28. Bahagia

55.3K 3.1K 30
                                    

Jangan lupa vote ya.

Happy Reading

____

Perutku semakin besar saja, sekarang sudah memasuki bulan ke 8 waktu berlalu begitu cepat. Dan pastinya Aga juga tambah bucin kepada calon anak kami, setiap saat dia mengajak bicara dan mengelus perutku pelan. Sifat Aga ini benar-benar berubah, dari yang awalnya dingin terhadapku. Sekarang jadi makin hangat, rasa-rasanya masih seperti mimpi.

"Ngelamunin apa?" Aku menoleh ke samping dan menemukam Aga yang berjalan ke arahku. Saat ini aku sedang berada di taman belakang rumah.

"Rahasia dong! Kamu bukannya mandi dulu kok malah kesini sih." Penampilan Aga sudah beda dari yang tadi pagi, kemeja putih yang sudah di gulung sampai siku dan dasi yang sudah longgar. Entah kemana jasnya.

"Iya ini mau mandi, mau cepat peluk anak Papa." Aku menyipit kearahnya.

Aga memang akan mandi dahulu sebelum bermanja dengan anak kita yang masih di dalam kandungan ini. Walaupun sekedar usapan di perutku.

"Yaudah gih sana mandi! Kamu bau." ucapku pura-pura menutup hidung.

"Iya-iya Bu Boss." Aga bangkit dari duduknya dan mengusap kepalaku sekilas, setelah itu baru dia pergi melenggang ke dalam rumah.

*****

Pillow talk, hal yang aku lakukan dengan Aga sebelum tidur. Dari membicarakan jenis kelamin anak kami. Olahraga untuk ibu hamil. Dan hal-hal yang lain, berkaitan dengan kehamilan ku ini, rasanya tidak menyangka saja. Hubunganku dengan Aga berjalan sampai sekarang, walaupun aku belum tahu badai apalagi yang menerjang kita nanti. Tapi aku akan berdoa supaya keluarga kecil kami nanti hidup bahagia.

Oh, ya. Clarinna dan Wildan sudah menikah dua bulan yang lalu. Kami juga baru double date beberapa waktu kemarin. Mereka terlihat bahagia sih.

"Tuh kan ngelamun lagi." Aga meneggurku kala aku diam saja, padahal ada banyak yang aku pikirkan.

"Mikirin apa sih kamu?" Aga kembali mengajukan pertanyaan-nya.

"Aku gak sabar nunggu anak kita lahir, enaknya lahiran normal atau sesar aja ya Ga?"

Ini juga yang membuatku bingung. Katanya lahiran sesar, jarak untuk hamil lagi bisa lama.

"Aku serahin semua ke kamu, kamu mau gimana. Tapi kalo di rasa kamu gak sanggup normal, ya sesar aja gakpapa."

"Aku pasti bisa kan Ga?" Ini yang sedari lama aku takutkan, sebentar lagi aku akan melahirkan dia ke dunia. Aku takut gagal.

"Hey, don't worry. Aku akan selalu di samping kamu. Jangan takut, aku yakin kamu pasti bisa, dimana nih Kaila yang ambisius. Kok jadi mewekan gini sih." ucap Aga yang malah di sertai tawa meledeknya.

Aku memukul lenggangnya pelan. "Tuh kah malah ngeledekin ih!"

Aku bergerak membelakanginya, biar tau rasa!

Tapi yang Aga lakukan malah memelukku dari belakang, dasar! Dulu aja gak mau pegang-pegang, sekarang malah paling Agresif.

"Ngambek lagi nih?" Aga berucap pas di telingaku, membuatku merinding seketika.

"Aku bukan tukang ngambek!" ujarku kesal, ada aja tingkah Aga malam ini.

"Iya deh percaya." Tapi suara Aga terdengar meledekku.

Tanpa kata lagi, aku berbalik kearahnya dan mengigit lengannya kuat. Biar tau rasa! Main-main sama ibu hamil.

Tidak ku pedulikan Aga yang memekik kesakitan, aku malah puas melihatnya. Salah siapa ngeledekin ibu hamil yang moodnya gampang berubah-ubah untung masih aku gigit.

Marriage Life (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang