24. Kabar baik atau buruk

72.8K 3.8K 44
                                    

Jangan lupa vote dan komen yang banyak ya!

Happy Reading!

_____

"Kamu salah makan apa?" tanyaku kepada Aga yang pagi-pagi begini dia mengalami muntah-muntah.

Aga hanya menggelengkan kepalanya pelan, tenaganya terkuras habis hanya untuk bolak-balik ke kamar mandi.

Heran juga dia biasanya jarang sakit, sekalinya sakit malah begini. Ini pertama kali aku lihat Aga muntah-muntah.

"Ke rumah sakit aja gimana Ga?" ucapku sambil memijat tengkuknya.

Aku tidak tega melihat wajah Aga yang terlihat pucat.

"Gausah, buat tidur bentar pasti sembuh."

Aku berdecak pelan, tidak begitu heran dengan Aga yang susah sekali untuk di ajak ke rumah sakit. Dari dulu dia memang begitu, sakit hanya mengandalkan 'nanti juga sembuh'.

Padahal, aku juga perlu tahu. Kenapa dia sakit begini.

"Yaudah, istirahat aja. Gausah kerja dulu. Kali ini harus nurut!"

Aga memang susah untuk melepas pekerjaannya, workaholic banget hidup dia!

"Hari ini ada meeting penting, gak bisa di tinggal." Aga menjawab dengan suaranya yang terdengar serak. Mukannya pun sudah pucat.

Nah kan, Aga memang susah untuk berhenti bekerja, dari dulu dia memang sangat suka sekali dengan pekerjaan. Mana mau dia disuruh untuk berhenti. Termasuk keras kepala juga kan!

"Kali ini libur dulu Ga. Lebih penting kesehatan kamu! Jangan keras kepala, di bilangin istri sendiri kok nggak nurut!"

Aga hanya menghela napasnya, mau tidak mau akhirnya ia mengangguk. Menuruti perintah ku, dan membantu menuntun Aga untuk berbaring lagi di ranjang. Mungkin dia kelelahan setelah bekerja tanpa henti.

***

Sore saat akan membawa Aga ke rumah sakit, Mama mertuaku tiba-tiba datang ke rumah beliau sedikit mengomel karena aku dan Aga jarang datang ke rumah. Ya gimana lagi aku dan Aga sama-sama sibuknya.

Baru saat Mama Wulan selesai mengomel, aku mengabarkan kalau Aga sedang sakit.

"Lho sakit apa La, dasar ya anak itu! Pasti kerjaan aja yang di urusin. Tanpa mikir badan-nya!"

Nah kan, Mama Wulan pasti akan lebih mengomel lagi.

"Muntah-muntah Ma, sama kepalanya sedikit pusing, rencananya aku mau bawa ke dokter. Buat periksa."

"Itu anak! Pasti kecapekan kerja, dimana dia sekarang! Mau Mama  marahin dulu. Oh ya kamu panggil dokter keluarga kita aja, jangan keluar La. Nanti kamu kerepotan."

Mama Wulan berbicara tanpa henti, dan hanya menyuruh menelpon dokter keluarga, sedangkan dia melangkah menuju kamar kita. Pasti Aga akan kena marah lagi dengan Mama mertuaku itu. Biarin aja siapa suruh kerja Workaholic.

Setelah selesai menelepon Dokter yang di maksud Mama Wulan, aku ikut menyusul ke atas, tepatnya kamarku dan Aga. Dimana tadi Aga sedang tidur. Dapat aku dengar sayup-sayup Mama Wulan sedang mengomel juga.

"Kamu ngak kapok apa Ga, bolak-balik rumah sakit!"

Aku hanya bisa menahan senyumku, ketika melihat Aga pasrah saja, mendengar petuah Mamanya.

"Ya Aga mana tau Ma, bakalan sakit." Aga menjawab seadanya.

Mama Wulan berdecak. "Pasti kamu tetep maksain walaupun sakit nggak di rasa!"

Marriage Life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang