Rawr

145 12 3
                                        

Jisung
©fedmydream

°°°

Soal dunia, Jisung tidak berharap banyak. Waktu telah memberinya perahu untuk mengarungi lautan peristiwa dalam berbagai macam ombak. Ia mengingatnya dengan jelas, juga tidak, sebab sering tenggelam. Pada malam-malam yang tenang, Jisung tidak memiliki harapan apa pun agar destinasinya berakhir. Ia tidak tahan lagi. Akan tetapi, berdiam diri pun tidak memberikannya sandaran. Anak itu harus kembali berkelana, dan berkelana, sampai tujuannya tiba. Entah di mana.

Menyelami ruang kosong dalam hatinya, Jisung termenung dengan semesta menyorot sendu. Tanpa alasan di balik langkah, deru napasnya mulai melambat seiring rasa aneh yang mendiami pangkal hidung. Pikirannya berhenti sesaat kala aliran hangat melewati mulut; terasa amis di ujung lidah. Jisung tersenyum kala darahnya jatuh ke lantai setelah dagu.

Titik-titik merah lain menyusul.

Otak tidak mengerahkan usaha; kedua tangan yang teronggok di sisi celana. Jisung menarik napas dengan tenang lalu kembali merajut perjalanan. Seharusnya menuju lantai dua tidak perlu menghabiskan waktu lama. Ia pun tidak ingin larut dalam suasana sentimental. Maka ketika suara terkesiap menyambutnya setelah badan pintu, anak itu langsung menyeka kekacauan pada wajah.

“Astaga, Jisung.”

Jari-jari telah hinggap pada rahang, memaksa Jisung untuk mendongak dan diam di tempat. Mereka lantas berbagi tatapan, ungkapan tersirat mulai meluap, tetapi tidak ada satu pun yang bergerak membuka mulut. Jisung memilih diam kala sapu tangan sang empu menyentuh hidungnya. Noda darah yang tertinggal kembali menimbulkan cekatan napas.

“Kenapa kau bisa mimisan sebanyak ini? Kau beristirahat dengan baik, ‘kan?”

Jisung bungkam.

“Jisung, jawab.”

Dan akan selalu seperti itu.

°°°

Menggantung seperti SM menggantung teaser Dream🌚

Kesel😭 mau gigit orang aku🏃

SHALLOW - NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang