Jisung, Jaemin
Friendship
©fedmydream
°°°
Ini tidak seperti Jisung selalu--yes, he is--mengendarai sepeda ke mana pun. Anak itu hanya menyukainya--hatinya berbunga-bunga--mengingat setiap usaha Jaemin mengajarinya untuk bisa memakai kendaraan sederhana dengan dua roda tersebut. Setelah pindah tangan dari Jeno karena pria itu menyerah, Renjun pun memenuhi peran sebagai pelatih ulung bersama eksistensi alis yang menukik which is Jisung tidak bisa mengikutinya. Itu melelahkan ketika kau harus mengatur fokus pada kaki untuk mengayuh sedang suara sang empu menggema satu taman. Renjun dengan semangatnya yang membara-bara... um, nope.
Kemudian bak malaikat, Jaemin menemani sesi latihannya dan menyadari sesuatu. Ketimbang memperhatikan dengan seksama, lebih tepatnya Jisung yang memberi kode mata tolong-aku-Jaemin-Hyung-aku-tidak-bisa-melakukan-ini-lagi-aku-lelah pada pria itu saat ia sempat keluar sesaat dari cengkeraman ponsel. Sejak saat itu, nama pelatih Renjun pun gugur berganti Jaemin sonsaengnim.
Alih-alih bayangan api di belakang sepeda Jisung, kini gelembung-gelembung sabun warna-warni hadir mendorong bahu anak tersebut. Berbeda dengan Renjun yang mendorongnya dengan penuh ambisi, Jaemin mengerahkan semua perhatian melalui titik-titik afeksi yang selalu Jisung sukai. Dalam waktu singkat, sesi latihan menjadi hal yang ditunggu-tunggu sang empu setiap minggu.
Pada malam di hari perayaan Jisung dapat mengendarai sepedanya, Mama Jisung mengundang Jaemin untuk makan malam di rumah. Jaemin tentu saja datang, bahkan membawa kudapan jalan sehingga referensi menu semakin banyak. Sepanjang waktu tersebut, Jisung tidak bisa berhenti bercerita betapa sabarnya Jaemin menghadapinya. Membuktikan perhatian sang tamu, anak itu pun menunjukkan kotak first aid mini yang selalu Jaemin bawa saat sesi latihan. Pipi Jaemin sepertinya sudah pegal karena tidak berhenti membalas senyum atas rasa terima kasih yang dilayangkan dua orang dewasa di sana. Jisung dengan segala chit-chat-nya.
Awal Mei kemudian menjadi hari Sepeda Jisung karena fuck--dia mengendarai sepeda merahnya ke mana pun di kota kecil Snohomish. Mark, si penjaga kasir toko swalayan, sampai menjuluki Jisung bocah roda dua karena selalu mampir membeli es krim menggunakan sepeda sedang jarak swalayan tersebut dari rumah Jisung tidak sampai 500 meter.
Kemudian Jaemin... err--tidak terhitung berapa banyak orang tua yang mampir ke rumahnya untuk mengikat kontrak agar pria itu menjadi pengajar sepeda bagi anak-anak mereka. Salahkan Mama Jisung yang menebar berita keberhasilan anaknya mengendarai sepeda di pesan suara kota. Cerita Jisung yang berumur 17 tahun tetapi belum bisa mengendarai rangkaian besi roda dua memang legendaris. Demikian keberhasilannya pun menjadi meledak.
"Seharusnya aku yang didatangi para orang tua dengan dua puluh dolar mereka," adalah kalimat pertama Renjun begitu tiba di sekolah.
Jeno, sebagai mantan pelatih Jisung, ikut berkomentar. "Tapi Jaemin pantas mendapatkannya setelah melatih seorang anak yang bahkan masih lupa posisis rem di mana."
"Aku mendengarmu!" Aku Jisung.
Just bunch of weirdos, i guess.
°°°
Meluangkan waktu untuk menulis di tengah kepadatan kuliah, mencoba gaya penulisan baru yang... berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHALLOW - NCT Dream
Fiksi Penggemar[TAMAT] 💌 Kumpulan drabble/ficlet Dream dalam alur yang berbeda - Thursday, 210121 - Wednesday, 220615