Jisung, Chenle
Accident
©fedmydream°°°
“Hati - hati, oke? Jika airnya terlalu deras, apa peraturannya?”
“Mundur dua langkah.”
Chenle tersenyum sembari mengangguk. Pria itu lalu mengeluarkan capung dari balik telapak tangannya yang sedari tadi membentuk ruang. Melihat hewan tersebut, mata Jisung lantas melebar bersama segenap bintang - bintang yang muncul. Bak dipacu sesuatu, anak itu menjadi sangat bersemangat bersama kakinya yang mengentak - entak.
“Hyung mengambilnya untukmu. Ambillah.”
Menurut Chenle tidak ada yang lebih mendramatisir selain Jisung membungkuk 90 derajat padanya dan menerima capung tersebut setelah membersihkan jarinya dari debu dengan menepuk kedua paha. Kedua bola mata anak itu mungkin belum berkedip karena sibuk menatap capung seakan - akan hewan tersebut adalah bola yang bersinar.
“Aku akan pergi mencari capung lagi. Jika terjadi sesuatu, berteriaklah dengan kencang, maka aku akan mengetahuinya dan segera membantumu.” Jisung mengangguk dengan patuh.
Chenle tampak puas lalu berbalik untuk kembali mencari sang hewan bersayap tatkala Jisung segera turun menapaki tanah - tanah berair yang mendekati arus sungai. Capung di tangannya terjaga dengan baik, cenderung memperlihatkannya dengan cantik dengan sayap yang terbuka lebar. Jisung sangat senang hingga tidak menyadari bahwa ia nyaris terpleset dan mengotori celana biru langitnya.
Anak itu kemudian berdiri tepat di pinggir arus sungai yang deras. Sesuai pesan Chenle, segera kakinya mundur dua langkah.
“Aku harus mendapatkan ikan,” Jisung menggumam lalu mengedarkan pandangan mencari sesuatu yang bisa membantunya mendapatkan ikan. “Aku harus mendapatkan ikan..?”
Sejauh matanya menelisik, tidak ada yang ia temukan selain tanah berair dan bebatuan. Bahan alam tersebut tidak dapat membantunya untuk mendapatkan ikan. Jika ia harus kembali berjalan mendekati lahan kering, Jisung ragu ia bisa memenuhi waktu yang tersedia sampai Chenle kembali. Kakaknya tersebut mungkin akan mengomel jika ia kembali dengan tangan kosong.
Kemudian pandangan Jisung jatuh pada capung yang aman di tangannya.
“Capung-nim,” katanya pelan sebelum membeku setelah menyadari sesuatu.
Chenle memberikannya capung untuk memancing ikan datang.
“Huh?” Jisung langsung menolak keras - keras pikiran yang melintas dalam kepalanya. Dengan lembut, Jisung mendekap capung tersebut masih dalam keadaan aman di genggaman tangannya. Kepalanya menggeleng kecil sebelum memutar otak untuk mencari cara bagaimana ia akan mendapatkan ikan.
Mata anak tersebut lantas jatuh pada arus air sungai. Kepalanya menyamping secara tanpa sadar. Sejujurnya aliran tersebut tidaklah deras, itu hanya terlihat.. deras? Jisung pernah berlatih renang di kolam dengan aliran air yang deras di sekolah dan ia bisa mengatasinya. Gurunya juga berkata bahwa kedua kakinya memiliki ketahanan yang luar biasa untuk anak seumurannya, itulah mengapa Jisung mendapatkan nilai tertinggi di kelas renang.
Itu berarti ia bisa bertahan dengan kedua kaki ajaibnya di antara aliran sungai tersebut, bukan?
Meski wajah Chenle terbayang - bayang dalam kepalanya, tentang bagaimana pria itu memperingatinya soal peraturan air, Jisung tetap mendekati aliran sungai hingga jaraknya tidak terpaut lagi. Satu langkah maju, maka kaki Jisung sepenuhnya menyentuh air.
“Ayo kita berenang, capung-nim.”
Maka Jisung pun melemparkan diri ke dalam air bersamaan dengan teriakan Chenle di udara.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
SHALLOW - NCT Dream
Fiksi Penggemar[TAMAT] 💌 Kumpulan drabble/ficlet Dream dalam alur yang berbeda - Thursday, 210121 - Wednesday, 220615