ngerusuhin papa

4.3K 362 36
                                    

Ini adalah cerita Jihoon dua bulan yang lalu. Saat pandemi seperti ini, semua kegiatan di kantornya di berhentikan dan dialihkan dengan meeting online, semuanya serba online sekarang ini.

Pagi ini Jihoon terburu-buru pergi ke ruang kerjanya setelah menyelesaikan sarapannya guna memenuhi kewajibannya sebagai pimpinan perusahaannya untuk meeting online lewat zoom.

Papa muda itu sudah lengkap memakai atasan baju kantornya tanpa memakai celana alias hanya memakai bokser bergambar anime favoritnya. Dengan dalih malas memakai celananya karena malas, Jihoon duduk ganteng di kursinya.

30 menit berlalu meeting berjalan lancar tanpa gangguan apapun. Namun tanpa diduga, doyoung balita dua tahun itu membuka pintu ruang kerjanya yang sedang Jihoon pakai meeting tersebut.

Berhubung kamera komputer menghadap pintu, yang otomatis Jihoon membelakangi pintu itu. Di layar komputernya Jihoon tersadar bahwa ada doyoung di belakangnya. Ia mencoba biasa saja, namun balita itu dengan jahilnya menyolek-nyolek tangan Jihoon. Dia ingin menengur nya, namun takut mengganggu kliennya atau peserta meeting lainnya.

Doyoung semakin bertingkah. Ia menggoyang-goyangkan kursi kerja Jihoon ke kiri-kanan yang menimbulkan rasa kesal ayahnya.

"Papa!!!! Hahaha" tertawa khas bayi mengalun di ruangan tersebut.

Tanpa mematikan microphone nya Jihoon memberikan instruksinya kepada klien serta peserta meeting lainnya untuk mengobrol dengan anaknya itu.

"Wae? Mama mana?" Tanya Jihoon kemudian.

"Mama?" Kata doyoung dengan raut muka sedikit berpikir.

Sedetik kemudian, "maa, stik mpah di awah." Ucap Doyoung.
(Artinya; mama, buang plastik sampah di bawah.)

Dahi Jihoon sedikit mengerut tidak mengerti.

"Angga, yayu cuk-cuk ting" ucap Doyoung sembari memperagakan gerakannya menuruni tangga dan memasuki lift.
(Artinya; tangga, lalu kucuk-kucuk Ting!(suara lift))

Hal itu ditanggapi Jihoon dengan tersenyum. "Aaaaaa, anak papa pintar sekali" Jihoon meraih doyoung kemudian ia kecup pucuk kepala balita itu.

Kejadian itu tak luput dari pandangan kolega bisnisnya. Sebagian besar dari mereka yang melihat interaksi manis tersebut berteriak gemas.

"Ah, maaf maaf" ucap Jihoon meminta maaf kepada peserta meeting nya. Dia jadi tidak enak hati karena dari tadi ia terus mengobrol bersama anaknya. Bagaimanapun juga ini acara formal walaupun dilakukan online harus ber-profesional.

"Gwaenchanayo, sajangnim." Ucap mereka serempak.

"Papa!! Ndong" doyoung mengulurkan tangannya ingin digendong oleh Jihoon.

"Hah?"

"Papa ndong, juseyo." Ucap Doyoung sembari mengepalkan tangannya menatap Jihoon dengan puppy eyes andalannya.

Please, Jihoon gak kuat. Doyoung gemoyyyy bgt 😭

Dibalik perasaan ambyar Jihoon, ada tender yang harus ia menangkan.

"Tidak apa-apa, Tuan Park. Anak anda sangat menggemaskan." Ucap salah satu klien Jihoon.

"Ah ya, baiklah" Jihoon berucap ragu namun tangannya tetap memangku doyoung untuk duduk di pangkuannya.

Setelah terduduk dipangkuan sang ayah, doyoung terus menatap layar komputer tersebut. Rasa penasaran balita itu sangat tinggi, mengingat bahwa doyoung adalah bayi hiperaktif.

Mata bulat doyoung terus mengamati komputer tersebut yang menampilkan video zoom. "Hehe—" doyoung terkekeh dengan air liur yang sedikit menetes melalui sudut bibirnya yang jari jempolnya diemutnya.

Ditengah-tengah Jihoon sedang menjelaskan presentasinya, jari-jari gempal milik Doyoung meraih keyboard komputer didepannya yang berhasil ditepis oleh Jihoon. Kemudian balita itu Jihoon dekap dalam pelukannya. Doyoung yang merasa pengap memberontak.

"Aniya, papa, aniya-huweeeeeee"

Jihoon rasanya ingin berteriak saja. Kalau sudah begini Doyoung butuh ibunya. Ia masih belum terlalu pro untuk menghandle doyoung.

Dengan minim ia mencoba menenangkan doyoung. Lalu ia meminta maaf berkali-kali pada kolega-kolega yang ada di meeting online tersebut.

Menggendong doyoung lalu keluar dari ruangan tersebut mengabaikan bahwa ia hanya memakai bokser saja.

"Bos Park?!?" Sekertaris Jihoon melongo kaget.

Untungnya hanya sebagian kecil saja yang menyadarinya karena mereka sibuk pada urusan mereka masing-masing.

••••









Hi😁👋🏻
Mau tau dong yang baca buku ini penumpang kapal apa aja....

hoonsuk's journey.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang