Mark, Jisung
Tragedy
©fedmydream°°°
Mark berharap ini semua mimpi buruk dan ia akan segera terbangun, mendapat pukulan ringan dari Haechan yang berkata, tidur di siang bolong itu hanya dilakukan oleh orang yang malas latihan. Akan tetapi, berapa lama pun Mark bernapas, secepat apa pun matanya mengerjap, pria itu tetap merasakan bagaimana punggungnya terasa sakit karena berbaring di atas rerentuhan bangunan. Dari semua lampu di ruang latihan, hanya dua yang masih menyala dengan cahaya redup. Napas Mark tercekat, lirihan lolos bersama sekelebat memori yang muncul di kepala.
Mereka, NCT Dream, sedang melakukan latihan rutin di akhir pekan menjelang persiapan comeback. Seperti biasa, Jaemin datang terlambat sehingga mereka berlatih dengan jumlah anggota seadanya. Haechan juga belum datang, dia sudah mengirim pesan bahwa ada sesuatu yang harus ia kerjakan di ruang rekaman yang berada di lantai tujuh, sedang ruang latihan mereka berada di lantai lima. Renjun dan Chenle terus berbicara dengan bahasa Cina, sedang Jeno dan Jisung tengah menari untuk penampilan khusus di acara akhir tahun.
Kegiatan di hari itu terasa sangat normal, Mark hampir terlelap karena terlalu lama menunggu, ditambah dengan beban-beban tidak terlihat yang tersampir di bahunya setelah menggeluti pekerjaan di industri hiburan; menjadi idola. Pria itu sudah bersandar untuk menutup mata. Tidak sampai lantai di bawah mereka bergetar dan semua hal berlangsung dengan cepat. Telinga Mark tiba-tiba berdengung sangat keras dengan latar teriakan orang-orang. Perutnya terkocok karena tarikan gravitasi lalu--bugh! Kepala Mark terbentur dan ia mengerang kesakitan sebelum kegelapan merenggutnya.
Akan tetapi, saat kesadaran Mark mulai terkumpul, pria itu tidak bisa merasakan apa pun selain ketakutan yang menghimpit dada tatkala debu berterbangan di atasnya. Jarinya bergetar, ototnya terasa ngilu, Mark yang kini berusaha untuk duduk setelah terbaring dalam waktu yang lama--punggungnya terasa kaku.
Di tengah minimnya penerangan, dahi Mark berkerut mendapati kehancuran di sekitarnya. Ia tidak yakin masih berada di ruangan yang sama sebab tidak ada lagi kaca-kaca yang mengelilingi setiap sisi dinding. Semuanya hancur berserakan. Bahkan, langit-langit ruangan sudah menggelantung tampak siap menimpanya. Tidak hanya itu, tembok pun kini seperti remahan biskuit raksasa berwarna abu. Pria itu kemudian bangkit setelah bertumpu pada salah satu badan sofa--karena sofa di tempat latihannya terbelah.
"Choi S--Sonsaeng?" suara Mark amat parau melewati udara.
Kala keheningan menanggapi, ketakutan Mark meningkat begitu cepat sampai kedua tungkai kakinya melemah. "T--Tolong!"
"Seseorang? Tolong!!" Mark berteriak dengan keras.
Ia menggeram--menahan sakit--kala usaha untuk menghampiri pintu dilakukan. Balok-balok bangunan yang tidak terbentuk sesekali menghalangi langkah, membuatnya harus ekstra hati-hati karena tidak jarang memiliki sisi yang tajam. Bersamaan dengan hal tersebut, terdengar suara erangan seseorang dari belakang tubuhnya.
"Jisung?"
Cahaya remang-remang yang menaungi Mark tidak dapat membantunya untuk melihat siapa sosok tersebut. Akan tetapi, suara kecil dan khas milik seseorang akan selalu Mark ingat di luar kepala. Suara erangan yang kini semakin keras sehingga Mark segera menghampirinya. Saat itulah ia menyadari bahwa Jisung sungguhan bersamanya.
"Ya Tuhan, Jisung, kau baik-baik saja?"
Jisung tidak mengatakan apa pun melainkan menatap Mark dengan ketakutan dalam kedua sorot matanya. Anak itu lalu menerima uluran tangan sang teman dan bangkit bersama dalam hitungan ketiga. Secara lebih jelas, Mark dapat melihat beberapa luka gores di wajah milik Jisung. Bahkan, di sisi pelipisnya, darah tampak mengering.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHALLOW - NCT Dream
Fanfic[TAMAT] 💌 Kumpulan drabble/ficlet Dream dalam alur yang berbeda - Thursday, 210121 - Wednesday, 220615