Vote dan komen ya.
Happy Reading!
***
Sudah hampir dua minggu kejadian di mana Aga mengalami kecelakaan, dan hubungan kami nyatanya semakin membaik saja, Aga sekarang mencoba lebih terbuka denganku. Apa dia benar-benar ingin pertahankan pernikahan ini? Tapi aku masih belum yakin terhadap Aga, move on itu susah. Apalagi orangnya selalu berdekatan dengan kita. Seperti aku, yang ternyata susah untuk move on.
Tapi yang mengejutkanku dia akhirnya mau untuk menjadikan hubungan ini lebih baik. Walaupun aku masih ragu untuk memulainya, takut tidak sesuai ekspektasi nantinya sakit sendiri lagi.
"Nanti malam jangan lupa," ucap Aga sambil mengancingkan kemejanya, tangannya udah lumayan sembuh.
"Iya, masih nanti malam juga,"
Malam nanti ada acara rekan bisnis Aga, yang pasti akan di hadiri oleh orang-orang petinggi. Pasti banyak yang belum tau Aga sudah menikah. Kemungkinan besar akan ada pertanyaan di benak mereka siapa diriku. Aku sih udah pasrah mau di perkenalkan atau tidak dengan Aga.
"Tangan kamu udah nggak sakit Ga?" tanyaku, soalnya dia mau pakai mobil untuk ke kantor.
"Udah," jawabannya menyakinkan ku.
"Atau mau aku aja yang nyetirin. Tapi jangan pakai mobil kamu."
Mobil Aga itu rata-rata susah di kendarai untuk ukuran perempuan. bisa-bisa kagok, entar jadi masalah di jalan.
"Nggak usah, kita bareng aja sekalian."
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban, Aga memang susah untuk di bantah. Jadi aku manut saja apa kata dia. Aku belum ada rencana untuk resign dari kantor Wildan, entah kapan itu. Mungkin saat aku udah memiliki anak dengan Aga, eh mikirnya kejauhan banget.
***
Kita telat!
Iya, telat ke undangan rekan bisnis Aga, kebiasaan Aga yang sering lupa kalau udah bekerja! Alhasil aku menunggu sampai ber jam-jam di rumah. Telepon dia pun juga mati yang mengakibatkan susah untuk di hubungi.
"Kamu sih Ga, udah tau ada undangan masih aja lupa," Aku menggerutu pelan, padahal tadi pagi dia yang mengingatkanku.
"Iya maaf, tadi sekaligus ada yang harus di cek."
Aga dengan tenang mengendarai mobil, berbeda denganku yang sedari tadi deg-degan. Padahal cuma ke undangan rekan bisnis Aga, memang ini pertama kalinya aku di bawa menghadiri undangan. Biasanya dia sendiri yang berangkat.
Setelah hampir setengah jam Aga mengendarai mobil, akhirnya mobil ini berhenti juga di ballroom hotel mewah tempat acara. Jangan banyangkan Aga akan membukakan pintu untukku. Yang dia lakukan malah berjalan cepat sampai-sampai aku ketinggalan beberapa langkah darinya.
"Aga!" Aku menjerit tertahan.
"Eh lupa La, maaf." ucap Aga di sertai senyum kikuk.
Nggak heran sih orang dia biasanya sendiri.
Suasana di dalam ternyata lumayan ramai, Aga cukup di kenal juga, bahkan beberapa ada yang menyapa kami. Raut mereka jelas sekali terlihat kepo kepadaku, yang aku lakukan hanya tersenyum tipis saja, bingung mau menyapa bagaimana. Sedangkan aku tidak mengenal mereka.
Aga menggandeng tanganku menuju tempat di mana pemilik acara sedang berbicara dengan para tamu.
"Loh, gue kira tadi bareng Clarinna Ga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life (Completed)
ChickLitMenikah dengan teman sendiri, bisa dibayangkan? Kaila Syifana tak menyangka bisa menikah dengan Aga Rion Danendra. Di saat ia sudah putus asa akan cinta bertepuk sebelah tangannya terhadap Aga. Pernikahan ini terjadi karena perintah dari Papanya. da...