2. Pindah Rumah

77.6K 4.2K 39
                                    


Happy Reading!

____

Setelah drama semalam aku menjaga sikap di depan Aga bahkan tidur pun aku kasih punggung aja, jangan kalian bayangkan malam pertama akan ada hal-hal negatif yang ada di pikiran kalian! Big noo. Atas dasar apa dia bisa bicara begitu, masa aku nggak boleh berharap lebih sama suami sendiri? Umur udah 29 tahun tapi kok nggak luas sih pemikirannya.

Dan yang sedang aku lakukan pagi hari ini adalah memasak sarapan pagi, pencitraan boleh lah ya kan udah jadi menantu.

"La ya ampun kamu toh yang bikin sarapan? Kok gak bilang sama Mama sih biar Mama bantuin."

"Nggak papa Ma, cuma nasi goreng aja kok gampang."

Jangan kalian pikir aku nggak bisa masak! bisa sih bisa, kadang cuma males aja lebih praktis beli tapi kalo soal buat roti dan yang lainya bisa di bilang jago! Ini semua berkat tutorial masak-masak di Internet sekarang apa-apa mudah.

"Yowes, kamu panggil aja suamimu. Ini biar Mama yang bawa ke meja makan."

Mama keturunan jawa asli makannya ada logat jawanya. Untungnya beliau baik banget sama aku, nggak marah sedikit pun atas adanya pernikahan ini. Malah ngasih wejangan untuk sabar aja ngadepin Aga 'lama-lama juga cinta' witing tresno jalaran Soko kulino (Cinta datang karena terbiasa) itu katanya. Aku sih enjoy aja yang penting kan uang hahaha, becanda.

Aku menuju halaman belakang rumah setelah sholat subuh tadi Aga pamit buat nge Gym sebentar di belakang rumah, memang rumah ini luas banget. Aku aja cuma tinggal di Apartemen. Dulu sempet ditawari buat tinggal satu rumah tapi ya nggak enak juga kan.

"Ehm! Ga disuruh sarapan sama Mama."

Gimana nggak canggung coba, ngeliat Aga push-up plus banjir keringat, hot gimana gitu Plis ya harusnya aku bisa sentuh itu tub- Anjir apa-apan pikiran lo ya La!

"Iya duluan."

"Tapi disuruh Mama bareng-bareng." aku masih ngotot.

Mode dinginnya lagi kumat nih, paling males liat Aga begini, dulu dia itu waktu masih single masih main bareng sama aku nggak gini-gini amat, setelah pacaran sama Clarinna aja di kayak jaga jarak emang dasar bucin!

"Masih keringetan." Aga menghela napas.

"Yaudah, terserah."

Tekanku kesal. Lama-lama bisa bikin tua juga deket sama Aga sia-sia Skincare ku.

"Bilang aja nggak mau ada aku." gumam ku pelan entah dia dengar atau nggak biarin aja lagipula kita juga nggak sedekat dulu.

"Ini masih keringetan La, tolong jangan Negatif mulu pikiran kamu."

Langkahku terhenti, semenjak pacaran dengan Clarinna, Aga sering menolakku Aku suruh anterin buat beli buku aja dia tolak, separah itukan virus seorang Clarinna.

"Memang bener kan semenjak pacaran sama Clarinna kamu selalu ngehindar dari aku Ga!"

Lepas sudah hal yang ingin aku katakan kepada Aga, saking kesalnya aku sampai mamakai nada tinggi.

"Kenapa jadi bawa Clarinna." dibela pastilah dia mana mau perempuan yang dia cinta disalahin!

"Terserahlah, males!"

Kutinggalkan saja daripada nanti ribut kan, pagi hari yang penuh emosi! Entah aku yang lagi sensi atau Aga yang memang menyebalkan.

***

Sarapan diisi dengan keadaan hening setelah acara adu argumen aku dengan Aga, ternyata dia menyusulku! Entah dia nggak mau ribut atau apa tapi cukup buat ku terenyuh.

Sakit hati bertahun-tahun ternyata nggak mengurangi rasa cinta ku kepada Aga, nyatanya perasaan itu masih melekat di hati. Walaupun udah kecewa aku masih aja punya perasaan sama dia. Sampai saat ini belum berkurang sedikitpun. Resiko cinta pertama ya begini susah dilupain.

"Jadi pindahan sekarang Ga." itu Mama Mertuaku yang bertanya.

"Iya Ma."

"Mbok ya besok-besok kan bisa kenapa mendadak banget." Mama Wulan mulai lagi cerewetnya. Kok bisa beda sama anak laki-lakinya itu, Mama Wulan aja cerewet sedangkan aga ngomong kalau perlu.

"Nggakpapa lah Ma mungkin mereka butuh privasi." Papa Erlan Mertuaku, juga ikut menimpali. Aku sih cuma bisa diam aja. Malu mau ngomong apa.

Sedari tatapan adik perempuan Aga yang masih SMA sinis terus kearahku, hmm kalau bukan adiknya Aga udah aku balas! Mungkin karena kecewa yang dinikahi kakaknya itu bukan Clarinna. Secara dia paling keras menolak adanya pernikahan ini, mungkin dia makin benci sama aku. Yaudahlah pusing banget harus mikirin sakit hati sendiri ntar.

"Oh ya, kamu buatin Mama cucu yang banyak ya Ga? duh gasabar Mama. Mau timang cucu, pasti lucu-lucu." apasih Mama, kan aku jadi malu.

"Kita baru menikah Ma."

"Yo ndakpapa, Penting kan mau program hamil, iya kan La?"

"Eh-emm iya Ma." duh malah jawab iya lagi dikira aku yang gak sabar!

"Tuh kan Ga. Kaila mau-mau aja kok, udahlah pokoknya langsung gas aja!" Mama Wulan masih ngotot aja.

"Astaghfirullah Ma ada aku lho, hargai yang belum menikah!" Erza adik Aga yang masih kuliah, ikut menimpali.

"Selesaiin kuliah mu itu nanti tak kenalin sama anak temen Mama."

"Nggak ah, Erza mau pilih sendiri."

"Yaudah sakkarep-"

Pranng

Suara dentingan sendok beradu dengan piring, yang palakunya adalah Dinda si adik Aga yang super julid mangagetkan semua yang makan di meja. Apa-apaan sih.

"Dinda nggak sopan kamu, anak perempuan kok begitu!" kan rasain deh! Mohon maaf nih tapi kelakuan mu itu bener-bener kayak anak kecil.

***

Setelah drama di meja makan tadi pagi, siangnya aku dan Aga langsung menuju rumah baru kami, luas banget! Sesuailah sama ekspektasi ku!

"Barang-barang mu banyak benget." sedari tadi Aga sibuk menata barang-barang kami, lebih banyak barangku sih.

"Itu di Apartemen masih ada." kataku pelan.

"Ada lagi?" tanya aga dengan ekspresi entah soalnya datar terus kalo nanggepin.

"Iya tapi tunggu beli lemari lagi Ga, udah nggak muat."

"Hmm yaudah."

"Laper nggak mau aku pesenin Go-food?" Aku mencairkan suasana biar nggak canggung amat lah.

"Pesen aja La, pakai hp ku, di nakas tadi."

"Okee."

Ini tuh rekor Aga bicara lebih banyak sama aku setelah kita loss kontak, semoga aja Aga bisa nerima pernikahan ini dengan baik dan gak ada drama-drama perselingkuhan nantinya, kan nggak lucu. Ini masih awal masih banyak lagi rintangan yang harus dilalui. Kayak drama aja! pokoknya jalanin dengan enjoy aja nanti lama-lama pasti terbiasa, dan aku ubah keputusan ku buat move on dari Aga, ini saatnya buktiin cintaku ke Aga itu tulus dari dulu sampai sekarang.

[BERSAMBUNG]


Next Chapter

Marriage Life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang