13. Reuni yang Gagal

57.5K 3.6K 86
                                    


Jangan Lupa pencet Bintangnya

Happy Reading

_____

Setelah kejadian di mana Aga menciumku untuk yang pertama kalinya, kita merasa agak sedikit canggung. Aga juga sedikit menghindari ku, awalnya ciuman kami akan berlanjut tapi kelihatannya Aga belum siap.

Malam nanti kita juga menghadiri acara reuni yang diadakan teman-teman kita sewaktu SMA, sebenarnya aku agak malas. Pasti ada yang menyalahkan ku atas pernikahan yang tak diharapkan ini.

Tapi mau tidak mau aku harus datang, nanti mereka kira aku pengecut. Sudah biasa aku dihujat, kebal dengan ucapan mereka, aku sih tidak terlalu menganggap. Tidak ada gunanya juga kan? Buang-buang waktu mengurusi yang tidak perlu didengar.

Siang ini aku menghampiri Aga untuk makan bersama, kita memang jarang bersama setelah Aga dan Clarinna pacaran. Sekarang malah aku yang jadi istrinya, tatapan para karyawan pun terlihat tidak suka kepadaku. Mereka kan memang tahunya bukan aku yang jadi pacar Bos mereka, mereka taunya aku pelakor, padahal tau cerita aslinya pun tidak! Pokoknya asal nuduh aja.

Tanpa memperdulikan resepsionis aku langsung saja membuka pintu di mana ruangan Aga, terlanjur kesal dengan tatapan para karyawan-karyawan di sini.

Aga lumayan terkejut saat aku membuka pintu tanpa permisi.

"Kenapa sih La?"

Aku berdecak pelan seraya duduk di kursi depan Aga "Karyawan kamu kok ngeliatin aku nggak nyantai." lanjutku dengan bibir cemberut.

"Gak usah diladenin lah," Aga berucap tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptop di depannya.

Punya suami gini amat tentunya dalam hati aku mengucapkannya.

"Ya gak bisa lah, gak nyaman tau." ucapku kesal, karena melihat Aga yang seakan biasa saja. Iyalah dia nggak tahu rasanya karena cuma aku yang dipandang rendah oleh mereka.

"Jadi makan siang nggak?" Terlihat menghindari topik pembicaraanku, Aga malah bertanya lain. Sabar harus sabar punya suami gak pedulian ke istri.

***

Malam ini aku bersama Aga berangkat menuju tempat reuni yang diadakan teman SMA kami dulu, yang artinya ketemu dengan Clarinna lagi, entah mengapa perasaan ku tidak enak saja saat kemarin memergoki mereka berdua bersama. Wajar saja aku masih berfikir negatif karena melihat hubungan mereka yang sudah lama terjalin.

Kami tiba di restoran yang lumayan mewah. Dapat terlihat beberapa orang sudah ada disana.

"Wih pengantin baru udah dateng nih." Siapa lagi jika bukan Wildan yang bicara.

Aku tidak memperdulikan ucapannya yang ku lakukan hanya mencari tempat yang agak jauh dari orang-orang julid.

Belum ada kehadiran Clarinna di sini, padahal sudah hampir banyak orang yang datang. Tentu mereka tidak akan mengajakku berbicara, mereka semua memihak Clarinna dan aku hanyalah penghalang kebahagiaan bagi mereka.

"Kaila," Aga memanggil ku pelan, setelah menerima telepon entah dari mana.

"Kenapa Ga?"

"Mobil Clarinna mogok di jalan, dia minta tolong aku jemput."

Aku terdiam sebentar, heran dengan Clarinna katanya dia tidak akan menggangu hubungan ku dengan Aga lagi, bukannya aku melarang Aga tapi jika terus seperti ini aku yakin Aga akan susah Move on darinya, dari sekian banyak teman kenapa juga Clarinna hanya memilih Aga.

"Boleh nggak?" Aga bertanya lagi saat aku masih belum menjawab.

Berfikir sebentar tapi akhirnya aku mengalah saja "Iya jemput aja."

Tanpa banyak kata Aga segera berjalan cepat menuju mobil, segitu takutnya dia Clarinna kenapa-napa? Aku hanya menghela nafas pelan menyibukkan diri dengan handphone lagi.

"Ada pelakor nih."

Tapi ketenangan ku ternyata diusik oleh celetukan slaah satu teman Clarinna entah siapa namanya aku lupa, tapi perkataannya membuatku emosi.

"Kalo lo semua gak tau apa-apa mending diem!" kataku penuh penekanan. Dapat aku lihat mereka lumayan terkejut.

Mereka melakukan aktivitas masing-masing dan tidak berlanjut membantahku, syukur lah aku juga sedang malas berdebat. Mana Aga lama banget lagi padahal kan pengen segera pulang saja, reuni begini paling malas aku hadiri. Apalagi punya teman yang sangat julid semua.

Satu pesan masuk, yang membuat mood ku hilang seketika.

Clarinna luka tadi kejambretan, aku bawa ke rumah sakit, kamu nanti bareng Wildan ya pulangnya.
Maaf

Aku menghela nafas pelan selalu Clarinna yang ia pedulikan tanpa memperdulikanku di sini. Disuruh pulang bareng Wildan pula kenapa tadi nggak nyuruh Wildan jemput Clarinna.

Gak ada gunanya juga aku disini sedangkan suami malah bantuin perempuan lain.

Pikiranku saat ini hanya ingin sampai rumah tidur dan menghilangkan fikiran negatif yang bersemayam di otak.

Kalian tahu? Sampai jam sebelas malam pun Aga juga belum pulang, entah apa yang dilakukan bersama Clarinna di luar sana. Sebenarnya ingin masa bodoh saja tapi pikiran ku semakin tidak nyaman, Aga sama sekali tidak menghubungi ku, terakhir kali juga di restoran tadi mengabarkan kalau ingin membawa Clarinna ke rumah sakit.

Tapi harusnya dia mengabariku bagaimanapun juga aku ini istrinya.

"Punya laki satu malah ngurusin orang."
jeritku tertahan. Kesal bercampur marah menghadapi kelakuan Aga.

Baru saja aku ingin menelfon Aga, satu pesan masuk yang semakin membuatku emosi.

keadaan Clarinna lumayan parah kayaknya bakal nginep, kamu tidur aja duluan.

Segitu pedulinya Aga? Kenapa sih dia gak pernah berubah, atau memang dia tidak pernah memperdulikanku? Tanya aku udah pulang aja nggak. Dia cuma ngabarin kondisi dari Clarinna. Entah sampai kapan Aga akan seperti ini terus menerus apakah harus aku dulu yang mengalah pergi dari kehidupannya?

BERSAMBUNG


Gimana Chapter ini, kalian kesel sama Aga?

See you :)

Typo koreksi ya.

Marriage Life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang