sepeda

2.3K 254 9
                                    

(doyoung pas satu tahun)






***


Saat pertama kali tahu Doyoung sudah bisa berjalan lancar diusianya yang ke satu tahun, Mama Park dan Mama Choi selaku sang nenek langsung heboh. Mereka semua sangat senang dan bersyukur atas hal tersebut.

Saking antusiasnya kedua nenek dan kakek Doyoung itu langsung memberikan banyak hadiah untuk balita itu. Salah satunya adalah sepeda mini pemberian dari kakek Choi alias papanya Hyunsuk. Beliau sangat senang sekali mendengar jika cucunya itu sudah bisa berjalan.

Sepeda yang diberikan papanya Hyunsuk itu sepeda beroda tiga dengan wadah penyimpanan dibelakangnya. Sepeda mini dengan merk terkenal itu dihadiahkan langsung untuk Doyoung. Sebenarnya Jihoon agak tidak enak menerimanya karena sepeda itu terlalu mahal dan sayang hanya akan dipakai sebentar oleh Doyoung. Maunya Jihoon itu kalau bisa uangnya saja untuk investasi pendidikan Doyoung beberapa tahun ke depan, bukannya ia tak mampu tapi pendidikan adalah hal penting menurut Jihoon. Tapi mau bagaimana lagi, pemuda itu hanya tersenyum sambil menerima barang tersebut.

Hyunsuk sendiri berterimakasih kepada kedua orangtuanya dan mertuanya. Mereka semua sangat menyayangi anaknya itu.

Pagi itu tepat setelah Jihoon berangkat bekerja dan Hyunsuk kembali dengan kegiatannya membereskan apartemen dan mencuci bajunya, balita itu ia biarkan bermain sendiri di ruang keluarga. Tentu dengan pengawasannya dan Hyunsuk sesekali mengecek anaknya itu.

Banyak mainan yang berserakan dimana-mana, termasuk di atas sofa dan meja. Belum lagi mainan yang berada di dalam rumah-rumahan mini milik Doyoung. Ruang keluarga itu jauh dari kata rapih.

Sekarang minat balita itu lebih tertarik pada sepeda yang diberikan sang kakek. Mulai dari mendorongnya dan menarik sepeda tersebut sudah Doyoung lakukan. Sampai saat ini balita itu tengah memasukkan seluruh perintilan mainan ke dalam box yang menempel di sepeda itu tepat berada dibelakang kursi kemudinya.

Tangan mungilnya dengan sedikit kesusahan menyimpan perintilan mainan tersebut karena penutup box tersebut kembali tertutup dengan tiba-tiba. Doyoung sedikit kesal karenanya. Dengan alis yang mengerut dan bibir manyun, Doyoung menatap kesal box tersebut. "Heuh!"

Tangan gemuknya memukul-mukul box tersebut agar membuatnya terbuka dan menariknya. Raut wajahnya masih sama, kesal. "Butcaaaa!!"

Tiba-tiba saja tutup box tersebut berdiri tegak setelah Doyoung tarik kuat-kuat.

"Hehehehe.." balita itu senang bukan main, ia tertawa gemas dan langsung kembali memasukkan seluruh perintilan mainan yang ada didekatnya itu ke dalam box sepedanya.

Dirasa sudah cukup banyak memasukkan mainannya, Doyoung bangkit dari duduknya.

"Ugh.." Dengan perlahan balita itu mengangkat bokongnya, lalu kedua tangannya bertumpu pada teras. Dan sedikit demi sedikit bayi mochi itu bangkit dengan posisi ingin merangkak lalu kemudian ia berdiri. Sedikit oleng, bayi dua belas bulan itu langsung berpegangan pada sepedanya.

Setelah berdiri tegak dengan usaha yang dilakukannya Doyoung memekik heboh sambil bertepuk tangan. "Yeiyyyy!" Ia tertawa lebar menunjukkan giginya yang baru tumbuh sebagian dan matanya yang menyipit hilang, persis Hyunsuk.

Selesai dengan euforianya, Doyoung berusaha kembali untuk menaiki sepeda itu dengan susah payah. Untuk ukuran bayi berusia satu tahun itu sangat susah.

Doyoung mendudukkan bokongnya pada sepeda tersebut dengan posisi miring yang mengakibatkan ia hampir terjatuh karena sepeda itu bergeser.

Ia tidak mau menyerah, bayi dua belas bulan itu kembali menduduki kursi sepedanya. Namun kali ini dengan cara yang berbeda, yaitu bokongnya tepat di letakkan menyamping berlawanan dengan setirnya. Dan ya, usahanya kembali gagal. Lagi-lagi balita itu hampir terjatuh dan itu membuat kesal. Bibir maju beberapa senti dan menatap sepeda tersebut sebal.

Doyoung termenung, kepala kecil nya berpikir cara apalagi yang membuatnya bisa duduk di atas sepeda itu.

Kali ini balita itu mengangkat satu kakinya tepat pada kursi sepedanya. Namun lagi-lagi tidak sampai dan mengakibatkan ia oleng dan hampir terjatuh. Tidak menyerah, Doyoung kembali melakukan hal yang serupa. Mengangkat kakinya tinggi-tinggi dan baru saja mengenai kursinya, balita itu langsung terjatuh dengan bokongnya tepat mengenai teras yang terlapisi karpet bulu.

Doyoung tidak langsung menangis, balita itu hanya mengerjapkan matanya beberapa kali lalu mendorong-dorong kesal sepeda tersebut sambil berucap. "Ugh! Natalll natalll natall! Peda natalll.. obby nda tutaaaaaa.. hngg☹️"
(read: "Ugh! Nakal nakal nakal! Sepeda nakal.. Dobby ngga suka.. hngg")

Diambang pintu ruangan yang menghubungkan antara ruang keluarga dengan dapur, Hyunsuk shock melihat Doyoung terjatuh. Ia hampir berteriak namun tidak jadi.

Sebenarnya, Hyunsuk sudah sedari tadi menyaksikan balita itu setelah ia mendengar suara debuman yang diakibatkan karena Doyoung memukul boxnya tadi. Wanita itu sangat khawatir dan langsung berlari menuju ruang keluarga. Namun ia tidak langsung menghampiri balita itu saat ia melihat Doyoung baik-baik saja. Tapi Hyunsuk langsung mengambil kamera nya dan merekamnya untuk dikirimkan kepada suaminya itu.






***





Halooo!😁👋🏻

Mau nanya, chapter ini kebayang gaksiiiiie adegannya??

Sepedanya, bayangin aja kayak sepeda roda tiga yang biasa buat anak-anak kecil tapi ada box dibelakangnya itu😄

hoonsuk's journey.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang