Saat Doyoung menginjak usia dua tahun, dan ini adalah kali pertama hyunsuk membawa Doyoung kecil pergi ke Busan tempat Jihoon menghabiskan masa kecilnya. Busan menjadi perjalanan terjauh Doyoung.
Bayi dua puluh empat bulan dengan kadar energi yang selalu penuh itu sangat antusias. Matanya berbinar begitu melihat kendaraan lain berlalu-lalang. Menanyakan apa saja yang ia lihat dan hyunsuk dengan sabar menjawab pertanyaan buah hatinya. Jihoon yang fokus menyetir mobil sesekali menimpali ucapan putranya itu.
Setelah menempuh waktu lebih dari dua jam akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga besar Park. Hyunsuk dan Jihoon serta Doyoung disambut baik oleh keluarga Jihoon, terutama sang kakek dan neneknya yang sangat senang karena kedatangan cicit pertama mereka.
••••
Doyoung adalah tipe anak yang akan menangis jika melihat orang asing atau orang yang tidak kenal mendekatinya. Jadi, pada saat kakek Park ingin mengambil alih menggendongnya dari pangkuan Jihoon, anak itu memekik keras dan langsung menangis mengagetkan seluruh keluarga besar Park yang kebetulan saat ini sedang berkumpul merayakan hari pernikahan kakek dan nenek Park. Walaupun masih sebagian yang baru datang, meja besar di taman belakang rumah keluarga Park itu terlihat ramai.
"Cup-cup, sayang gapapa, hey dobby?" Jihoon menepuk-nepuk pantat Doyoung yang sedang menangis keras ketika kakek Park ingin menggendongnya.
Kakek Park yang melihatnya hanya tersenyum. Benar-benar anak Park Jihoon.
"Itu kakek, sayang."
"Kasih ke ibunya, Ji." Ucap kakek Park.
Batita itu masih menangis dan Jihoon yang tak enak hati takut anaknya mengganggu langsung pamit menenangkan doyoung dan membawanya ke dapur menemui hyunsuk yang sedang membantu memasak.
"Eh eh kenapa ini, Dobby kenapa?" Ujar mama Jihoon.
"Takut dia, digendong kakek," jawab Jihoon ketawa.
Hyunsuk yang mendengar itu hanya tertawa. Mama Park mengambil alih Doyoung dari gendongan Jihoon. Namun balita itu tetap menangis. Mama Park terlihat kaget lalu dengan sigap menenangkan cucunya itu. Menimbang-nimbangnya dan sedikit menepuk-nepuk bokongnya sembari berjalan keluar dari dapur yang menyisakan hyunsuk dan Jihoon, serta kedua bibinya atau adik papanya.
"Aku bantu apa, yang?" Tanya Jihoon kemudian.
"Gak usah, Ji. Kamu ikut ngumpul aja sama yang lain." Jawab hyunsuk yang sedang membuat kimchi dibantu oleh bibi nya itu.
Jihoon tidak menjawab, matanya menelisik seisi dapur. Netra hitamnya kemudian melihat wortel mentah di meja tidak jauh darinya, "aku potongin wortel aja ya, yang?"
"Eeh, emang bisa?" Bukannya menjawab hyunsuk menatap suaminya tidak yakin.
"Gini-gini aku jago ya!" Ujarnya membanggakan diri. Hyunsuk tertawa kemudian mengangguk dan mempersilahkan suaminya itu bekerja memotong wortel wortel itu.
••••
Beralih pada Doyoung yang dibawa Mama Park ke taman itu, balita itu masih sedikit sesenggukan walau tangisannya sudah reda. Mama Park merayu doyoung diiming-imingi akan di beri jelly dan cokelat baru cicit pertama keluarga Park itu mau.
"Wahh, lihat siapa yang datang lagi~" goda kakek Park pada Doyoung yang sedang menyembunyikan wajahnya pada leher Mama Park.
"Tidak apa. Ayo dobby berkenalan dengan kakek-nenek" ucap mama Park lembut.
Namun sebelum itu ada balita yang satu tahun lebih tua darinya itu mengajak doyoung berbicara, "annyeong, doyoungie" ucapnya sembari menghampiri balita itu yang sedang terduduk dipangkuan Mama Park.
Balita itu, Park Jisung, adalah cucu terakhir keluarga Park anak dari adiknya papanya.
"Ayo, berkenalan dengan Jisungie Hyung" Mama Park berucap kembali melihat doyoung yang malu-malu menatap Jisung.
Semua orang yang ada di meja itu penasaran melihat interaksi keduanya. Doyoung yang terlihat enggan dan malu-malu untuk menjawab sapaan Jisung itupun hanya meliriknya saja. Tangan Jisung terangkat untuk menyentuh pipi bulat doyoung yang sedang bersandar di dada Mama Park.
"Doyoungie kiyowo~" ucap Jisung lucu sembari memegang pipi doyoung yang terlihat chubby. Kemudian Jisung menyodorkan mobil mainan pada balita itu.
"Ayo main disana" ajak Jisung menunjuk taman luas di samping kolam renang.
Merasa tertarik dengan ajakan Jisung, doyoung menggoyang-goyangkan kakinya meminta turun dari pangkuan mama Park. Mama Park tersenyum melihatnya. Lalu diturunkannya Doyoung dari pangkuannya dan tak lupa mengucapkan hati-hati pada kedua balita itu.
"Seperti melihat Jihoon kecil," ucap nenek Park saat melihat doyoung berlarian di taman itu bersama Jisung. Yang disetujui oleh semua orang yang ada di meja tersebut. Mereka mengobrol sembari memperhatikan kedua balita itu yang sedang bermain.
Keduanya kini berlarian di taman itu. Jisung sempat mengambil sepeda mini itu kini tengah mendorong doyoung yang naik diatasnya. Kedua balita itu asik tertawa. Kini Jisung lah yang naik sepeda dan doyoung dengan tangan gempal nya mendorong punggung Jisung. Tapi apalah daya tenaga balita dua tahun itu, sebelum mendorong punggung yang lebih tua, tubuh mungilnya sudah lebih dulu jatuh terduduk di atas rumput yang lembab. Refleks keterkejutan doyoung hanya bertahan beberapa detik. Kemudian balita itu kembali berdiri dan memeluk Jisung yang sedang duduk di sepeda. Jisung terkejut karena doyoung tiba-tiba memeluknya tanpa aba-aba dan terkesan melompat pada punggungnya pun oleng terjatuh ke samping juga doyoung yang masih menempel dipunggung Jisung pun ikut terjatuh.
Orang dewasa yang berada di meja tidak jauh dari kedua balita itupun memekik kaget. Mama Park langsung menghampiri keduanya. Sangat khawatir pada cucu dan keponakannya itu.
Mama Park lalu mengangkat tubuh kecil Doyoung tapi langsung di tepis balita itu, "chungie yung! Hahaha~" doyoung tertawa saat melihat Jisung yang masih terbaring di atas rumput tersebut. Jisung pun hanya tertawa melihat doyoung yang tertawa.
Entah apa yang ada dipikiran kedua balita kecil itu, setelah terjatuh keduanya tidak menangis tapi langsung tertawa sembari berguling-guling di atas rumput itu. Yang mengakibatkan baju kedua balita itu kotor oleh lumpur yang ada didekat pohon mangga kecil yang rupanya baru saja ditanam oleh kakek Park kemarin. Saling mengoleskan tanah basah itu pada baju dan pipi keduanya.
Kejadian itu tidak luput dari perhatian Mama Park dan semua orang yang ada di meja panjang di taman itu. Mereka hanya menggelengkan kepalanya tersenyum. Hanya satu yang dipikiran mereka, doyoung itu duplikat jihoon.
"Sudah-sudah," ucap mama Park mengehentikan kegiatan dua balita itu.
"Ayo mandi," ajaknya.
"Ayo, ayo pergi mandi," ucap mama Jihoon kemudian menggiring keduanya ke arah dapur.
"Dadah nenek!" Ucap Jisung lucu lalu berlari menuju dapur.
Melihat itu doyoung kemudian ikut berlari walau kadang ditengah jalan ia sedikit oleng akan terjatuh namun balita mampu menyeimbangkan tubuhnya sebisa mungkin,
"aadah nek!!" Ucap Doyoung keras mengundang tawa dari semua orang disana.
Setelah sampai di ambang pintu, doyoung kemudian berbicara keras memanggil Hyunsuk, "Mama!!!"
Merasa terpanggil, hyunsuk pun menoleh pada sumber suara dan betapa terkejutnya ia ketika menemukan tubuh anaknya itu penuh dengan tanah basah di seluruh tubuhnya terutama pipi dan bajunya.
Doyoung yang melihat reaksi ibunya itu hanya tertawa khasnya, "hehehehe~"
•••••
sy salfok yoshi cakep nya unreal sekali😭
Kayaknya hantunya bukan cuma haruto aja yagaksiii 🤔🤔🤔🤔Oiya, makasih banyak ya udah vote dan komentar.. asli deh, suka deg-degan aku klo ada yang vote atau komen tuh 🤧😁
KAMU SEDANG MEMBACA
hoonsuk's journey.
FanfictionTentang Jihoon, Hyunsuk dan Doyoung si buntelan mochi mereka. •••• 📍💯 FIKSI 📍FANFICTION‼️ 📍fluffy! daily life! 📍GS!! 📍hoonsuk ft. doyoung<3 start: 20210723 end: tidak akan end😏