakhir.
"Yang!!!" Jihoon memanggil istrinya itu namun tidak ada sahutan.
"Ayang!!!! Cat lukis ku mana!"
Panggilannya tidak mendapat sahutan dari hyunsuk membuat ia sedikit kesal. "Sukk!!"
"Hyunsuk!!"
Beberapa detik kemudian hyunsuk sudah dihadapan suaminya itu yang terlihat mencari-cari sesuatu. Ia berjalan menghampiri Jihoon dengan masih mengenakan celemek nya serta spatula ditangannya yang menandakan bahwa dirinya sedang memasak.
"Apa sih, teriak-teriak terus?" Ucapnya kesal.
"Berisik tau." Hyunsuk berkacak pinggang menatap suaminya itu.
"Ini lohhh, cat air aku hilang satu. Tuh liat," Jihoon mengadu sambil menunjukkan kotak khusus penyimpanan cat airnya.
"Ya kamu cari lah, gimana sih.." hyunsuk benar-benar kesal. Ia mengira ada apa suaminya ini memanggilnya dengan keras dan mengagetkan atensinya. Namun setelah ia menghampirinya hyunsuk hanya disuguhkan pertanyaan yang sangat tidak berfaedah dan mengganggu acara memasaknya.
"Udah aku cari tapi gak ada.." jawab Jihoon sambil menatap Hyunsuk yang masih berkacak pinggang itu.
"Ya carinya pake mata dong, Ji"
"Pake tang—" jawab Jihoon terpotong oleh ucapan hyunsuk.
"Diem."
Tanpa ba-bi-bu hyunsuk langsung membantu suaminya itu menemukan cat airnya. Mengobrak-abrik, mengangkat vas bunga yang ada di ruangan tersebut juga kolong kolong meja dan kursi. Namun hasilnya tetap sama, tidak ada.
Hyunsuk menghela nafas kemudian menggeleng dan mengatakan tidak ada.
"Yang." Panggil Jihoon tiba-tiba yang hanya dibalas dehaman oleh sang empunya.
"Dobby mana?" Tanya Jihoon.
Si mungil kaget dan langsung menatap wajah suaminya itu. "Lohhh tadi aku lihat dia disini.."
Jawaban Hyunsuk sontak membuat mata Jihoon membola. Mereka berdua saling berpandangan seolah sedang melakukan telepati. Lalu kemudian mereka berdua langsung lari terbirit-birit mencari keberadaan balita itu.
Setelah mengitari seluruh penjuru apartemennya, kedua pasangan muda itu berjalan menuju kamarnya. Melihat pintu kamar yang sedikit terbuka, hyunsuk langsung saja masuk ke dalam ruangan tersebut. Hyunsuk dikejutkan dengan pemandangan yang menampilkan seorang balita dua tahun itu tengah mengoleskan sesuatu pada wajahnya yang ia yakini itu adalah cat air milik Jihoon yang hilang.
(ilustrasi. cr on google)
Seluruh permukaan wajah anaknya sudah penuh dengan cat air berwarna biru. Tak lupa juga tubuh yang hanya terbalut celana dalam dan kaos tanpa lengan.
Tangan gempal itu terhenti kala mata bulatnya melihat sang ibu yang tengah menatapnya dengan tatapan ingin menangis. Juga sang ayah yang berdiri dibelakang ibunya.
"Ma—" baru saja doyoung ingin memanggil mamanya, namun lebih dulu suara hyunsuk menyapa telinganya.
"Aaaaaaaaa.. Jihoon..." Hyunsuk mengusap wajahnya frustasi melihat kelakuan anaknya itu. Pasti susah untuk menghapus cat air tersebut.
Lain dengan hyunsuk, lain pula dengan Jihoon yang menatap anaknya itu dengan tertawa. Awalnya ia ingin marah melihat cat airnya terbuang sia-sia oleh anaknya. Juga takut jika cairan itu tertelan. Namun yang terjadi Jihoon ingin tertawa melihat tatapan polos yang dilayangkan doyoung padanya juga hyunsuk sambil mengatakan bahwa ia tampan dengan bahasa bayinya.
Menghiraukan istrinya. Jihoon dengan jahilnya menghampiri doyoung dengan tawa yang menggelegar.
"Liat, ada Smurf kecil disini~" ucapnya sembari tertawa.
Ingin rasanya hyunsuk menangis.
"Smurf.. Smurf.."
"Aniyo!" Doyoung menggeleng menunjukkan raut muka bahwa dirinya bukan Smurfs.
"Yang, liat ada Smurf~" ucapnya pada hyunsuk yang sekarang sedang mensejajarkan tingginya dengan balita itu.
"Dobby kenapa cat airnya diolesin ke muka"
Hyunsuk khawatir akan kesehatan kulit doyoung. Dan juga bagaimana jika cairan itu dimakan balita itu. Pikiran buruknya bermunculan seiring paniknya melanda.
Bibir mungil doyoung melengkung ke bawah kala pertanyaan penuh khawatir ibunya itu terdengar. Tawa Jihoon masih terdengar walau tidak sekeras tadi. Juga, ayah muda itu senantiasa menggoda anaknya itu.
"Gimana kalo cat nya tertelan? Hmm" hyunsuk berujar khawatir.
Bibir balita itu semakin melengkung ke bawah. Bibirnya bergetar takut.
"Hayoloh~ dobby~ hayoooo"
"Hayoooolohhhh.. gimana kalau cat nya gak hilang~ Hayoooo~" Jihoon mengompori anaknya itu yang sekarang sudah siap menangis dalam hitungan detik. Dan benar saja, detik selanjutnya tangisan doyoung terdengar. "Mama.. HUWEEEEEE."
"Hayooooloo~"
Plakk
Jihoon meringis kala pahanya di geplak hyunsuk. Wanita itu menyuruhnya untuk diam dan tidak mengompori anaknya.
Hyunsuk menghela nafas. Kemudian ia merengkuh balita itu dan berujar, "sudah, sudah.. nanti juga hilang pakai baby oil,"
Tangis Doyoung tak kunjung reda membuat Hyunsuk langsung menatap wajah suaminya yang sedang tertawa cekikikan. Jihoon sadar akan tatapan istrinya yang menatapnya dengan bola mata hampir keluar itupun langsung menghentikan tawanya. Laki-laki itu menangkap kode bahwa ia juga harus menenangkan buah hatinya yang sedang menangis pun peka langsung ikut menenangkan. Mengusap surai hitam anaknya itu dengan sayang.
"Udah yaa, nanti juga hilang catnya.. nanti papa bantuin—"
"Bantu nonton, maksudnya." Ucap Jihoon sambil cekikikan lagi.
Namun tak lama hyunsuk langsung menegurnya, "Ji."
"Hehehehe"
***
maaf klo freak😭
KAMU SEDANG MEMBACA
hoonsuk's journey.
FanficTentang Jihoon, Hyunsuk dan Doyoung si buntelan mochi mereka. •••• 📍💯 FIKSI 📍FANFICTION‼️ 📍fluffy! daily life! 📍GS!! 📍hoonsuk ft. doyoung<3 start: 20210723 end: tidak akan end😏