Epilog

369 51 82
                                    

" Semesta bisakah segara kau akhiri semua luka ku? "

* * *

"Maafin semua kesalahan Keisha, ya." ucap Tante Keisha kepada semua teman-teman Keisha.

Tepat hari ini Gladys dan Raina menghantarkan sahabatnya ke rumah terakhirnya yaitu pemakaman. Tidak hanya Gladys dan Raina yang berada disana, Rafi, Azka dan Alandra pun turut membantu proses pemakaman Keisha.

Setelah selesai berdoa bersama tadi, warga yang ikut pun langsung pergi dari pemakaman kecuali para teman Keisha dan Tantenya.

"Kita semua udah maafin Keisha kok, Tan. Tante yang tabah ya, Keisha udah nggak sakit lagi disana," ucap Azka sambil menepuk pelan pundak Tante Keisha untuk menenangkan.

"Kamu cowok baik, Zka. Terimakasih udah bantu Tante buat jagain Keisha, kamu cinta terakhir Keisha."

Air mata Azka pun tidak sanggup terbendung lagi, air yang keluar dari mata itu langsung terjatuh membasahi pipinya.

* * * * * *

Setelah pergi dari pemakaman Keisha, Alandra menghantarkan Gladys pulang namun sebelumnya Alandra mengajak cewek itu ke sebuah taman yang tidak jauh dari kompleks rumah Gladys.

"Kita ngapain kesini?" tanya Gladys.

"Aku mau pamit sama kamu," jawab Alandra.

Yang tadinya Gladys menatap lurus ke depan kini menoleh ke arah wajah tampan Alandra karena cowok itu mengucap kata pamit.

"Maksudnya?"

"Dikit lagi kita ujian, terus lulus. Aku mau pergi ke Belgia, mau kuliah disana. Ini permintaan Papa," Alandra menundukkan kepalanya.

"Kenapa mendadak gini ngomongnya?"

"Nggak mendadak," Alandra mengusap air mata Gladys yang berjatuhan membasahi pipi cewek itu. "Ini waktu yang tepat."

Baru beberapa menit yang lalu Gladys berusaha tidak menangis kembali karena kehilangan sahabatnya dan sekarang dirinya harus menangisi Alandra yang akan pergi ke Belgia.

"Kenapa nggak kuliah disini aja? Kan-"

"Ini permintaan Papa, Dys. Aku nggak bisa nolak lagi,"

Alandra memeluk Gladys dengan kehangatan, sejujurnya Alandra pun tidak sanggup untuk pergi jauh dari Gladys ditambah lagi dengan suasana berduka seperti ini.

"Aku boleh cium kamu untuk yang terakhir? 2 Minggu lagi kan kita ujian, aku juga harus nyiapin semuanya buat ke Belgia. Nggak ada waktu buat kaya gini lagi," bisik Alandra.

Gladys langsung menganggukkan kepalanya.

Alandra melepaskan pelukannya lalu menunduk sambil memegangi dagu Gladys dan mendekatkan bibirnya kepada bibir Gladys.

Benda kenyal itu pun bersatu, Gladys menutup matanya dan merasakan kehangatan dari bibir Alandra, begitupun sebaliknya.

Bersambung

.
.
.
.
.

Mencintaimu adalah pilihanku. Senang, sedih adalah resiko ku karena aku telah memilihmu. Takkan pernah menyesal untuk tetap mencintaimu.
Bahkan, sampai detik ini kamu masih menjadi alasan kenapa hatiku tidak bisa menerima siapapun.

- Alandra Geovano

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang