Jangan lupa pencet bintangnya.
Happy Reading!
***
Disinilah aku di belakang rumah yang luas ini, Mama tadi pamit pulang setelah pertengkaran kecilku dengan Aga, hampir setengah jam aku di sini, dia belum menyusul juga.
"Kaila." Suara berat dan dingin itu jangan di tanyakan lagi sudah jelas itu Aga, manusia bucin setangah mati dengan Clarinna.
Aga duduk di sampingku dengan menghela nafas pelan, kayaknya dia capek banget harus ngurusin masalah ini, habis pulang dari Bandung langsung marah-marah.
"Aku minta maaf."
Kenapa dia malah minta maaf? Atau gara-gara dia ngebentak aku? Aku baru lihat Aga ngebentak aku kayak gitu, mungkin saja dia merasa bersalah. Aku kira dia akan marah lagi.
"Nggakpapa." ucapku seadanya karena bingung juga harus menjawab apa.
"Clarinna memang begitu, mungkin dia kelepasan."
Kalau tahu begitu kenapa bucin banget Ga! Mendingan sama aku, padahal udah kenal aku dari kecil. Kenapa dia nggak bisa cinta sama aku, malah dianggap keluarga.
"Iya, kenapa kamu bisa bucin banget?"
Aku tanyakan saja kepada dia, kalau masalah cantik akupun juga cantik!
"Yakin kamu tanya itu?"
Udahlah daripada dengernya patah hati, mending nggak usah cerita aja. Aku juga udah tahu, awal mula mereka mulai suka. Hebatnya sampai sekarang pun aku belum bisa move on sama sekali. Eh malah dinikahin.
"Nggak usah deh Ga."
"Kalau kamu dituduh yang macam-macam bilang sama aku."
Beneran ini Aga yang bilang? Aku fikir setelah ini semua Aga tidak perduli lagi dengan ku. Walaupun cuma dianggap keluarga olehnya, lumayan lah dapet perhatian lagi.
"Emang mau kamu apain."
"Katanya nggak mau namamu jelek."
Iya emang, aku sudah dicap pelakor oleh teman-teman dulu di kampus. Padahal kan aslinya cuma dijodohkan, jangan kalian pikir aku aku bakal diam saja! No aku aku langsung membantah tuduhan yang entah berasal dari mana datangnya berita palsu itu.
Malah teman SMA ku yang mendukungku karena mereka tahu pertama kali aku paling dekat dengan Aga. Tapi semenjak Aga pacaran dengan Clarinna, mereka berbalik membenciku. Karena jelas saja hubungan Aga dan Clarinna resmi berpacaran. Sedangkan denganku hanya dekat sebatas teman tapi mesra.
"Iya sih, semoga aja mantanmu itu nggak ngomong aneh-aneh."
Yang aku tahu dulu Clarinna agak baik, bahkan saat pacaran dengan Aga, Dia nyuruh Aga buat jemput aku yang mobilnya tengah mogok. Tapi semenjak perjodohan ini, aku sudah tidak kenal Clarinna yang dulu lagi. Kalau perjodohan ini membawa perpecahan mending tidak usah saja, sebab keluarga Aga yang lain juga tidak suka melihatku. Apalagi Neneknya Aga. Lihat aku aja udah kayak lihat maling, apa aja yang aku lakuin pasti diomelin, sampe bosen sediri aku! Padahal Papa Erlan baiknya minta ampun, berbanding terbalik banget, dia begitu karena sudah dikenalkan Clarinna terlebih dahulu. Eh malah tidak jadi karena kehalang perjodohanku dengan Aga.
"Semoga aja."
Baru saja akan menjawab, bel rumah berbunyi, siapa yang datang?
"Biar aku buka."
Aku mengikuti Aga dari belakang penasaran juga.
"Clarinna?" ucap Aga kaget, aku juga kaget ngapain dia ke sini? Atau jangan-jangan belum puas pertengkaran kita di mall.
Clarinna tersenyum tipis menatapku.
"Masuk Rin." Aga mempersilahkan Clarinna untuk masuk ke dalam rumah, kalau nanti kita bertengkar lagi gimana? Apalagi cuma ada aku, Clarinna dan Aga. Tapi dilihat-lihat Clarinna bukan akan memakiku Lagi, wajahnya juga terlihat sedih.
"Kedatangan aku ke sini, mau minta maaf khususnya sama kamu La, aku tahu perkataanku yang kemarin sangat keterlaluan seharusnya Aku nggak ngucapin seenaknya. Apalagi orang tua kamu sudah meninggal."
Ucapan Clarinna terlihat tulus, aku tahu Clarinna itu sebenarnya baik, tapi ya pasti agak tidak terima kalau mantan pacarnya menikah denganku.
"Wajar La, kalau lo ragu sama gue. Intinya kalian jalanin kehidupan sekarang, gue tahu mungkin ini yang disiapkan tuhan, jodoh lo Aga." Clarinna tersenyum tipis.
"Beneran Rin? Gue juga minta maaf sama lo, gara-gara ada gue hubungan kalian nggak bisa bersatu."
Aku agak kaget dengar Clarinna, duh dosa nggak sih aku jadi pemisah diantara mereka? Aku tidak berniat begitu, tapi ini memang permintaan Papanya Aga.
"Bukan lo, tadi udah takdirnya mungkin, Kalau udah begini nggak bisa dipaksain juga kan, fokus aja sama Aga La, gue nggak akan nyalahin lo lagi. Tindakan gue bener-bener salah."
Akhirnya hubungan ini jadi baik lagi, tapi masalahnya Aga mungkin butuh waktu buat ngelupain sepenuhnya Clarinna, aku tahu bakal susah tapi kalau setiap hari bersama tidak menutup kemungkinan kan, buat Aga mempunyai perasaan. Walau sekedar sayang aja.
"Maaf Rin, aku nggak tahu bakal begini." ucap Aga.
"Ngakpapa Ga, kalian jalanin aja pernikahan ini, gue bentar lagi juga mau nyusul kalian." Nyusul? Nyusul nikah gitu? Udah dapet calon aja Clarinna.
"Sama kok kayak kalian, dijodohin, umur gue juga udah 28 tahun, udah tua."
"Semoga bahagia." ucap Aga dengan senyum tipis, aku tahu Aga menyimpan sakit hatinya.
"Kalian datengnya, bentar lagi gue undang."
Semoga saja setelah ini Aga bisa membuka hatinya untukku, walaupun lama tapi aku akan sabar nunggu. Cinta pertama itu memang susah dilupakan, aku udah ngerasain tapi udah susah-susah lupain. Eh malah jadi juga sama Aga.
"Siap."
Sedangkan Aga hanya tersenyum tipis. Biarlah hubungan kita tetap berjalan, jangan sampai kita musuhan. Akhirnya aku nggak nambah musuh lagi.
***
[BERSAMBUNG]
Typo dikoreksi ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life (Completed)
ChickLitMenikah dengan teman sendiri, bisa dibayangkan? Kaila Syifana tak menyangka bisa menikah dengan Aga Rion Danendra. Di saat ia sudah putus asa akan cinta bertepuk sebelah tangannya terhadap Aga. Pernikahan ini terjadi karena perintah dari Papanya. da...