Soil

260 15 1
                                    

Jisung, Renjun
Slice of Life
©fedmydream

°°°

Dalam sunyi, netra milik Jisung berputar lemah, menyiasatkan segenap usaha untuk tetap terjaga. Kerikil - kerikil kecil yang menempel pada wajahnya terasa menggelitik. Lebih jauh, liquid yang telah mengering pun juga meninggalkan kesan hampa nan katup. Jisung seharusnya bersyukur paru - parunya masih kuat memompa oksigen, setidaknya tulang rusuknya tidak patah dan berakhir meninggalkan lubang menganga. Akan tetapi, ruang gelap yang mengukungnya pun tidak membantu apa pun. Seluruh tubuhnya terasa nyeri, belakang kepalanya tak henti berdenyut, garis mata juga semakin lurus. Kala tenggorokan meneguk pilu, Jisung tahu kemarau telah terjadi.

“Jisung?”

Kegelapan membuatnya buta, tetapi kegelapan tak membuatnya urung mendengar. Jantung sang empu sontak mencelos kala suara lirih milik Renjun mengalun entah dari mana. Jisung berusaha bergerak, sekadar menunjukkan eksistensi melalui gesekkan lantai dengan celana. Meski demikian, napasnyalah yang berperan sebagai cahaya akibat usaha tidak sebanding yang dikerahkan.

“Park Jisung?”

Suara Renjun terdengar sangat rapuh, kecil, dan menyakitkan. Jisung ingin menghampirinya, mengatakan pada saudaranya bahwa ia masih hidup. Renjun mengalami banyak hal yang lebih sulit, dan pria itu bertahan untuknya. Namun, alih - alih menghampiri, bersuara pun Jisung tidak mampu. Anak itu telah sepenuhnya berbaring lesu.

“Aku takut..” Renjun tiba - tiba menangis.

Atas isak - isak yang memilukan, Jisung memilih memejamkan mata, menyerah pada takdir yang telah membawanya pada perjalanan kehidupan. Jisung tidak mengharapkan apa pun, tidak lebih dari sekadar kebahagiaan untuk semua orang yang telah bersamanya menempuh juang. Mereka dari kasta rendah tidak mungkin melampaui gunung emas. Jisung tahu tempat. Akan tetapi, rendah akan selalu menjadi rendah.

Dengan demikian, apa lagi yang menunggunya selain tanah?

°°°

Aku siapa? Kau siapa?

SHALLOW - NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang