26. Excited

60.8K 3.3K 51
                                    

Jangan lupa vote ya

Happy Reading.

___

Aga sangat menyebalkan!

Kalian ingin tahu apa yang membuatku kesal? Aga! dia mau keluar kota karena ada masalah pembangunan proyek yang sedang berlangsung di Surabaya. Aku ingin ikut dengannya tapi malah di larang. Jadilah aku menangis di kamar, apalagi besok pagi udah berangkat.

"La buka pintunya dong."

Suara Aga tak ku hiraukan, biarkan saja dia di depan pintu kamar semalaman!

Entah mengapa aku jadi lebih sensitif memasuki 5 bulan kehamilanku ini, dan perutku juga sudah membesar. Aku juga cepat lelah untuk naik turun tangga, Jadilah Aga mengubah kamar kami di lantai bawah.

"Buka pintunya dulu La, kita bicara. Ya?" Lagi suara Aga terdengar di telingaku.

Sebenarnya aku juga tidak tega membiarkan Aga di depan pintu sedari tadi. Tapi aku masih kesal saja, se-enak dia mau tinggalin istrinya yang lagi hamil begini. Nanti kalau aku butuh apa-apa gimana? Kan repot harus menyuruh orang lain.

Mau tidak mau, akhirnya aku membukakan pintu dengan wajah yang cemberut kesal.

"Astaga Kaila, jangan langsung ngambek gitu dong. Kita bicara baik-baik dulu." ucapnya sambil memegang tanganku.

Nah kan masih aja nyalahin orang! Padahal dia sendiri juga salah.

"Kamu juga salah Ga, tega banget tinggalin istrinya yang lagi hamil begini!" Aku menatapnya tajam.

"Iya maaf, tapi masalahnya beneran urgent banget La. Makanya aku ijin kamu dua hari aja buat selesaikan masalahnya. Habis itu aku pulang, bahkan kalau bisa cepat aku langsung pulang. Janji," Aga mengacungkan jari kelingkingnya untuk membuat janji kepadaku.

Aku masih menatapnya cemberut.

"Iya cuma dua hari kan?" tanyaku, sambil menautkan jari kelingkingku dengan Aga.

"Iya, kamu tenang aja."

"Yaudah." Mau bagaimana lagi? Aga seorang CEO yang pasti sangat sibuk. Aku sebenarnya juga tidak berhak, menghalangi pekerjaannya.

Aga mengusap kepalaku sekilas. "Yaudah ayo tidur. Udah malam,"

"Tapi aku besok mau antar kamu ke bandara ya Ga?"

"Iya boleh." ucapnya sambil tersenyum tipis.

Kami memasuki kamar untuk melepaskan penat seharian ini karena aku sedang marah. Tentunya Aga jadi uring-uringan dengan pekerjaannya hari ini.

***

Sudah dua hari aku dan Aga LDR ternyata masalah pekerjaan-nya lumayan serius. Jadi Aga tidak bisa menepati janjinya untuk pulang cepat. Tapi tidak apa-apa ternyata dua hari juga lumayan cepat.

Acara pertunangan Clarinna dan Wildan akan dilaksanakan malam nanti. Jadi kita sebisa mungkin akan datang, aku belum paham secara langsung bagaimana mereka secepat itu memutuskan. Walau  Papanya Wildan itu otoriter tapi Wildan juga punya watak keras kepala.

Semoga saja hubungan mereka bisa berjalan dengan lancar.

Lamunanku terhenti kala mendengar suara mobil di teras rumah, sebelum pulang tadi Aga mengabariku kalau dia akan di jemput supir pribadi saja. Jadi aku tidak usah repot-repot ke bandara, Aga khawatir kalau terjadi apa-apa denganku nanti. Maka-nya aku disuruh menunggu saja dirumah.

Sebenarnya aku ingin menolak, tapi mendengar titah Aga yang tegas, jadi aku turuti saja.

"Agaa kangenn..." Aku tidak sabar untuk menunggu di kamar. Jadilah aku yang menghampirinya.

Aga tersenyum tipis. "Padahal cuma dua   hari lho. Gak bisa nahan kangen ya?"

"Gak bisa!" Sifatku yang sekarang tidak ada canggung-nya dengan Aga, entah semenjak hamil aku semakin manja saja.

Aga terkekeh pelan, dia sekarang jadi lebih berekspresi tentunya aku sangat bersyukur.

Aku membiarkan Aga untuk bersih-bersih dulu, setelah ini aku mau ajak dia ke mall buat belanja keperluanku nanti. Kata Aga aku tidak boleh memakai heels lagi selama hamil. Maka-nya aku mengajak dia untuk membeli beberapa flat shoes.

Setelah sepuluh menit di kamar mandi Aga keluar dengan handuk sepinggang-nya aroma sabun menguar di seluruh kamar. Aku biarkan Aga memasuki walk in closet untuk mengambil pakaiannya.

"Kamu ada janji sama aku Ga." ujarku ketika ia sudah keluar dari walk in closet-nya.

Aga mengerutkan keningnya. "Janji apa?"

Nahkan sudah aku duga dia akan lupa. Padahal baru kamarin juga aku ingatkan di telepon. Sekarang malah lupa lagi.

"Katanya kamu mau nemenin aku ke mall! Gitu aja lupa." ucapku kesal.

"Oh iya. Mau berangkat sekarang?" tawar Aga.

"Ayo!"

"Eh jangan lari La, kamu lagi hamil." teguran Aga, berhasil menyadarkan ku. Yaampun saking excited nya aku lupa kalau sedang mengandung.

Aku hanya membalas senyuman tipis saja, dan masuk ke walk in closet untuk berganti pakaian.

***

"Menurut kamu pilih yang warna hitam apa putih Ga?" Aku mengangkat dua buah flat shoes yang aku pilih, modelnya sih sama tapi aku juga suka kedua warnanya.

"Kalau bingung, dua aja sekalian." ujar Aga tanpa repot-repot membantuku memilih.

"Ih, kamu gak niat pilihin!" ucapku cemberut.

Aga terlihat menghela napasnya, tuh kan dia udah bosen kayaknya. Memang sedari tadi aku tidak berhenti belanja. Mencari-cari yang aku suka. Dan setelah ketemu. Malah aku bingung dengan kedua warnanya.

Karena tidak mau menambah kekesalan Aga, akhirnya aku membeli dua sekalian. Uang Aga kan banyak, jadi tidak masalah bagiku.

"Yaudah aku beli dua-duanya."

"Nah itu lebih baik, ayo habis ini kita ke resto yang kamu pingin, katanya mau makan waffle."

Mau tidak mau aku menurutinya, padahal aku masih ingin melanjutkan belanja dahulu.

Aku dan Aga bergandengan tangan menuju resto tujuan kita, jarang-jarang kita kontak fisik di depan umum begini. Mumpung Aga sudah jinak aku bisa leluasa menggandeng tangganya kapanpun. Tapi kadang Aga dulu yang memulai membuatku semakin senang saja.

"Kamu duduk disini biar aku yang pesan." ujar Aga ketika kita telah sampai di resto langganan ku. Aga mencari tempat duduk yang agak ke pojok dekat dengan kaca memperlihatkan pemandangan jalan ibu kota yang di penuhi kendaraan.

Aku mengangguk saja menanggapi Aga.

Setelah beberapa menit Aga sudah duduk di depanku. Dan tak berapa lama pesanan kita datang, sepertinya aku sedang ngidam. Tiba-tiba saja meningginkan waffle, padahal aku tidak terlalu suka makanan satu itu. Tapi setelah di hidangkan di depanku, aku jadi tidak sabar mencicipi.

"Senang banget keliatannya." ujar Aga terkekeh pelan, kala melihatku sangat lahap memakan waffle. Bahkan dia membantu memotong waffle menjadi kecil-kecil agar aku bisa langsung memakannya.

"Iya ternyata enak Ga, padahal dulu aku nggak terlalu suka." Aku tersenyum menanggapinya.

"Katanya kalau ngidam yang manis-manis anaknya perempuan." celetuk Aga tiba-tiba.

Aku menatap Aga yang tersenyum ke arahku.

Apa iya? Kok aku malah tidak tahu. Apa Aga mengiginan anak perempuan?

"Jangan di pikirin, apapun jenis kelaminnya aku juga bakalan sayang banget La." ucap Aga sambil mengelus perutku. Membuatku sedikit menegang, tapi aku juga ikut tersenyum kala melihat Aga yang semakin tersenyum lebar.

***

[BERSAMBUNG]

Yeay aku update lagi.

Tetap setia kan sama Kaila dan Aga.

Next chapter ya...

Luv-Luv

Marriage Life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang