ALANDRA [END]

5. Berbeda Dari Yang Lain

* * *

"Cie yang makan malam sama Ketos," goda Keisha kepada Gladys saat melihat cewek itu memasuki kelas.

"Apaan sih!" Ketus Gladys.

"Ululu galak banget sih, Neng."

"Cha, diem. Gue lagi nggak mood." Keisha pun langsung terdiam, jika ia meneruskan menggoda Gladys maka ia akan kena amukan dari Gladys.

"Dys, tadi malam Alandra nelfon gue." Ucap Raina.

"Terus, hubungannya sama gue apa?"

"Dia itu nanyain lo, katanya tadi malam dia kerumah lo tapi lo nggak ada di rumah,"

"Terus Alandra bilang apa aja?" Tanya Keisha.

"Gue bilang aja, Gladys lagi makan malam sama kak Bimo."

"Bodoamat lah nggak ngurus gue." Sahut Gladys.

* * * * * *

Alandra bingung harus bagaimana caranya untuk mendekati Gladys. Tadi pagi, ia sudah mengirim pesan melewati Whatsapp namun sama sekali tidak di respon ataupun di baca oleh Gladys padahal Cewek itu sedang Online. Pasti kalian tau kan gimana rasanya chat nggak di respon padahal dia sedang aktif?

"Sialan!" Rafi dan Azka yang sedang makan Nasi Bungkus di sebelah Alandra langsung menoleh saat mendengar umpatan Alandra.

"Kenapa lo?" Tanya Azka.

"Stress ini anak. Meh, makan Nasi Bungkus tuh." Sahut Rafi.

"Bingung gue sama sifat Gladys, dingin banget sama gue."

"Mungkin dinginnya ke lo doang."

"Maksud lo?"

"Nggak jadi" Azka memilih tidak melanjutkan ucapannya daripada ia tidak diberi jawaban Ekonomi oleh Alandra nanti.

* * * * * *

TENG

Seluruh siswa dan siswi bersorak ria karena bel istirahat berbunyi. Begitu juga di kelas Gladys yang sedaritadi mendengarkan ocehan Bu Ida yang menerangkan pelajaran Matematika.

"Baiklah anak-anak. Bel istirahat sudah berbunyi, pelajaran Matematika cukup sampai disini dan kita lanjutkan minggu depan." Bu Ida membereskan buku dan segara keluar kelas.

"Baik, Bu." Serentak murid.

"Langsung ke kantin aja yuk, laper." Ucap Keisha.

"Ayo, kasian nanti bayinya Echa kelaparan." Sahut Raina.

"Bayi? Keisha punya bayi?" Tanya Gladys dengan muka polos.

Raina tertawa dan mengelus perut Keisha. "Nih bayi setan,"

"Sembarangan si Raina!"

"Gue kira beneran anjrit!" Mereka bertiga tertawa sambil berjalan keluar kelas, namun kaki mereka berhenti seketika saat melihat ada Bimo yang sedang berdiri di depan pintu kelas mereka.